SULIT DIMENGERTI & KEPERGIANNYA

136 4 0
                                    

Aku mengingatnya kembali apa yang sudah dikatakan oleh Bryan pada ku ''Mungkin aku seperti ini karena kamu yang selalu ingin aku ada disampingmu''

Aku masih tidak mengerti apa yang dikatakan olehnya .

Kringggg kringgggg kringgggggg. Alaram handphone ku pun sudah berbunyi, dan aku langsung bergegas mandi.

Setelah selesai mandi aku langsung memakai seragam sekolah. Masa liburan sekolah telah usai dan selamat kembali ke dunia sekolah.

"Hufffffff" aku menghela nafas sambil menggandeng tas sekolahku. Aku pun langsung pergi menuju sekolah. Aku seorang anak tunggal dari Ibu dan Ayah ku yang sudah meninggal pada saat aku masih kecil. Mungkin akupun tidak mengenal mereka, dan sejak kecil aku sudah diasuh oleh Tanteku, Tante Intan. Dan tante ku sering bekerja di luar kota dan aku pun sudah terbiasa ditinggal sendiri, aku bersekolah di sekolah perguruan tinggi 'Kirin Art School' dan aku berada di kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Akhirnya sampai juga disekolah" ucapku pelan sambil memandang sekolah yang tidak asing bagiku.

"Hellena??.."terdengar suara yang tak asing memanggil nama ku , "Heyyyy, kemana saja liburanmu?menyenangkan?"tanya Erin teman dekatku. Aku dan Erin sudah berteman sejak SD.

"Aku hanya dirumah saja " jawabku sambil jalan menuju kelas.

Erin pun menggandeng tanganku sambil jalan menuju kelas.

"Hayy semuanyaa ?" teriak Erin sesampai dikelas, mereka yang ada dikelas hanya menertawakan Erin . Aku pun tidak terlalu mengopennya.

Pelajaran pertamapun sudah dimulai, dan aku masih teringat ucapan Bryan kemarin, dan sambil melihat bangkunya yang kosong dikelas. Setelah Guru keluar dari kelas tiba-tiba Erin bertanya

"Bryan enggak dateng yaah?"

"Hemmmm" jawabku dan langsung bergegas pergi ke perpustakaan.

Braakkkkk duppppduuppp ... "Sorry sorryy gue gak sengaja" ucap seseorang yang menabrakku

"Iya gak papa" jawabku sambil membereskan buku yang berserakan dilantai.

Sesampai dipustaka aku hanya menatapi HandPoneku. Geeeekkkrrrr greekkkkkkrrr "Bryan menelfonku!" ucapku dalam hati dan spontan mengangkatnya

"Halo?" terdengar suara yang tidak asing lagi bagiku.

"Iyaa, ada apa Yan?" jawabku sedikit kaku

"Pulang sekolah gue kerumah lo ya ?" katanya sambilan menutup telfon dan aku pun tidak sempat menjawabnya.

Geeeeerrrkkkkkkkkkkkkkk "Hellena, gue didepan rumah Loe ni" isi dari sms Bryan dan aku pun langsung bergegas keluar.

"Hai" sapa Bryan sambil senyum

"Hai juga" jawabku sambil membalas senyumnya.

"Masuk yuk ?" ajak ku sambilan jalan,"Kenapa? tumben banget Loe kemari ?" tanyaku langsung "Tadi kenapa lagi gak datang sekolah ?" sambungku lagii

"Males aja gue sekolah tadi" jawabnya santai "Lagian Gue mau pindah juga" sambungnya sambil menatap kearah ku.

"Pindah?" tanyaku sedikit terkejut,

"Iyaa" jawabnya.

"Kenapa? Ada masalah? kenapa tiba tiba Loe mau pindah ?" tanyaku agak sedikit penasaran

"Ahaha, biasa aja kali nanyanya. Takut nanti kangen sama Gue ya kalau gue pindah" jawabnya sambil tertawa . "Papa Gue pindah tugas jadi kan gak mungkin Gue tinggal sendirian dimarik, Mama Gue juga otomatis ikut kalau Papa gue gak disini"

sambungnya lagi.

"Ohh gitu ya ?" jawabku dengan wajah yang mungkin tidak terlalu bersemangat mendengar berita itu

"Tenang aja loe gue gak bakalan lupain loe kok" sahutnya dengan sedikit menggoda.

"Iyaiyaaa, gue tau." jawabku sambil agak tersenyum kecil.

"Gue malam ini berangkat makanya gue sekarang kemari"ucapnya sambil menatap ke arah ku.

"Cepet banget?" sambil menatap balik ke arahnya.

"Yahhh memang udah jadwalnya begitu" jawabnya lagi

"Hemmmm" jawabku dan mengangguk-anggukkan kepalaku.

Lalu tiba-tiba Bryan mengusap kepalaku bagaikan mengelus kepala anak bayi

"Jaga diri kamu baik-baik yahh? dan omongan aku yang malam kemarin gak usah dipikirin lagii, itu bukan apa-apa kok" ucapnya lembut dan langsung beranjak dari tempat duduk dan aku hanya mengangguk-anggukkan lagi kepalaku.

"Yaudah gue balik yah? daaaaa..." sambill melambaikan tangan kearahku, aku pun melambaikan tangan kearahnya.

Aku pun langsung masuk." Kenapa dia bisa tau ya kalau Gue mikirin kata-kata yang kemarin" ucapku dalam hati.

"Ahh. Pusing gue mikirinnya" teriakku sambilmembanting tubuhku ke atas kasur.    

Psikopat GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang