#ELLE POV
"Turun" ucapnya singkat. Aku menatapnya sebentar kemudian melihat keluar jendela mobil.
"Turun? Aku tidak yakin Ini pintu gerbang dunia fantasi yang akan kita kunjungi." ucapku ragu. Logan mendesah, kemudian membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Ia berjalan masuk kedalam gang kecil yang aku ingat sekali bahwa itu adalah tempat saat aku bertemu Greyson pertama kali kemarin malam.
Cepat cepat aku keluar dari mobil, mengejar Logan dengan berjalan pincang karena kakiku yang masih sakit dan diperban.
"Logan, Wait!" Teriakku memanggilnya, tetapi Logan terus berjalan menghiraukan diriku yang kesusahan berjalan, ia masuk kedalam sebuah ruko yang dari luar saja terdengar keras suara dentuman bass dari sebuah lagu.
***
"Logan.." Desisku dengan suara kecil dan bergetar. Bau alkohol dan gumpalan gumpalan asap rokok menyatu dan masuk kedalam hidungku, membuat kepalaku berdenyut ditambah dengan bayangan dimana kejadian saat aku masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Aku mulai ketakutan, tetapi aku terus menelusuri club ini, dengan kaki pincang demi untuk menemukan Logan yang sekarang sudah tidak aku ketahui ia dimana.
Aku menutup telingaku dengan tangan yang sudah bergetar cepat karena Dentuman musik beraliran cepat dan suara orang orang bersorak gembira semakin terdengar kencang. Kepalaku pusing, pandanganku mulai buram dan bergoyang goyang tidak jelas.
"Logan.." Desisku kembali memanggil, tapi suaraku kecil, tidak bisa melawan kerasnya suara musik. Tidak sadar aku sudah berjalan oleng, hampir terjatuh kebelakang jika tidak ada seseorang yang menolongku.
"Hei, gadis cantik. Kau kenapa? Ayo kita duduk dibar" ucap seorang pria yang dari suaranya aku tidak ketahui ia siapa. Aku mengernyit, menatapnya yang tidak begitu terlihat karena remang remangnya lampu. pria itu membantuku berjalan, menuju bartender. Ya ampun, aku sudah lemas karena terlalu ketakutan.
"Kau minum ini dulu, agar pusingmu hilang" ucapnya didekat telingaku sambil memberiku segelas kecil air berwarna putih. Dari baunya, aku tidak mengenal minuman apa ini, baunya cukup membuat hidungku sakit karena baunya sangat kuat sekali.
"Sudah minum saja, kau pasti ketagihan." Aku menggeleng, tidak mau. Pria itu mendesah, menekan kedua pipiku dengan cukup kencang, membuat mulutku terbuka bebentuk huruf 'O' kemudian ia mencekokan minuman itu kedalam mulutku. aku terkejut, mengernyit saat minuman itu masuk ketenggorokanku. Rasanya aneh, tetapi ada rasa hangat diperutku. Pria itu tertawa kecil sambil menatapku. Aku hanya diam, menatapnya dengan bingung karena aku tidak tau kenapa aku merasakan diriku terbang.
"Kau mau lagi?" Aku tersenyum kecil kemudian mengangguk.
***
#AUTHOR POV
Greyson melihat jam dinding yang menempel diatas televisi, sudah jam 7 malam dan ia tidak mengetahui Elle dimana dan kemana. Ia bangkit dari duduknya disofa, mematikan televisi, mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar rumah menuju mobilnya yang diparkir. Ia punya firasat bahwa Logan yang membawa Elle, dan ia yakin Logan membawa Elle ke club malamnya.
Greyson berjalan masuk kedalam gang kecil yang gelap itu, masuk kedalam club malam milik Logan sambil melihat sekitar mencari Elle ataupun Logan.
Ia melihat Logan sedang bercumbu dengan wanita, disebelah Logan ada Cody dan Yair yang sedang berbincang kadang kadang tertawa terbahak bahak sambil melihat ke arah kiri mereka. Ia mendesah, menghampiri Logan sambil menahan emosi. Ia yakin Elle bersamanya.
"Greyson, sedang apa kau disini?" Tanya Logan, wanita yang ada dipangkuan Logan bangkit dan pergi tidak tau kemana.
"Dimana Elle?" Greyson berbalik bertanya. Logan tertawa kecil kemudian menunjuk ke arah kiri dengan santai, Greyson menengok, melihat apa yang ditunjuk Logan. Seketika Greyson terkejut, saat ia melihat Elle sedang berjoget dengan seorang pria. Tidak pikir panjang Greyson langsung berlari menghampir Elle yang sudah tidak dalam keadaan sadar sepenuhnya karena efek minuman alkohol.
"Menjauh darinya Steve!!" Greyson menonjok pria yang bernama Steve sedang berjoget dengan Elle tadi, steve tersungkur kelantai, menyeka ujung bibirnya yang mulai keluar darah kemudian terkekeh kecil sambil bangkit berdiri, menatap Greyson menantang. Greyson menatap tajam Steve kemudian menarik tangan Elle kencang. Ia tidak ingin membuat keributan disini dengan Steve.
"Aww" ringis Elle. Greyson berbalik melihat Elle yang memegang kakinya yang dibalut perban. Greyson mendesah, berjongkok membelakangi Elle dan menarik lekukan dengkul Elle sehingga Elle jatuh kebahunya, Greyson bangkit berdiri dan kembali berjalan sambil menggendong Elle yang terkadang tertawa dan bergumam gumam aneh.
"Hei, kalian mau kemana? Tidak bersenang senang disini dulu heuh?" Teriak Logan, kemudian tertawa kecil melihat adiknya menggendong Elle seperti ia tadi siang. Greyson mendelik kepada Logan, marah.
"Jangan dekati ia lagi, jangan coba coba membawanya kesini lagi, jika kau coba coba, I'll kill you!!" Ucap Greyson emosi. Logan menatap Greyson santai. Greyson berjalan keluar dari club malam milik Logan dengan nafas memburu karena menahan emosi yang sedari tadi ditahannya.
"Pembunuh pengecut!!" Teriak Logan sambil tertawa keras.
***
Wanita paruh baya berjalan mondar mandir didalam rumahnya, sambil terus menelfon anaknya yang sampai sekarang telfonnya tidak diangkat. Sudah puluhan bahkan ratusan kali ia menelfon, tetapi tidak ada jawaban dan tidak ada kabar dari anaknya. Ia mendesis, menahan tangisnya yang hampir pecah. Ia benar benar khawatir dengan keadaan anaknya yang berlibur ke Paris untuk kerumah kaka wanita paruh baya ini.
Wanita ini mendesah, mengotak atik handphonenya, mencari nomor telfon kakanya dikontak telfonnya.
"Hallo annie, apa Elle sudah sampai dirumahmu?" Tanya Wanita ini kepada Annie yang berada diseberang telfon.
(Loh? Memang Elle sudah berangkat ke Paris lucy?, Elle tidak ada dirumahku) ucap Annie dengan nada bingung terdengar jelas oleh wanita ini yang bernama Lucy. Lucy terhenyak, tangisannya pecah.
"Elle.. Elle sudah berangkat ke Paris sejak kemarin Annie." ucapnya dengan tersendat karena senduan tangisnya yang pecah.
(Lucy, don't cry oke. Aku akan mencari Elle disini. Kau tenang, berdo'a agar Elle tidak kenapa kenapa, aku akan usahakan menemukan Elle dengan polisi. Sekarang kau matikan telfon ini, dan tenangkan dirimu.)
Lucy menutup telfonnya, menangis tersedu karena khawatir dengan anaknya, Elle. Elle tidak pernah ke Paris, baru pertama kali ia ke Paris, dan Elle pasti tidak tau jalan jalan Paris.
Bagaimana jika Elle bertemu dengan ayahnya, bagaimana jika Elle tersesat, kelaparan, dibunuh, diperkosa. Memikirkan itu, Lucy semakin takut dan khawatir.