"Dasar Park keparat—"
Jungkook menenggak botol alkoholnya yang keenam malam itu, wajahnya merah, dan kepalanya terkulai menyedihkan diatas meja bar yang dijejeri botol kosong, sisa beban frustasinya.
Jungkook mabuk berat.
Dan itu karena satu nama, Park Chanyeol.
"Park bajingan- hic- aku membencimu."
Riuh rendah musik yang berdentum-dentum memenuhi gendang telinganya, tapi bahkan dalam keadaan mabuk sekalipun, pemuda itu masih bisa mengingat tampang mantan kekasihnya yang selingkuh dengan sicabe sialan, Byun Baekhyun. Padahal Jungkook itu setia, cinta mati, tapi dikhianati.
Ia melambaikan tangan pada bartender, menagih sebotol lagi. Tapi sang bartender menggeleng, tau Jungkook sudah benar-benar mabuk dan tidak ada seseorang disampingnya yang akan menjaga.
Jungkook mendengung protes. Menendang kursi berpenyangga dengan emosi meluap, anak itu bangkit setelah menggumam sial, brengsek, dan berbagai umpatan tidak mendidik lainnya. Dia berjalan oleng, sempoyongan menuju lantai dansa, sempat tersandung kaki kursi sedikit sebelum akhirnya tegak kembali. Jungkook menerobos kumpulan manusia yang berdesakan, tubuhnya menghentak-hentak, bergerak ngawur menyenggol pengunjung lain yang sama mabuknya, pinggul Jungkook meliuk, bergoyang mengikuti aliran musik yang membuatnya, panas.
Lampu kelab malam yang berkelap-kelip hijau-kuning-biru membutakan pandangan, musik yang dimainkan berdentum semakin liar. Lupakan saja Park Chanyeol, keparat itu. Jungkook mengangguk-angguk, tenggelam dalam kerumunan yang menggila. Tangannya terangkat tinggi, sesekali bertepuk karena euforia. Kegerahan, sipemuda kelinci membuka dua kancing kemeja teratas yang dipakainya sebelum kembali menghentak, tapi hentakkannya terlalu kuat sampai-sampai dia nyaris kehilangan keseimbangan.
Beruntung, sepasang tangan kokoh dengan sigap menangkap pinggang Jungkook, menahannya dari balik punggung, "Woho, hati-hati."
Suara baritone itu berbisik rendah dibelakang telinganya, Jungkook dibuat merinding. Dia hanya mengangguk pelan. Jari Jungkook tanpa sadar meraih tangan tersebut, membawanya agar melingkari perutnya kemudian tanpa pikir panjang mengajak tubuh itu bergerak semakin liar.
Persetan dengan orang asing, persetan dengan Park.
Sudut bibir lelaki dibelakang Jungkook terangkat membentuk senyuman atau lebih tepatnya seringaian. Dia mengikuti irama liukan pemuda didepannya. Merapatkan tubuh mereka berdua intim, "Namamu?"
Jungkook bisa mendengar desah napas itu dibelakang telinganya, sipemuda kelinci meremang, dia merasakan jilatan dan gigitan kecil.
"Jungkook, Jeon Jungkook."
"Hmm, nama yang seksi."
Jungkook tiba-tiba membalik badan, melingkarkan lengan dileher lelaki itu, "Dan kau— siapa namamu?"
Dia mendapati sebuah seringai main-main yang terbit dibibir lelaki itu. Jungkook terpana melihat wajahnya yang serupa pahatan yunani. Rambut abu-abu yang mengkilap, hidung mancung dan bibir kissable yang seksi.
Lelaki itu mengulum senyum, "Kim Taehyung."
Jungkook menggigit bibirnya, menggeser wajah hingga pipi mereka bersinggungan kemudian berbisik lirih ditelinga Taehyung, "Namamu juga seksi."
Tangan Taehyung merambat turun, meremas lekukan pinggang lalu turun lagi untuk meremas bokong Jungkook, "Apa kau menggodaku, bunny?"
"Kau dulu yang menggodaku, tuan Kim."
Lelaki itu tertawa, suara baritonnya menggaung rendah ditelinga Jungkook, "Jadi penggoda dipertemukan dengan penggoda, eh?"
Jungkook memonyongkan bibir, mendadak teringat pada mantan pacarnya, "Aku bukan penggoda, aku hanya sedang patah hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drunk Hard - taekook
FanfictionOneshoot// Jungkook mabuk berat, dan sedang persetan dengan siapa dia menghabiskan malamnya. Taehyung x Jungkook Vkook/Taekook WARNING! R18/ Rated M