END

211 18 88
                                    

Keheningan ini terasa nyaman sebelum seseorang mengintrupsi kegiatan bercocok tanam yang telah kulakoni sejak sejam yang lalu.

"Halo, selamat siang! Aku Izawa Kaminaga, mulai hari ini tinggal sebagai tetanggamu."

Dia, pria itu menyapaku dengan senyuman yang cerah.

Secerah sang baskara.

Written by AoiKitahara

Warn: Typo(s), OOC, miss-EBI, grammatical error, Modern!AU, romance, cliffhanger, fluff, etc.

Recommended song: Asher Monroe Book - Try (available on mulmed)

Dedicated for Vessalius04's birthday

HAPPY BELATED BIRTHDAY MY BELOVED MAMA♡

'I am so glad to have met you...'

Semenjak sang tetangga baru itu muncul, rutinitas pagiku di akhir pekan saat merawat tanaman di pekarangan rumah selalu diwarnai oleh sapaan pemuda itu.

Ya, pemuda berambut coklat dengan sepasang manis hazelnut yang senantiasa menenangkan.

"Selamat pagi, Stephanie-chan~ sedang merawat bunga mawar putih ya?" Dia akan selalu menyapaku sambil tersenyum cerah.

Biasanya kalau sudah begini aku akan membalas sapaan dan ucapan basa-basinya agar tak membuatku dinilai sebagai tetangga yang tidak bersahabat.

"Pagi, Izawa-san. Ya seperti yang kau lihat, aku sedang memetik bunga ini dan membersihkan durinya," jawabku sekenanya.

Izawa menunjuk wajahnya dengan semangat, "Boleh aku ikut membantumu?"

Sejujurnya, aku rada sungkan mengiyakan pertanyaannya. Berhubung tak bisa menolak, aku hanya dapat mengangguk kecil.

"Silakan, kalau tak merepotkan."

Kulihat, ia lantas berbalik. Memutari pembatas pagar di antara kami dan masuk melalui pintu pagar halaman belakang. Wajahnya selalu mengundang perasaan ceria, dia-yang kutahu- memperlihatkan antusiasnya terhadap kegiatan ini.

"Umn ... Izawa-san bekerja sebagai apa?" tanyaku yang berusaha membuka percakapan dengan basa-basi meskipun tak pandai melakukannya.

"Pegawai kantoran biasa, di perusahaan yang bergerak dibidang industri," balasnya.

Tangannya terlihat telaten meskipun lebih sering ceroboh saat membersihkan dedurian tersebut.

"Stephanie-chan, sendiri bekerja sebagai apa?" Kini giliran dirinya yang mengajukan pertanyaan.

Aku menjawab sambil menaruh sekuntum bunga mawar putih pada sebuah keranjang di sampingku, "Desainer."

Kulirik sebentar, ia hanya bergumam tak jelas. Matanya menatap sebentar pada pintu belakang rumahku.

"Tinggal sendirian?"

"Ya."

"Sama ya."

Tangan-tanganku masih sibuk merapikan tanaman, beberapa mawar memang sengaja tak kupanen semua. Ini kulakukan agar halaman belakang rumahku terlihat segar.

THE SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang