Kesandung

52 0 0
                                    

Hari sudah menjelang sore hari ini aku ada janji dengan Ryan untuk menjemputnya. Sebenarnya ini hanya alasanku saja untuk bisa bertemu lagi denganmu.

Aku sudah mencuci sepeda motorku dari sore semalam. Jujur ini jarang aku lakukan, aku hanya berangan kali saja kamu mau pulang denganku nanti. Tapi Ryan? Benar, aku sampai lupa. Ah, dia urusan belakangan ucapku dalam hati.

Aku berangkat dari sekolahku menuju sekolah Ryan dengan jarak sekitar 15 menit dari sekolahku. Dalam perjalanan hatiku sudah tidak karuan, aku sudah menyiapkan kata-kata jika aku bertemu denganmu nanti. Ya walaupun hanya sekedar sapaan atau basa basi.

lebih kurang 15 menit kemudian aku tiba disekolah Ryan. Aku menunggu diwarung dekat gerbang sekolah Ryan. Murid-murid sudah berhamburan keluar dari sekolah, ya aku tepat waktu. Dari kejauhan aku melihat Ryan sedang bersama 2 orang gadis dan Toni yang merupakan teman sekolah Ryan juga dan teman baikku. Aku melihat sosok yang tak asing dari salah satu gadis yang bersama Ryan. Kamu.

"Aska!!" Kata Ryan sambil melambaikan tangannya padaku. Aku mengangguk mengiyakan dan beranjak menuju mereka. Tapi bodohnya aku ada kejadian yang tak terduga dan membuatku sedikit malu padamu. Diperjalanan menuju ke arah Ryan aku tak sengaja tersandung batu dan hampir jatuh, hampir jatuh. Jika aku jatuh mungkin entah mau ditaruh dimana mukaku.
"Grogi amat lu," Kata Ryan sambil menahan tawa karena melihat kejadian tersandung tadi.
"Diam lu, gue juga gak liat ada batu disana." Kataku membela diri.
"Ka, lu balik sama Sindu ya." Kata Ryan sambil menunjuk wanita disebelahnya, Kamu.
"Loh? lah lu balik sama siapa?" Kataku sedikit kaget dengan kejadian tak terduga ini.
"Eh gak usah deh yan, aku pulang naik angkot aja. Gapapa kok."  Kata kamu saat itu.
"Gak apa-apa pulang sama Aska aja, naik angkot mahal, harga minyak naik. gak apa kan bro?" Kata Ryan sambil menyenggol lenganku.
"Y-ya gak apa-apa. Terus lo pulang sama siapa?" Kataku basa-basi pada Ryan. Padahal jujur, aku bodoh amat sama Ryan mengingat aku akan mengantarmu pulang. Haha, maklumi saja aku sedang kasmaran kekamu.
"Sama gue lah. Udah sana lo cabut," Kata Toni.
"Gak apa-apa nih?"  Kata kamu saat itu, matamu sedikit memelas dan aku tunduk. Haha.
"Iya, yuk lah kita berangkat. Bentar aku ambil motor dulu." Kataku sambil berlari kearah motorku, aku senyum.
"Ayuklah." Kataku setelah menghampiri kamu dengan motorku. Kamu hanya mengangguk dan duduk di motorku.
"Ryan, Toni, Mala, aku duluan ya." Kata kamu.
"Iya, lu jagain anak orang. Anter sampai rumah, jangan kelayapan." Kata Toni sambil tertawa. Aku hanya mengangguk dan kemudian berangkat meninggalkan mereka. Dari kaca spion motorku aku melihat Ryan mengacungkan jempolnya tanda ok ke arahku. Ya aku paham maksudnya, dan saat itu aku sangat berterimakasih kepadanya karena aku bisa mengantar kamu.

Selingan cerita, jujur pertama kalinya aku tau namamu. Sindu. Nama yang cocok untuk kamu yang selalu aku rindu, ah ini tidak nyambung. Haha.

Teruntuk SinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang