Bintang Jatuh

328 28 0
                                    

Suasana pagi sangat cerah matahari terbit dari timur dengan burung-burung beterbangan disertai kicauannya terlihat seorang namja keluar dari rumah mewahnya, ia mengenakan seragam sekolah serta tak lupa mengenakan earphone kesayangannya. Terlihat ia berjalan kaki menuju halte bus,dan menunggu kedatangan bus . Baru beberapa menit ia menunggu bus pertama telah tiba, ia lantas naik ke dalam bus dan menduduki kursi yang kosong

"Yak ! Kim Seok Jin" sapa namja berambut pirang sambil menepuk pundak namja yang ia panggil barusan , namja yang dipanggilnya hanya menoleh sekilas dan langsung kembali berjalan.
"Hei kau ! Ais dasar orang itu !" Gerutu Kim Tae Hyung sambil menggaruk tengkukuknya yang sebenarnya tidak gatal, ia pun berlari mengejar dan menyeimbangkan langkahnya dengan sahabatnya itu
"Ada apa dengamu ?" Tanya Taehyung yang duduk berhadapan dengan Seokjin
"Aniyo " jawabnya datar sambil melepas earphonenya
"Ah ! , apa kejadian tadi malam ?" Seokjin langsung menoleh pada Taehyung yang begitu to the poin dengan pertanyaannya.
"Bisa tidak jangan membahas hal itu lagi ! Sungguh kau sangat menyebalkan Tae !" Seokjin berlalu dari hadapan Taehyung
Seokjin pergi ke rooftops sekolah , ia memang sering kesini jika suasana hatinya memburuk. Helaan napas kasar terdengar.
"Dunia ini sangat melelahkan"
-flasback-
5 years ago
"Seokjin apa tak sebaiknya kau ikut dengan eomma saja ? "Pekik seorang yeoja
"Aniyo ! Dia akan ikut denganku. Kau tak bisa mengambilnya dariku" balas namja yang terlihat seperti suami dari yeoja tadi
Namja kecil yang sudah akan tumbuh dewasa itu hanya diam menjadi penengah keributan orangtuanya . Disini ia hanya pasrah di perebutkan oleh eomma dan appanya
"Tidak dia akan ikut denganku . Kau tak bisa memisahkan aku dengan putraku sendiri" bela yeoja itu
"Kau juga tak bisa memaksanya, biarkan dia memilih diantara kita" balas sang namja tak mau kalah
"Appa..Eomma tak bisakah kita hidup seperti dulu ? Tak bisakah kita tinggal dirumah ini bersama ? " kali ini Seokjin baru membuka suara dengan nada lirih ia bertanya pada orangtuanya.
"Aku tak akan memilih diantara kalian , aku ingin kita tinggal bersama ." Lanjutnya lagi
"Mianhae Seokjin-ah , Appa dan Eomma tidak bisa bersama lagi . Suatu saat nanti kau pasti bisa memahaminya."jelas Appanya
"Ani ! Jangan berbicara seperti itu aku tidak ingin dengar apapun dari kalian " Seokjin langsung memasang earphone di telinganya
"Seokjin-ah mianhaeyo..jeongmal mianhaeyo" Kali ini Eommanya tak bisa menahan air matanya lagi. Seokjin melihatnya ia masih bisa mendengar apa yang dikatakan Eommanya , ia mengepalkan tangannya , usianya yang baru menginjak 14 tahun sudah cukup dewasa untuk mengetahui arti perpisahan. Appanya hanya bisa mengalihkan pandangannya dan menahan air mata yang siap jatuh kapan saja.
"Sudah seharusnya Eomma pergi . Jaga dirimu ,jangan lupa belajar dan jadilah anak yang baik . Eomma yakin kau masih mendengakan eomma kan ? " seokjin merasakan hangatnya tangan eommanya yang mengusap pipinya lembut
"Tolong urus dia dengan baik, awasi pola makannya dan juga biarkan dia istirahat dengan cukup." Langkah eommanya diiringi isak tangis sang suami
Tidak!
Bahkan mereka akan bercerai.
Koper besar yang diseret Eommanya itu berhenti sejenak.
"Eomma kau akan kemana ? Hajimma ! " teriak Seokjin menyusul eommanya dan mengambil alih koper itu
Eommanya dengan berat hati menghempaskan tangan Jin dan langsung memasuki taxi yang sedari tadi sudah ia pesan.
"Eomma ! Hajimma ! " ia berlari mengejar taxi yang membawa eommanya itu
"Seokjin-ah" panggil sang Appa
Seokjin meraih tangan sang Appa
"Appa kita harus mengejar eomma . Appa palli ! "Teriaknya histeris
"Seokjin-ah kau harus sadar Eomma sudah pergi !" Ia mengguncang badan Seokjin yang ada di hadapannya
"Kenapa appa menangis ? Bukankah Appa masih mencintai Eomma ? Lalu kenapa tak mengajar Eomma! " balas Jin tak kalah keras
"Mianhae Appa hanya seorang pengecut, mianhae Seokjin-ah "
"Kita tidak akan terlambat jika mengejar eomma sekarang . Palli Appa ambil mobil dan kita segera menyusul eomma ." Ia bahkan menarik-narik lengan Appanya.
"Tidak Seokjin . Appa dan Eomma sudah memutuskan untuk berpisah" ucapnya lagi.
-flasback end-
Kim Seok Jin menangis ia mengingat kembali kenangan pahit masalalunya
Seokjin Menggumamkan kata-kata
"Sejak saat eomma meninggalkanku, Appa ikut meninggalkanku. Apa memang aku di takdirkan untuk ditinggal semua orang ? Wae ! Apa hanya aku yang seperti ini ?! . Aku harap tidak ada anak lain yang sepertiku ."
Kemarin seseorang menelponya dan berkata hari ini peringatan 5 tahun kepergian Nunanya. Ya ia memiliki Nuna tapi saat itu Nunanya meninggal akibat kecelakaan yang menimpa keluarganya saat ingin pergi ke Busan rumah Haelmoninya, sejak saat itu Appa dan Eommanya beranggapan bahwa merekalah yang menyebabkan Kim Hyoyeon meninggal dan memutuskan untuk berpisah karena tidak ingin kejadian itu terulang lagi pada Seokjin.
Sepulang sekolah Seokjin langsung pergi ke pemakaman tempat penyimpanan abu jenasah keluarganya. Ia berdoa untuk Nunanya itu
"Nuna ini aku Kim Seokjin, aku harap kau baik disana. Nuna aku sangat terpukul saat kau pergi, dan taukah kau ? Sekarang Eomma dan Appa juga pergi. Nuna tolong lindungi aku dari sana . Saranghae Kim Hyoyeon-Nuna.
Setelah berdoa ia tak langsung meninggalkan tempat itu , ia masih betah disana dan ingin melihat-lihat tempat itu. Ia tertarik dengan satu lukisan bidadari terperangkap dalam hutan.
"Mwoya ? Cheosa ? " bacanya pada tulisan di lukisan itu
"Hei kau !"
Suara seseorang dan membuat Seokjin menoleh ke segala arah, ia mearasa ada yang aneh
"Siapa disana ?" Ucapnya dengan takut-takut
"Bisakah kau menolongku ?" Ucap suara misterius itu
"K-kau siapa ? Keluarlah jangan menakut-nakutiku ! "
"Aku dalam lukisan yang kau lihat . Bisakah kau mengeluarkanku dari sini ?"
"Kau kira aku bodoh ? Jangan membodohiku . Keluarlah"
"Kau aka percaya padaku setelah melihatku kan ? jadi kumohon keluarkan aku."
"B-baiklah b-bagaimana caranya ?"
"Ciumlah lukisan bidadari itu " Seokjin menurut dan ia kaget begitu membuka matanya katena seseorang muncul di hadapannya dengan bibir keduanya masih saling menempel. Seokjin dengan segera mundur ke belakang dan jatuh tersungkur.

"Gomawoyo kau telah menolongku""Nuguya ? Lalu dari mana kau muncul ? ""Bukankah aku sudah menjelaskanya padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gomawoyo kau telah menolongku"
"Nuguya ? Lalu dari mana kau muncul ? "
"Bukankah aku sudah menjelaskanya padamu . Kau masih tidak percaya ya ? Mau aku buktikan ?"
"Ani ! Tapi kau seperti membodohiku"
"Kau lihat saja pada lukisannya."
"Mwoya ! Bidadari dilukisannya hilang ?! Jadi.."
"Ehmm bisa dikatakan begitu." Ucap yeoja cantik dengan gaun putih serta sepatu putih tidak lupa dengan mahkota bunga yang ia kenakan.
"Geure. Aku sudah menolongmu jadi jangan ganggu aku ." Seokjin dengan segera meninggalkan tempat itu
"Apa yang salah dengaku ? Aku rasa itu tidaklah aneh " guman yeoja itu
"Chamkkama ! Bisakah kau menolongku sekali lagi ?"
"Mwo ? Apa yang kau bicarakan ? Aniyo !"
" tolonglah aku baru saja didunia ini. Jadi kau tega melihat yeoja sendirian tinggal di tempat seperti ini ?"
" ahh kau Sungguh menyebalkan. Baiklah ikut denganku " ucap Seokjin berjalan lebih dulu

To be continued

Vote ya .
Kalo bisa follow juga :)

Cheonsa yeoja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang