Sudut Pandangku III

11 1 0
                                    

aku masih ingat setiap moment ku bersama nya, mulai dari bersepeda, berantem, menjemputnya saat kerja di hotel. dan semua itu benar-benar menghabisakan banyak waktuku dan membuatku banyak berkorban sesuatu. aku tidak pernah mempermaslahkan apapun yang aku korbankan.

jika aku marah, itu hanya ada satu alasan yaitu aku takut kehilangannya. aku selalu merasa bersalah ketika marah padanya. aku ingat untuk pertama kalinya aku marah padanya dan kita berantem hanya karena kepalanya sakit dan magh nya kambuh dikarenakan dari pagi dia tidak makan sampai sekitar jam 3 sore.

aku sangat marah padanya, biasanya dia akan mencegahku melakukan sesuatu yang iya tidak suka, dan pada saat itu dia membiarkan nya, aku bermain hujan sepuasku. sampai-sampai seluruh pakaian ku mongering dengan sendirinya di sebuah internet café. dia sangat marah ketika dia tau bahwa aku benar-benar melakukannya. dia marah dan tidak ingin berbicara kepadaku sangat-sangat tidak ingin. aku kecewa, aku sedih, aku bingung, dan tidak tau harus seperti apa.

ketika aku berantem dengannya yang kupikirkan hanyalah bagaimana bias aku membuatnya seperti itu. aku kira ia akan pergi seperti yang lain dan meninggalkanku sendiri. sampai aku tidak bias tidur sepanjang malam dan kepala ku sakit untuk 3 hari.

sebelumnya, pengalaman percintaanku yang buruk membuatku tidak ingin menyatakan padanya bahwa aku suka dan aku ingin jadi pacarnya, aku takut di tinggalkan, aku takut sepi. aku tidak ingin dia pergi lagi seperti yang lain.

denganku bersamanya aku mendapatkan banyak sekali pengalaman yang aku lakukanpertamakali dalam hidupku. aku belajar menyukai film, Bahasa inggris, serta beberapa hal yang terkadang tidak pernah terfikirkan olehku. pada saat itu berkali kali aku mengucak syukur karena di pertemukan dengan dia.

UnTouchableWhere stories live. Discover now