Prolog

88.2K 3.4K 332
                                    

Awan hitam menggulung di langit nun jauh di sana menandakan dia siap mengguyur apa saja yang ada di bumi. Menghempaskan apa saja yang bisa di hempaskan olehnya.

Angin berhembus dengan sangat kencang dan menerbangkan apa pun yang ada di dekatnya.

Suara petir yang terus menggema seakan menambah suasana mencekam di sore yang kelabu ini.

Aku terus berlari memecah jalanan yang sepi dan membiarkan angin membelai rambutku dengan kasar. Wajahku begitu pucat seakan tak ada darah yang mengalir ke wajahku. Nafasku tersengal karena jarak yang kutempuh cukup jauh.

Sesekali aku menoleh ke belakang memastikan tidak ada seorang pun atau seauatu yang mengejarku.

Bruk

Aku terjatuh di jalanan berbatu tat kala kaki mungilku tersandung dengan batu yang ada di tengah jalan.

"Shit...kenapa ada batu di tengah jalan seperti ini?" umpatku sambil berusaha berdiri.

Sial...aku merasa nyeri yang teramat pada kaki kiriku. Sepertinya aku terkilir saat terjatuh tadi. Sekarang aku harus bagaiman? Tak mungkin aku dapat berlari dengan keadaan seperti ini. Dan tak mungkin juga aku diam membiarkan dia menangkapku.

"Aaggghhh...," aku berteriak sekeras mungkin saat aku melihat sosok seseorang di hadapanku.

Tidak, sosok itu sama sekali tidak membuatku tenang. Berulang kali aku mundur karen sosok itu melayang semakin mendekat ke arahku.

Sosok itu merupakan sebuah kepala perempuan yang melayang bersama dengan isi perut yang menjuntai yang di kenal orang dengan nama kuyang atau leak.

Aku semakin mundur mencoba menghindari makhluk yang sangat mengerikan itu. Aku tak ingin melihatnya atau berhadapan dengan makhluk yang satu ini.

"Aaaggghhh...," teriakku saat sosok itu hanya beberapa senti dari wajahku.

Bersambung

Slow update ya

Ghost HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang