Prolog

106 3 0
                                    

Ada sebuah kisah yang membuatku terharu, yaitu sebuah kisah tentang Juliet dan Romeo. Selalu terfikir bahwa nanti. Aku ingin menjadikan kisah itu menjadi nyata dengan seluk beluk kisah cintaku yang berakhir seperti itu. Seromantis apapun kisahnya, pasti tak akan menjadi romantic jika tak ada sisi yang dirahasiakan.

Mentari pagi senantiasa membawa keriangan yang menggebirakan tapi aku tidak merasakan hal yang sama, aku paling benci karena hari ini adalah hari senin terlebih aku seorang wanita yang cukup jankun dengan demikian aku harus berdiri dibarisan paling depan, aku benci akan hal itu.

Fisikku selalu tak ingin menuruti apa yang selalu kuharapkan. Aku tak ingin pingsan untuk hari ini. Aku harus bertahan karena taruhan hari ini lumayan untuk menambal uang jajanku selama 3 hari kedepan. Fighting Amelia.

Munculnya sebuah suara lirih dari seseorang yang berada disampingku membuatku kaget sesaat. Sepertinya pria yang berada di sampingku ini mengetahui jika wajahku sudah mulai berubah warna menjadi pucat. Aku berlagak sehat dan tak menanggapi apapun yang dibicarakan pria itu.

‘kau pucat, akan kupanggil para petugas untuk membantumu’ ucapnya mulai menengok kebelakang dan mulai mencari-cari petugas yang sedang berjaga dibelakang.

‘aku tak mau, diamlah!’ ucapku sedikit memanas dengan pria itu. Pria itu tak menggubrisku sama sekali. Aku sangat jengkel saat ia mulai berbicara lagi. Aku langsung memukul pundaknya untuk tak berbicara tentang memanggil petugas lagi. Pria itu merasa kesakitan dengan pukulan kerasku. Itu akibat dirinya.

‘sudah kubilang diam!’ tegasku sekali lagi karena dia belum menyerah juga.

Pria itu mulai berbicara lagi tapi aku tak mendengar apa yang dikatakan pria itu karena suara pak kepala sekolah langsung menggema menghalangi indera pendengarku untuk mendengar pria itu. Aku tak ingin berbicara dengan pria itu lagi dan tak akan berbicara denganya!.

****

‘Amelia!, kenapa kali ini kamu berhasil melaksanakan tantangan ini!!.’ Ucap Ollie sangat kesal karena aku berhasil melaksanakan tugas yang cukup melelahkan ini. Seketika aku langsung bergaya sombong dengan senyuman jahatyang terlintas di bibir mungilku.

‘sebagai tanda terimakasih, cepat teraktir hari ini dan 2 hari kedepan!’ ucapku memajang senyuman yang sangat lebar. Ollie terlihat kesal karena Ollie tak mau menunggu aku yang berjalan sangat lelet.

Mungkin saat inilah kekuatan fisikku terkumpul 50%. Aku tumbang begitu saja kebelakang tanpa memperdulikan orang-orang yang berada dibelakangku. Mungkin ada seseorang yang menangkapku karena aku tak merasakan sakit saat jatuh. Entah siapa itu, aku melihat wajah orang itu sedikit sebelum aku benar-benar pingsan.

***
‘Kau ini merepotkan sekali, tadi sudah memukulku sangat keras dan sekarang kau ambruk begitu saja’ gerutu seseorang yang masih bisa kudengar. Aku sedikit terbangun dan perlahan membuka mata dengan sangat pelan. Aku terbelalak karena orang yang menangkapku tadi ialah pria itu.

Aku malu karena pria itu beberapakali sudah kurepotkan. Aku langsung menutup wajahku dengan cepat dengan selimut. Aku malu!.

‘ah.. aku ingat, tadi pagi ada seorang wanita dengan lancang melempariku dengan botol bekas, lalu wanita lancang itu memukul pundakku begitu keras, setelah upacara wanita lancang itu ambuk begitu saja. Bukankah ini takdir, mungkin saja kau dan aku adalah jodoh’ ucapnya masih ngedumel gak jelas dan mulai mengatakan hal yang tidak mungkin. Kita jodoh?. Mimpi apa aku semalam.

‘stop!... namaku bukan wanita lancang namaku amelia!. Dan.. maafkan aku’ ucapku kesal dan mulai memandangi pria itu dari dekat. Dari dekat pria itu terlihat cukup tampan. Hey! Amaelia bangun.. jangan sampai terpukau dengan pria jelek itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Name? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang