2

0 0 0
                                    

Hari pertama jadi anak smp.

Aku adalah anak tunggal. Jadi kedua orang tuaku begitu bahagia saat aku sudah smp. Meski pada kenyataan nya aku juga ingin punya adek :(
Di sekolah hari ini masih seperti biasa kegiatan MOS yang diisi para senior OSIS . Latihan baris berbaris. Dan masih banyak lagi. Ya kalian tau lah. Ribetnya "anak baru".
First time aku udah kenalan sama dua orang cewek. Aurora dan Putri. Mereka berhijab dan cantik. Meski kami berbeda "kepala" nya. Tapi first impression mereka masing baik baik saja. Hehe.
"Hai aulya. Masuk kelas apa? Aurora yang suara cempreng bertanya.
"Oh hai. 7b ra. Kamu? "
"Yah kita ngga sekelas. Aku 7a. " ungkapnya sedikit sedih.
"Tenang kita bertiga kan udah kenal. Jadi ya tetep main bareng pas istirahat" . Putri berbicara sambil menenangkan kami.
" yups. Ente benar. " ungkapku yang ngebuat dua orang yg baru ku kenal sontak tertawa.

Kegiatan mos pun tetap berjalan seperti biasanya. Sampai hari rabu kami sudah memakai seragam "resmi" smp dan masuk kelas masing masing. And fyi aku sama Putri sekelas . Yeayy. Poor you Aurora!! *bangkekanguengataintemenbaru*
Ckckckc. Sabar yaa rora.
Dan ya seperti biasa perkenalan kami mulai. Satu persatu di absen oleh wali kelas kami yang aku kenal namanya pak Yudi. Setengah baya terlihat dari matanya. Tapi masih terlihat gagah. Oh bapak wali kelas!! Ckckckc.

"Hai aku Aulya Darmawangsa. Panggil Aulya aja. Makasih".

"Hai aku Putri Margaretha. Salam kenal".

"Gue Agustian Putra. Tian. ".

Seketika aku langsung menoleh padanya. Karena dari yang aku dengar. Dia aja yang perkenalan nya paling singkat. Manis. Putih. Tapi belagu. Ya itu menurutku. Setelah berpikir dan bengong ngeliat tingkah si "Tian" itu yang malah berhadiah sikutan keras si Putri yang seperti bar bar mengagetkan 😡.

"Dengerin tuh wali kelas. Lo mah bengong mulu ih". Cicitnya.
"Yayaya whatever". Balasku dengan jengah.
Dan pelajaran berlangsung seperti biasa sampai jam pukul 1 waktunya pulang. Yeayyy.

"Eh lo. Pulang kemana? Seketika aku merasa kaget dengan suara itu. Suara berat yang tadi membuat aku dapet "hadiah" dari putri.
"Kerumah. Menurut lo?" Ucapku tanpa menoleh karena sungguh. Aku sudah hafal suara itu meski hanya sedetik mendengar *eh
"Nenek gue juga ngerti kalo itu. Maksud gue lo ga bawa motor atau apa gitu? Lo naik angkot?" Ungkapnya masi dengan satu tangan di saku seperti oppa oppa korea manis yang cool *jadipenmuntahguebicarakekgini

"You think. Gue ya naik angkot. Gue ga suka naik motor ugal ugalan kayak model elo. "
Sontak dia melotot denger ocehanku.

"Kalau lo gatau apa apa soal hidup gue mending lo diem." Ucapnya lalu melenggang pergi.

Dan ya aku bersyukur dia pergi. Dia juga ga perlu nanya" ga jelas kayak gitu. Karena dengan suaranya saja. Sudah ngingetin aku sama kamu. Batinku sambil terus berjalan ke tempat pemberhentian angkot.

Rumah.

"Assalamualaikum. Aulya pulang Bu"

"Walaikumsalam. Eh iya. Gimana sayang lancar? " ungkap ibu dengan masih memakai apron tanda makan siang maknyus akan segera hadir.

"'Lancar bu. Alhamdulilah. Aulya masuk kelas 7b .tenang ya bukannya aku ngga pinter dan ngga masuk kelas unggulan. Tapi kata kepsek tadi emang kelas 7 tuh masih dioplos semua Bu " .
" hehehe. Iya sayang. Ibu percaya. Anak ibu selalu jadi yang terbaik. Jangan lengah ya. Anak ibu mah is the best" . Ibu begitu semangat berkata sambil menyiapkan makan siang.

"Siap bos. Makasi ya bu doanya. Aulya pasti usaha terus. ".

Kemudian aku berlalu sambil ke ruang atas. "Aulya's room"

Aku lempar tas ku sembarangan dan berbaring in my lovely bed . Sambil terus terngiang dia. Ya dia yang seenaknya saja tanya tanya ga jelas.

"Aulya kamu baik baik ya. Aku harus pindah rumah. Orang tua aku pindah kerja. Jadi kita ga bisa sama sama lagi
. Ungkapnya begitu sedih.
"Iya aku gapapa. Kamu janji ya. Jarak ngga ngerubah persahabatan kita. Jangan lupa selalu hubungin aku ya tra ". Kataku sambil menahan sedih yang kubalut senyum palsu.

"Aku janji lya. Setelah sampai aku pasti hubungin kamu. Putra meyakinkan ku.
Tapi dia bohong. Pembohong. Sampai detik ini dan selama ini dia pun ga pernah ngehubungin aku. Bahkan sampai kami sudah sama sama smp. Kenangan main bareng. Kemana mana bareng. Cuma tinggal ingatan semu. Seperti kamu yang ternyata cuma lupa dan hilang dari persahabaan kita".

Pikiranku terus seperti itu selama ini. Putra jahat. Tapi sudahlah. Hidupku terus berjalan. Bukan hanya tentang Putra dan kenanganya. Tapi tentang cita cita dan harapan indah untuk hidup dewasa ku.

Tapi kamu Tian. Ngingetin aku sama Putra.

Ucapku dalam hati dan berlanjut ke alam mimpi.

Masih banyak typo saudara. Namanya juga belajar . :*

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

How you remind me? Where stories live. Discover now