Haters gonna hate

416 53 0
                                    

Kak kenapa putus sama kak Kara?

She puts me into bad situation that i can't handle. Too much problems I can't takes. Dia sibuk dengan dunianya dan gue ngerasa gak ada di dalem sana. I just tired, so im giving up.

Deru napas gadis itu terdengar sangat jelas seiring gerakan tangannya yang cepat menutup laptop di hadapannya. Dadanya naik-turun dan terasa sesak. Apa ini panic attact?

Seluruh tubuhnya bergetar tidak karuan. Ia ingin bangkit namun terasa begitu lemas. Perlahan-lahan air matanya mulai mengalir deras. Berita itu sudah muncul ke permukaan, entah bagaimana.

Dua hari yang lalu Kara baru saja putus dengan kekasihnya, Kevan. Ia sudah berusaha menutup-nutupi hal itu, bahkan Kara tak menghapus satupun foto kebersamaannya dengan Kevan. Namun sepertinya Kevan yang membuka semua itu.

Kini account ask.fmnya menjadi ramai dengan pertanyaan yang terasa menyudutkannya, 'Kak, putus sama Kak Kevan?', 'Lo selingkuhin Kevan ya? Dasar murah.', 'Bagus deh Kevan mutusin lo, muka doang cantik, kelakuan minus.', 'Putus? Pasti Kevan yang mutusin kan? Gue aja enek liat lo, apalagi Kevan.', 'Sedih kak liat ask.fm Kak Kevan, katanya kalian udah putus.' Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Dengan sisa-sisa tenaganya, Kara pun mengambil ponsel di samping laptop dengan tangan yang masih gemetaran. Nomor Kevan langsung terlihat di recentcall ponselnya, menempati posisi paling atas.

Kara langsung mendekatkan ponselnya setelah sambungan itu akhirnya terjalin. Tangan kirinya yang bebas berusaha menandaskan air matanya. Ia juga menarik napas dalam berkali-kali agar bisa lebih tenang. Namun ketika nada monoton itu berubah menjadi suara serak yang ia kenali, Kara malah tercekat.

"Ngapain lo nelpon gue?" Suaranya begitu dingin seolah orang itu bukan lagi Kevan yang ia kenal. Bukan lelaki manis yang hampir setiap harinya membawakan cokelat untuk Kara. Bukan lelaki yang rela di guyur oleh guru Bk karena telah mengambil mic sekolah untuk menyatakan cintanya pada Kara. Lelaki itu mendadak hilang, menjadi orang yang tak Kara kenal lagi. Meski gadis itu tau alasannya.

"Kenapa lo buka-buka soal kita di Ask.fm?" Meski bibirnya bergetar dan suaranya serak, Kara masih memaksakan mulutnya untuk berbicara.

"Kan gue udah bilang, kalo lo mutusin gue, ya gue bakalan buka semuanya di sosmed."

"Kenapa sih lo jahat banget? Lo kan tau kalo orang-orang itu selalu nganggep gue yang salah. Dengan kita putus dan lo buka-buka kaya gini, gue jadi di serang haters." Lagi-lagi air mata itu mengalir. Entah kapan tepatnya dan bagaimana akhirnya Kara bisa jadi seterkenal sekarang di sosial media.

Foto-fotonya di instagram mendapatkan beratus-ratus ribu like dan followersnya selalu bertambah hingga akhirnya ia di cap sebagai selebgram. Lalu saat Ask.fm naik, Kara baru menyadari kalau banyak di antara followersnya itu ternyata membencinya. Mengirimkan hates dengan account anonymous. Sekarang cap Selebgram dan selebask yang asalnya membuat ia senang sendiri sekarang malah membuatnya tertekan setengah mati.

"Itu urusan lo Kar." Kata-kata nan menyakitkan itu terdengar menusuk hingga ke hati Kara. Lelaki manis itu sudah menghilang. Mungkin salah Kara karena memutuskan hubungannya begitu saja.

Sebenarnya bukan tanpa alasan. Kadang Kara merasa risih saat Kevan cemburu dengan laki-laki yang menjadi patner kerja Kara. Entah photographer, entah teman sesama selebgram, entah orang yang memberikan endorsement. Kara jadi merasa tertekan dan menganggap, mungkin, karena dunia mereka berbeda. Maka dari itu Kevan tidak bisa mengerti.

Another Pages for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang