Part 1 - B2B

236 12 4
                                    


"PRISQILLAAA!!!" teriak seseorang dengan suara dengan sangat lantang layaknya di hutan. Ada apa ya kira2 ?
Sedang ada pertengkaran kah?
Bukan. Peter, kaka Prisqilla, sedang membangunkan adiknya yang 'tersayang' itu.
Sudah rutinitasnya membangunkan Priqilla setiap pagi. Dan setiap pagi selalu saja sama. Prisqilla sangat susah dibangunkan. Hingga akhirnya 15 menit berlalu, Prisqilla baru saja meninggalkan tempat tidurnya itu.

Setelah 15 menit bersiap2, akhirnya pukul 07.15 pun Prisqilla dan Peter berangkat ke sekolah.
Sebenarnya mereka 4 bersaudara. Anak pertama Pricillea Gracella Clorene yang sekarang sedang berkuliah di Sydney kelas S2. Yang kedua Patrick Fredillio Clorene yang sekarang juga berkuliah jurusan S1 dan ingin melanjutkan S2 seperti kaka nya, Pricillea. Yang ketiga ada Peter Frenzillio Clorene yang sekarang duduk di SMA 3. Selalu saja mendapat rangking 1 dan juara kelas. Ia sudah langganan mengikut osn , lomba matematika dll.
Dan yang terakhir, Prisqilla Gravellia Clorene. Ia cukup pintar dan wajahnya dibilang diatas rata2 dan dinobatkan sebagai primadona di sekolah. Prisqilla termasuk anak yg cukup aktif di sekolah dikarenakan ia adalah seketaris osis dan ketua PMR.

Setelah sampai disekolah, Peter dan Prisqilla berpecah. Peter menuju kelas 12 IPA dan Prisqilla menuju kelas 11 IPS.

Prisqilla POV
Gw sebenarnya dalam mood yang kurang baik hari ini. Mungkin karna semalem gw tdr agak larut karna baru pulang dari Sydney sekitar jam 1. Gw memakai tudung dari hoodie warna hitam gw. Rasanya sangat ngantuk.Sangat. Gw pun menundukan kepala gw dengan tangan dilipat. Gw memejamkan mata gw sesaat.

BRUKK!!!!
Ada suara yang mengusik. Baru saja 1 menit gw memejamkan mata, rupanya ruangan ini tak setuju.
Ada 2 orang anak laki2 yang sedang bertengkar. Mreka saling melabrak penuh emosi. Dan berakhir dengan darah yang mengalir.
Dua orang itu adalah Brandon Gravellio dan Daniel Theodore.
Dua anak yang terkenal sok jagoan di sekolahan. Keren sih tampangnya, lumayan banyak anak perempuan di sekolah mengidolakannya. Tapi menurut gw mreka dibawah rata2. Sangat berbeda dengan tipe gw.

"Prisqilla! Lo ketua PMR kan!?" tanya seseorang dengan muka panik dan agak sedikit kesal.
"Iya. Kenapa sih?" tanya gw balik kepadanya.
"Itu lo ga liat apa Brandon sama Daniel abis brantem trus berdarah," ucapnya masih dengan muka panik dan agak sedikit kesal.
"Liat kok gw," ucap gw dengan santai tak peduli.
"YAAMPUN PRISS!! TOLONGIN MREKA BAWA KE UKS," ucapnya dengan sedikit emosi dan nada sedikit tinggi.
"owh..ok" ucap gw masih dengan santai lalu menarik dua baju orang itu menuju ruang uks.

Setibanya di ruang uks, gw langsung mengambil peralatan p3k.
Gw pun menuang cairan pencegah bakteri alias betadine ke kapas dan menempelkannya ke jidat Brandon yang lecet akibat cakaran dan tamparan dari Daniel.
"Awhh...sakit woi," ringis Daniel saat gw menempelkan betadine pada lukanya.
"Tahan kek bentar! Manja banget," ucap gw dengan nada sedikit tinggi.
Gw agak sedikit kesal dengan mereka karna merampas waktu berharga gw untuk memejamkan mata.
"Iyeh iyeh.. Sans dong," ucapnya sambil menjulingkan bola matanya.

Sekarang saatnya giliran Daniel.
Gw pun mengambil tisu dan membersihkan darah yang keluar dari hidung Daniel akibat tonjokan kuat dari Brandon. Setelah selesai mengobati duo nakal itu, gw pun kembali menaruh kotak p3k itu dan keluar pintu uks. Karna sudah tak tahan dengan duo nakal itu.

"Ehh Pris tunggu," ucap Brandon dengan halus sambil memegang tangan gw untuk menahannya keluar.
"Lepasin! Dasar modus! Apa lagi lu!?" tanya gw dengan penuh emosi.
"Makasih ya," ucap Brandon dengan senyum lebarnya.
Manis sih memang, tapi tetap saja bukan tipe gw.
"Ya sama sama." ucap ku datar.
"Gw juga ya Pris. Makasih," ucap Daniel juga dengan senyumnya.

Tanpa gw sadari gw membalas senyum mreka dengan senyuman tipis gw. Ishh apaan sih Prisqilla. Ngapain bales tu duo nakal.

Gw pun langsung meninggalkan ruang uks dan menuju kembali ke kelas. Gausa ditanya mau ngapain ke kelas. Tentu mau tidur. Gw masi punya waktu 15 mnt sebelum bell bunyi.

Tapi sepertinya semua nya, segalanya, alam semesta ini tidak berpihak kepada gw.
"Panggilan kepada Prisqilla Granellia Clorene harap ke perpustakaan sekarang juga." ucap seorang guru entah siapa itu dari radio sekolah. Itu guru gaada kerjaan lain apa selain manggil gw. Kurker amat.
Dengan malas dan terpaksa, gw pun berjalan menuju ruang perpustakan yang terletak di pojok koridor kanan. Sedangkan uks terletak di pojok koridor kiri. Ujung ke ujung men. Betapa mager nya gw.

Sesampai nya gw di perpustakan. Gw memasang wajah muka sopan, yakni senyum. Lalu mengetuk pintu dan berkata dengan halus "permisi ibu,"
Seperti bukan gw. Tapi ya mau bagaimana lagi.

"Eh Prisqilla," ucap bu Mona yang ternyata sedang 'kurang kerjaan' memanggil gw. "Eh ibu, hehe," ucap ku bercanda agar suasana tidak begitu 'garing'. "Ada apa ya bu memanggil saya?" tanya gw pada bu Mona yang langsung mengambil kertas di depan nya.
"Ini Pris, undangan rapat buat anak2 PMR buat acara camping 2 minggu lagi," ucap bu Mona sambil menyerahkan kertas itu ke gw.
"Jadi maksud ibu anak2 PMR cuman diberi waktu latihan 2 minggu sebelum hari H?" tanya gw tak yakin. Jadwal gw padat, mana lagi lusa ada olimpiade matematika lagi.
"Iya. Ibu yakin. Kenapa? Kamu ragu Pris?" tanya bu Mona lagi ke gw dengan alis yang sudah dikerutkan olehnya. "Engga kok bu. Hehe. Nanti saya atur deh bu jadwal nya," ucap gw pasrah.
"Oh yasudah deh. Kamu boleh kembali ke kelas," ucap bu Mona sambil berpindah tempat duduk yang didepannya ada komputer. Gw tebak ia akan melanjutkan crita untuk bukunya. Dan kenapa ga dari td gw disuruh balik ke kelas. "Yaudah deh bu. Makasih ya bu. Permisi bu," ucap gw lalu membuka pintu dan berjalan cepat menuju kelas. Waktu gw cuman tinggal 5 menit. Oh DAMN!
Pelajaran Pak Beni lagi. Fisika. Kalo gw tidur. Habis lha gw. Mata gw tinggal 5 watt. Gw pun berjalan dengan cepat menuju kelas gw dan tak disengajai.
BRUKKKK!!!!!

"ADUH!!SIAPA SIH!" teriak gw penuh emosi.
Gw pun jatuh karna orang itu lebih kuat dr tubuh gw yg kecil ini.
"Eh! Prisqilla!?" ucap orang itu.
Gw pun menatap mulai dari sepatu nya.
Ok sip napak tanah. Gw aman.
Setelah itu celana, baju, sampai akhirnya muka nya.
"Daniel?" tanya gw.

"Iya. Maaf ya Pris, gw ga sengaja. Sini gw bantu lo berdiri," ucap Daniel seraya mengulurkan tangannya agar gw bisa kembali berdiri.

"Gausa!" ucap gw langsung berdiri dan berlalu pergi.

"Qilla...qilla...susah bgt narik perhatian lo," ucap Daniel pasrah.

Prisqilla POV OFF

Prisqilla pun langsung menuju kelasnya dengan jalan cepat.
Tepat saat ia membuka pintunya, pak Beni, guru killer campur menyebalkan itu langsung mengoceh.
"Prisqilla, dari mana saja kamu? Kamu tau ini jam berapa? Kalau kamu dipanggil siapa guru yang memanggil kamu? Dan kertas apa itu?" ucap pak Beni melontarkan pertanyaan sekaligus.
"Saya dari perpus pak, dipanggil bu Mona. Bapak mau marah? Ke bu Mona saja pak. Ini kertas rapat PMR. Gaada hubungannya dengan fisika. Saya duduk ya pak," ucap Prisqilla dengan nekat dan langsung berjalan menuju tempat duduknya.

"Hei! Siapa yang menyuruh kamu untuk duduk!?" ucap pak Beni mulai emosi.
"Saya sendiri pak," ucap Prisqilla dengan santai. "Memangnya kamu siapa?" tanya pak Beni masih penuh emosi. "Saya siswi disekolah ini pak," balas Prisqilla lagi.
"Sudahlah bapak menyerah berdebat denganmu, lanjut buka buku nya halaman 10," ucap pak Beni pasrah.

Prisqilla memang dikenal jago berdebat alias tak mau kalah.
Ia orang yang baik, tapi terkadang ia tak mau dikalahkan. Seperti egois yang melunjak secara 'halus'.
Semua anak menganga melihat betapa berani nya Prisqilla melawan Pak Beni. Tak sopan. Memang benar, tapi ia telat bukan karna dirinya sendiri, itu karna ia dipanggil Bu Mona. Ada benar nya juga sih.

Sangat jarang ada murid yang berani menjawab dengan santai dan lantang pertanyaan dari Pak Beni yang killer nya stengah mati.
Pak Beni yang katanya "killernya strngah mati" pun bisa menciut dan mengalah dengan Prisqilla.
Tepuk tangan menyambar dikelas itu.
Pak Beni seperti nya malu. Ia keluar kelas dan tak kembali lagi.
Smua anak bersorak2.
"GAADA FISIKA WOIII!!!!!! WOOHOO!!"

Prisqilla "bahagia". Bukan karna tidak ada pelajaran fisika, tetapi karna ia bisa mengistirahatkan mata nya sejenak.

Haii... Ada cerita baru nih.
Yang Ne Devrait entahlah bakal dilanjutkan atau tidak.
Semoga suka ya...
Enjoy!

BETWEEN 2 BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang