.
.
.Aku adalah anak tunggal yang terlahir dari keluarga biasa. Ayahku bekerja disebuah perusahaan asing sedangkan ibuku mempunyai sebuah toko buku dilantai bawah, ciri khas dari toko buku kami adalah kata-kata mutiara yang selalu ku tulis di papan kecil depan toko kami.
“ Kekuatan baru yang datang padaku, ku beri nama cinta”. Sebelum berangkat sekolah itulah kata mutiara yang ku tuliskan dipapan untuk mengawali pagi yang cerah ini. Kata itu aku kutip dari sebuah buku.
Sekolahku memang agak jauh dari rumah, tetapi rumahku dekat dengan stasiun kereta bawah tanah sehingga aku menaiki kereta untuk berangkat ke sekolah. Kali ini suasana dikereta ramai, maklum saja ini adalah kota metropolitan. Seperti biasa hari ini aku kesiangan.
“huff..untung aku hari ini tidak telat” kataku sambil menghela nafas didepan pintu gerbang sekolah elit ini. Langkah demi langkah aku menuju kelasku.
“ Hai, Thea” panggil teman dikelas. Ya, memang benar namaku adalah Athea mereka sering memanggilku Thea.“Hai” jawabku dengan gaya sok cool sambil menuju tempat duduk. Begitu sampai ditempat duduk aku langsung meletakkan kepalaku diatas meja. Aku begitu lelah dan hari-hari disekolah membosankan. Tepat sekali aku memang tidak punya teman bukan karna dikucilkan, tetapi aku memang tidak punya waktu untuk berteman. Saat jam kosong aku lebih suka ke UKS untuk menenangkan diri, jika istirahat lebih suka ke perpustakaan, ke kantin sendiri atau keatap sekolahan. Itu karena aku tidak suka keramaian.
“Tett…” tanda bel pulang sekolah berbunyi, semua anak-anak dikelasku bersorak gembira (kecuali aku). Bagi mereka bel pulang istirahat adalah mukjizat dan aku juga merasakan hal itu.
Kali ini aku pulang dengan kereta lagi dari stasiun, aku berjalan menuju rumah sambil menendang kaleng bekas yang tak berdosa. Bukanya kembali kerumah tapi aku malah mampir ke taman depan rumahku. Saat aku ingin duduk dikursi, aku terjatuh “ gubrakkk..”.Dan tiba-tiba ada sebuah cahaya berkilauan yang keluar dari tanganku mengenai lampu taman yang tidak menyala. Aku begitu kaget, yang benar saja lampu itu langsung bersinar sangat terang dengan berwarna biru indah. Tidak hanya itu , lampunya pun menjadi menghilang begitu saja. Yang lebih mengagetkan lagi dileherku terdapat sebuah kalung liontin yang sebelumnya tidak pernah aku pakai bahkan aku baru melihatnya.
“Apa-apaan ini. Liontin apa ini?” gumanku dalam hati. Karna tak percaya dengan apa yang aku lihat, aku mencubit pipiku sendiri. Ternyata bukan mimpi. Aku langsung berlari menuju tempat ibuku dan menceritakan semuanya , tetapi ibu hanya tersenyum kecil sambil mengusap kepalaku.
“Kamu seharusnya memang sudah mempunyai kekuatan itu Thea” ujar ibu.
“Maksud ibu”? tanyaku heran.
“Ibu sebenarnya juga mempunyai kekuatan sepertimu. Kekuatan itu akan muncul saat usiamu 15 tahun dan sudah saatnya kau harus pergi ke Asrama Vendrodent, tempat dimana kamu harus mengendalikan serta mengasah kekuatanmu. Liontin di kalungmu adalah simbol dari kekuatan yang akan memberimu sebuah petunjuk.” jelas Ibu dan menyuruhku untuk mengambil pakaian serta barang barang yang dibutuhkan untuk ke Asrama
Vendrodent dan aku sudah siap untuk berpetualang.
Keesokan harinya, setelah semua barang siap. Aku dan ibu pergi kesebuah gudang yang sebelumnya belum pernah ku masukki dan ada sebuah pintu kecil. Ibu menyuruhku memasukinya dan menyucapkan kata-kata perpisahan. Begitu masuk, aku tiba-tiba menuju sebuah lift yang aneh bagiku. Kemudian lift itu behenti. Saat pintu lift terbuka
“wow.. yang benar saja?” kataku heran. Ini seperti sebuah istana luas yang dihuni oleh orang orang berkuatan magic sepertiku.
“Apakah kau Athea?”. Tanya seorang wanita cantik yang seumuran ibuku. “iya”. Jawabku sambil gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Athena
Short StorySaat aku ingin duduk dikursi, aku terjatuh " gubrakkk..".Dan tiba-tiba ada sebuah cahaya berkilauan yang keluar dari tanganku mengenai lampu taman yang tidak menyala. Aku begitu kaget, yang benar saja lampu itu langsung bersinar sangat terang dengan...