Prolog

27 1 1
                                    

Langit cerah di kota Semarang pagi ini membuat hati siapapun yang melihatnya merasa senang tak terkecuali DIFEN. YA. Difen merupakan singkatan dari nama masing-masing mereka. Diani Lestari, Intan Fitriyani, Felin Amalia, Emmanuella Putri Hapsari dan Nicole Nareswara Dian Bestari. Mereka bersahabat sejak kelas satu SMA. Saat ini mereka sudah duduk dibangku kelas tiga. Saat-saat menegangkan menuju ujian nasional.

Saat ini mereka berada di salah satu cafe di kota Semarang yang terkenal dengan perpustakaan bukunya. Mereka akan menghabiskan waktu untuk berkumpul setidaknya satu kali dalam seminggu. Meskipun mereka satu kelas, berkumpul juga penting untuk mereka.

Bagi mereka berkumpul merupakan salah satu cara untuk merefreshkan otak setelah bergelut dengan rumus-rumus yang membuat mereka pening. Selama tiga tahun mereka berada di kelas ipa yang membuat mereka mau tidak mau harus mempelajari rumus-rumus yang membingungkan bin mematikan.

Mereka mengamati buku menu dan memilih-milih makanan dan minuman mana yang akan mereka pesan.

"Mbak aku pesen Choco Banana Shake sama Italian Tiramisu satu" ucap Felin sesaat setelah pelayan cafe menayani pesanan mereka.

"Hmm.. kalau aku pesen Blackberry Smoothie sama Makaroni Schotel satu" ucap Nicole setelahnya.

"Aku sama kayak dia aja mbak" ucap Diani sambil tangannya menunjuk Felin.

"Kamu apa Em?" Tanya Intan ke Emma.

"Aku bingung" jawab Emma masih melihat buku menunya.

"Mbak aku Oreo Milk Shake sama Fruit Pie" ucap Emma setelah berpikir ingin pesan makanan dan minuman apa.

"Kalau aku samain aja mbak sama dia" ucap Intan menunjuk ke Emma.

Pelayan itu menulis semua pesanan mereka dan pergi meninggalkan mereka berlima.

"Anjir gue deg-degan pas mau lihat hasil PUN kemarin" ucap Emma dengan logat 'anjir' nya.

"Sama Em aku juga deg-degan. Aku takut kalau nilainya jelek" sahut Diani.

"Kan baru PUN pertama, jadi kalau nilainya jelek juga masih bisa diperbaiki" ucap Intan yang lebih santai dibandingkan Emma dan Diani.

"Biasalah Tan, Emma kan udah biasa kayak gitu" kata Nicole cuek.

"Emangnya hasil PUN udah keluar?" Tanya Felin. Serempak mereka berempat menoleh ke arah Felin berada.

"Kenapa?" Tanya Felin bingung. Yang ditanya bukannya menjawab malah menggelengkan kepalanya.

"Udah dari tiga hari yang lalu kali Fel" jawab Nicole. Yang diangguki oleh Emma, Diani dan Intan.

"Kok aku ngga tau ya?" Tanya Felin lagi.

"Anjir nih anak" ucap Emma tiba-tiba.

Obrolan mereka terhenti karena seorang pelayan datang membawa pesanan mereka. Pelayan itu menata makanan dan minuman dengan rapi di atas meja. Mereka berlima mengucapkan terimakasih sesaat pelayan itu akan kembali ke dapur.

Mereka menikmati makanan mereka masing-masing. Sesekali mereka mencicipi pesanan satu sama lain. Selesai makan mereka melanjutkan obrolan mereka yang tertunda.

Disini mereka bebas internetan sepuasnya. Setiap cafe yang mereka datangi adalah cafe yang menyediakan wifi gratis. Lumayankan?

Bagi mereka wifi gratis merupakan anugerah tuhan yang tak ternilai. Karena wifi, mereka bisa youtuba-an sepuasnya, searching-searching, instagraman, dll.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

5 Sahabat 5 Negara 5 CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang