Mask!

1.2K 96 36
                                    



Saat melihat lebih dekat di perbatasan, antara keteraturan dan kekacauan, apakah kau melihat hal yang sama seperti apa yang kulihat?

Ketegangan, ketidakpastian, sedikit kejujuran yang tersembunyi di baliknya. Kenapa mereka berjuang begitu keras hanya untuk menutupi diri mereka yang sebenarnya?

Ataukah mereka menjadi diri mereka saat mengenakan topeng itu?

Terkadang aku penasaran dengan apa yang kau sembunyikan di baliknya, kawan.

Topeng apa yang kau kenakan?

Atau kau sama takutnya seperti mereka?

Aku?

Apakah aku takut?

Tidak, kawan.

Aku berbeda, karna terkadang topengku mengambil alih, dan kau tahu itu.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

An Eventual Slash Fanfiction

Story © Kenozoik Yankie

Warning: AU, Typo(s), OOC

.

.

Aku mendengar suara ketukan, atau mungkin itu hanya halusinasiku saja. Oh, ayolah, aku hanya ingin tidur tenang. Tetangga macam apa yang mengganggu sepagi ini? Aku menghiraukan ketukan itu lagi, semakin menggulung diriku di tempat tidur. Namun suara ketukan tadi justru semakin keras.

Kelopak mata membuka perlahan, rasa pening di kepala adalah hal pertama yang aku rasakan. Aku mengejab beberapa kali, ketika mendapati gambaran di sekelilingku masih nampak mengabur. Sejauh yang aku ingat, semenjak mengenal Sasuke, aku tak pernah lagi mengkomsumsi morfin. Baiklah, mungkin sesekali, tapi tetap saja tak sesering dulu. Lagipula, aku bukan seorang pecandu. Kuncinya adalah dengan membatasi diriku dengan tiga puluh miligram perhari. Selebihnya, aku mungkin mulai terbiasa. Aku mengecek kemurnian setiap pil, aku juga menyimpan delapan miligram Suboxone* untuk perawatan, andai saja aku kecanduan.

Aku memandang di sekeliling, mendapati diriku berada di jok belakang sebuah mobil, bukannya di berada di flat sempitku. Aku bangkit, masih tak fokus, baru menyadari rasa sakit di sekujur tubuhku. Aku memanggil Sasuke, karna itu adalah nama yang pertama aku pikirkan. Namun aku tak mendapatkan jawaban darinya.

Jadi aku berpikir, mungkin Sasuke yang mengetuk kaca mobil. Saat keluar dari dalam mobil, terik mentari menyambutku, aku mengeryit, dan sedikit terhuyung, lantas memakai tudung jaket di kepalaku untuk melindungi diri dari terik matahari di puncak musim panas.

Ya, seingatku ini musim panas.

Aku merasa kecewa, mendapati itu bukan Sasuke. Ia seorang pria asing berotot, dengan wajah kokoh yang keras.

"Siapa aku?"

"Apa katamu?" Ekspresinya nampak bingung, dan aku baru menyadari ucapanku yang keliru.

"Maksudku di mana aku?"

"Sudah tiga hari mobilmu parkir di sini. Kau memang sudah bayar, tapi masa berlakunya sudah habis, dan aku butuh uang tunai."

Hah? Tiga hari?

Aku tidak mengerti dengan apa yang pria asing ini bicarakan. Aku menoleh, mobil di belakangku memang milik Sasuke. lalu di mana si brengsek itu? Kenapa aku bisa berada di dalam mobilnya, dan ia yang entah kemana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mask!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang