Mirror

347 56 3
                                    

Mirror [ Imagine ]

.
.

"Wahai cermin tolong katakan padaku, siapa wanita terbodoh di dunia ini "

"Kau"

Deg
Deg

Aku tertunduk di hadapan sebuah cermin, enggan hanya untuk melihat pantulan wajahku disana. Otak ku berimajinasi jika saja cermin ini bisa berbicara pasti ia akan mengatakan jika aku wanita yang bodoh sangat bodoh.

Aku hanya menunduk ketika beberapa orang mulai datang, toilet umum tempatku berada sekarang memang sering ramai. Aku masih menunduk dengan membasuh muka berusaha bersikap senormal mungkin walaupun telingaku jelas mendengar mereka berbisik membicarakan kondisiku yang menyedihkan.

Wajahku pucat pasi, dengan mata bengkak dan make up yang sudah luntur. Jangan lupakan pakaianku yang kotor.

Padahal sebenarnya aku ini wanita yang lumayan cantik walau tanpa make up sekalipun.
Hahaha jangan berpikir aku sombong, tidakk tidakk tapi ada satu orang pria yang selalu menganggapku cantik.

Kim Jongdae namanya.

Tes
Tes

Air mata entah yang keberapa kini kembali terjatuh, membuat lintasan tersendiri di atas pipi menambah kehancuran di hatiku.

Apakah kini ia masih akan memanggilku cantik? 

Apakah ia masih akan tersenyum dan tertawa untuku ??

Masihkah??? 

Kami sudah bersama sejak 3 tahun lalu, latar belakang ekonomi yang sulit memaksa kami untuk bekerja ekstra di ibu kota Korea. Tak jarang kami melakukan pekerjaan paruh waktu agar dapat menutupi kebutuhan yang tak pernah henti datang. Dengan alasan ekonomi pula kami memutuskan untuk tinggal dalam satu atap yang sama. Berbagi suka dan duka juga menghadapi dunia.

Kerja keras Jongdae membuahkan hasil.

6Bulan terakhir ia di pilih sebagai kepala editor di kantor tempatnya bekerja. Ia sudah tidak lagi melakukan pekerjaan paruh waktu namun sebagai gantinya ia sekarang lebih sering tidur di kantor dari pada di rumah.

Aku tak masalah karena aku tau semua yang Jongdae lakukan hanya untuk membuat masa depan kami lebih indah.

Waktu menunjukan pukul 11 malam namun Jongdae masih belum pulang, ini adalah hari ke 5 ia pulang larut.

Ceklek.

Mataku menatap ke arah pintu, senyumku terkembang ketika melihat Jongdae pulang.

"Akhirnya kau pulang, apa kau ingin sesuatu?  " tanyaku.

"Aniya" Jawabnya lemas.

"Kau ingin mandi atau makan mungkin?  Akan ku siapkan " tawarku lagi.

"Aku lelah dan ingin tidur, jaljayo" ujarnya lalu mengecup keningku singkat.

Aku menatap sedih kearahnya, sebegitu banyak kah pekerjaan yang harus ia lakukan hingga Jongdae kelelahan seperti sekarang? 
Bahkan ia langsung tertidur ketika tubuhnya bertemu dengan ranjang.

Aku menarik nafas, perlahan aku buka sepatu yang masih ia kenakan. Membuka jas miliknya agar ia tak kepanasan.

Tunggu dulu

Aku hafal betul parfume yang Jongdae pakai dan ini bukan wangi parfume miliknya, ini wangi parfume wanita.

Tanpa sadar aku meremas jas tersebut sambil berusaha membuang segala pikiran buruk.

Jongdae mencintaiku dan ia tak akan berkhianat demi alasan apapun.
.
.
Sejak malam itu pikiranku selalu gelisah, aku tak bisa fokus pada pekerjaanku sendiri. Semuanya terasa berantakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang