• 2nd Day •

53 12 3
                                    

December, 2nd.

Menjadi milikmu adalah mimpi terbesarku. Melukis senyum diwajahmu adalah keinginanku.

Tapi, berada didekatmu cukup untukku yang selalu berangan-angan  tentang dirimu yang begitu sempurna.

•••

Aku menatap jengah pada Yeri. Dia terus saja mengeluh tentang tugas-tugas yang diberikan para dosen. Rose menanggapinya dengan terkikik geli melihat Yeri yang terus saja mengumpat.

"Ayolah, apa dengan mengumpat dan mengeluh tugasmu akan jadi dengan sendiri? Tidak, kan?"

Yeri terdiam mendengar penuturan-ku. Lalu sedetik kemudian, ia tersenyum lebar. Rose yang melihat perubahan Yeri yang drastis, menatapnya horror.

"Song Jiyoo! Kau memang yang paling terbaik! Baiklah, aku akan mulai mengerjakannya dan berhenti mengumpat. Kalau begitu aku ke perpustakaan dulu, bye!" Yeri meninggalkanku dan Rose yang melongo.

"Haha, Rose, kau kenapa?"

Rose menggelengkan kepalanya dan menarikku ke Cafetaria.

Hal pertama yang aku sadari ketika sampai adalah Cafetaria sangat ramai. Bahkan, tempat untuk duduk pun, sudah tidak ada lagi.

Aku menghela nafasku kasar. Lalu menatap Rose malas.

"Ya.. Kita tidak mendapatkan tempat, padahal kan, perutku sudah lapar." keluh Rose.

"Kau pikir aku tidak?"

"Tapi aku lapar se---"

"ROSIE! JIYOO!"

Aku dan Rose menoleh pada orang yang memanggil kami. Ah, dia Suga sunbae. Lebih tepatnya, Min Yoongi, atau yang sering dipanggil Suga karena memiliki wajah yang sangat manis. Oh iya, Suga sunbae adalah pacar Rose.

Rose tersenyum senang saat melihat Suga sunbae mengisyaratkan kepada kami untuk menghampirinya. Dengan penuh semangat Rose menarik lenganku.

Sial, kami sampai di tempat Suga sunbae. Yang membuatku mengumpat adalah orang-orang yang duduk di sekitar Suga sunbae. Mereka sahabat Suga sunbae. Namanya Seokjin sunbae, Namjoon sunbae, Hoseok sunbae, Jimin sunbe, Jungkook sunbae, dan... Taehyung sunbae.

Aku membungkukkan tubuhku dan tersenyum pada mereka.

"Jiyoo-ah, tak usah canggung dengan kami." kata Hoseok sunbae dengan senyumannya. Jungkook sunbae mengangguk, mengiyakan ucapan Hoseok sunbae.

"Maaf sunbae," aku menunduk menatap sepasang sepatu yang membungkus kakiku.

"Tidak apa-apa, Jiyoo-ah. Mereka baik kok," ucap Rose sambil menepuk bahuku.

Sialan kau Rose, kau harus tahu betapa tersiksanya aku disini.

Oh, oksigen! Kenapa rasanya sesak sekali.

Aku hanya tersenyum canggung.

Mereka mengobrol dengan penuh canda tawa, sesekali aku ikut tertawa. Seokjin sunbae dengan leluconnya, Namjoon sunbae dengan lesung pipit-nya, Suga sunbae dengan ucapan pedasnya yang membuat Rose tertawa kencang, Jimin sunbae dengan senyuman eyesmile-nya, Jungkook sunbae yang tersenyum sembari memperlihatkan gigi kelincinya, dan Taehyung sunbae yang sering kali menampilkan senyum kotaknya yang menawan.

Kutatap sosoknya yang tengah tersenyum, memperlihatkan senyuman kotak miliknya. Sosok yang dua tahun terakhir aku kagumi.

Rose, dan para sunbae kini tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Hoseok sunbae. Aku hanya tersenyum tipis. Diam-diam mataku meneliti keindahan ciptaan Tuhan yang sedang tertawa tanpa beban.

Memandangmu sedekat ini, membuatku terpanah, kau jauh lebih indah dan sempurna. Aku tersadar dalam anganku, aku tak pantas untukmu.

29 days • kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang