Kriinngg...Kriinngg...
Jam weker mungil disamping tempat tidur Cindy terdengar meraung-raung. Cindy terbangun sebentar,ngulet-ngulet, lalu mematikan jam weker itu. Dia melihat sekilas jam itu. "Jam setengah enam, tidur lagi ah,"batinnya. Dia merapatkan selimutnya dan tenggelam dalam alam mimpi.
Cindy berada di sebuah taman yang indah. Penuh dengan bunga. Dia duduk di sebuah bangku kayu panjang bersama seorang cowok manis,Varo. Alvaro Geovanni lebih tepatnya. Varo yang selama ini dia cari keberadaannya, Varo yang selama ini dia rindukan, yang selalu membuat dirinya hanya memikirkan semua tentangnya, kini sedang duduk disampingnya. Menatap pemandangan danau yang indah di taman.
"Var,kamu apa kabar?" sapa Cindy.
"Baik,kamu?" tanya Varo tanpa mengalihkan pandangannya.
"Aku juga baik." seulas senyuman terukir indah di bibir mungil Cindy, ya walaupun hatinya merasa sedih saat melihat Varo cuek ditambah suasana yang akward buat mereka. Meskipun begitu dia merasa senang antara percaya atau tidak bahwa dia dapat berjumpa lagi dengan varo. Suasan taman yg sepi,sejuk membuat mereka hanya diam tanpa sepatah kata pun, terlarut dalam pemikiran masing-masing."Cin...Cindy," Varo bersuara memanggil nama Cindy memecahkan Keheningan. Cindy kembali tersadar dan menatap Varo. kini mata mereka berdua bertemu terkunci dalam satu tatapan,tanpa ada yang mau melepaskannya. Mata hanzel milik Varo begitu indah dan menatap tajam mata biru Cindy.
"ciiinnnndy..." Varo memanggil namanya dengan suara yang... Ahhh, Cindy gugup,gelisah,melihat sikap Varo." CIN...CINDY...CIN..."
loh? Suara Varo kok jadi cempreng begitu? Mana pakai ngebentak,persaan dia tadi manggil gue dengan lembut.
"CINNNDYY...!!!" kemudian Cindy membuka mata. Ternyata bukan suara Alvaro,tetapi suara Wiwin. Bundanya. Oohh,ternyata aku mimpi ya? batin Cindy.
"Cindy...!!! Bunda bangunin kamu dari tadi nggak bangun juga. Udah siang nih... Mau sekolah nggak?"
Cindy melirik jam wekernya,"BUSEEETT...!! setengah tujuh?" mampus gue telat deh..." Cindy menepuk jidatnya. Nyawanya langsung terkumpul di ubun-ubun semua. Kemudian cepat-cepat keluar kamar. Melewati bundanya yang masih ngomel-ngomel. "Kok bunda nggak bangunin aku? Pelotot Cindy. Bunda yang berdiri di pintu melotot, "Kamu ini ya melototin bunda, mau jadi anak durhaka? Kamu sendiri yang bilang mau bangun pakai alarm." Cindy mendesah pelan "Huu...iya deh bun, maaf.Bundakan tau ini hari pertama Cindy masuk sekolah. Bunda sama ayah sih...! Pakai acara pindah tugas segala. Jadinya ribetkan...? Cindy jadi ikutan pindah sekolah juga," jelas Cindy panjang lebar. Wiwin melotot dan geleng kepala melihat tingkah anak tunggalnya.
Kemudian Cindy berlari ke kamar mandi. Lalu mandi. Ya iyalah.masa mau maen bola di kamar mandi. Hohoho... Jam tujuh kurang lima menit, Cindy baru siap berangkat sekolah. Cindy sekarang lagi nyegat angkot di jalan besar dekat rumahnya, nasib telat bagun gini deh. Biasanya kalau nggak telat Cindy selalu berangkat bareng ayahnya. Namun, hari ini dia harus naik angkot berhubung ayah nya sudah pergi ke kantor setengah jam yg lalu.Jarak rumah ke sekolah kira-kira 20 menit, itu pun kalau nggak macet.
"Ya ampuun, macet. Telat deh gue..." Cindy menepuk jidatnya ketika berdesakan diangkot.
"Hari pertama masuk sekolah baru, udah telat mampus deh gue, untung gue murid baru. Jadi gak terlalu takut kenak hukuman," Cindy berkata dalam hati.Sudah jam tujuh lima belas ketika angkot berhenti tepat di depan sekolah baru Cindy. Cindy turun dari angkot. kemudian berlari menuju sekolah dan mencari ruangan Kepala Sekolah.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE ROMANCE
Teen Fiction[ON SHOOT] Saat Cindy masih SMP, ada murid pindahan bernama Calista dikelasnya, Calista yang cantik dan pendiam langsung akrab dengan Alvaro,cowok yang disukai Cindy. Cindy pun patah hati. Tak lama setelah itu, Cindy harus pindah sekolah. Tetapi saa...