TR~1

35 1 0
                                    

Sebelumnya harapan ku yang selalu membuat ku lebih terluka.
Tapi sekarang aku benar-benar berharap untuk tak melihatmu.

-Cindy Azalia

Hari ini adalah hari pertama Cindy masuk ke sekolah barunya. Setelah keluar dari ruangan Kepala Sekolah. Dia berjalan menyusuri seluruh koridor sekolah. Mencari letak ruangan kelas XI-IPA 5 yang akan menjadi kelasnya. Cindy berdiri di lorong panjang paling sudut diantara taman yg mengelilingi ruang tersebut. Ya, ruangan XI-IPA 5,segera Cindy mengetuk pintu tersebut.

***

Sementara di sisi lain ruangan kelas yang tadi nya begitu hening,karena terdapat guru killer ditambah pelajaran yang membuat semua siswa pusing apalagi kalau bukan pelajaran Matematika. Kini kembali ricuh,hanya ditinggal beberapa menit oleh gurunya.

"Woi, bisa diam gak sih? Baru aja ditinggal bentar sama tu guru langsung ribut," cewek berkacamata itu berdiri menatap seluruh siswa siswi yg ada dihadapnnya.
"Wesss, seloww dong Ri. Sensi amat sih lagi dapet ya," jawab cowok berambut ikal dengan satu anting disebelah kiri,baju keluar.
"Loh itu ya Dav...!" decak Riri menunjuk wajah Dava.
"Hm...ayo loh mau apa? Gue gak takut ya. Lagian kita semua bosan sama pelajarannya Bu Wati, nggak ngerti gue. Udah guru kayak nenek lampir,serem amat,"ucap Dava meremehkan yg sudah berdiri di depan kelas. Semua orang yg ada dikelas kembali diam, bukan karena suara Dava,melainkan Bu Wati yg sudah berdiri di belakang Dava.

"DAVAAAAAA...!!!" bentak Bu Wati. Seketika Dava terlonjak kanget mendengar suara yg sudah dihapalnya.
"Hehehe,ada ibu Wati yg cantik jelita," ucap Dava dengan tampang nyengir yg tidak berdosa.
"kamu bilang apa tadi Dava?"
"Eh...h...hm...anuu... Bu gak ada," Dava menjawab dengan gugup. Bu Wati yang mendengar ucapan Dava menjewer telinganya. "Kamu kira saya gak dengar hm? Habis ini kamu ikut ke ruangan saya. Saya lagi malas marah-marah sama kamu Dava. Sekarang kamu kembali ketempat kamu," titah Bu Wati. Dava berjalan menuju bangku paling pojok di sudut kelas dengan wajah kesal. Teman satu kelasnya hanya tertawa cekikikan.

"Perhatian semuanya, sebelum ibu lanjutkan belajarnya. Kita kedatangan murid baru pindahan dari Bandung."
Seketika ruangan kembali ricuh,menebak siapakah murid pindahan itu. "Semuanya harap diam, dan mohon kalian bantu dia ya. Silahkan masuk Nak," ujar Bu Wati mempersilahkan gadis tersebut masuk.

***

Cindy masuk kedalam kelas. Berdiri melihat seluruh murid-murid yang ada di kelas itu. Saat Cindy ingin memperkenalkan dirinya tiba-tiba matanya menangkap silvet yang selama ini dia rindukan namun juga yang membuat dia patah hati. Ya Alvaro Geovanni sahabat waktu SMP Dharma, dan disampingnya ada Calista Eleen Berly yang membuat dia merasakan perih dihati. Calista murid pindahan semasa SMP yang langsung akrab dengan Alvaro. Kini mereka ada di depan matanya. Namun, mereka sepertinya tidak menyadari keberadaannya. Mereka terlalu akrab dan ahhh.. Gue gak bisa ngungkapinya. Sekarang gue merasakan sakit itu kembali dan ingin menangis.

"Hai, perkenalkan nama gue Cindy Azalia. Panggil aja Cindy, mohon bantuannya," ucapnya dengan nada yg lirih tapi masih bisa ditutupin oleh senyuman manisnya.

"Baiklah Cindy, kamu boleh duduk di bangku belakang Varo dan Calista." seketika Cindy terkejut,begitu juga Varo dan Calista yg mendengar namanya disebut. Varo dan Calista yg dari tadi tidak mendengarkan dan tak tahu apa yang terjadi dikelasnya kini menatap kedepan. Mereka kini sedang menatap satu sama lain dengan raut wajah yg tidak dapat diartikan. Banyak pertanyaan yg muncul dikepala mereka bertiga. Banyak hal yg ingin segera mereka selesaikan namun sulit mengungkapkannya.

***

TRIANGLE ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang