Ignore

370 35 0
                                    

Perasaan bagaikan kulit sensitif yang harus dirawat dengan benar. Kuinjakkan kaki di pelataran rumah yang terlihat sepi. Aku merindukan gadisku, merindukan senyum dan tawanya, tingkahnya dan aku juga merindukan kehadirannya.

Entah sudah sejak kapan gadis itu mengabaikanku seperti aku tidak pernah ada di dunia ini. Dia mulai berubah lalu meninggalkanku di dalam labirin yang membuat kepalaku pusing. Aku terjebak di dalamnya, aku hilang arah. Sungguh, aku tidak pernah melakukan kesalahan. Aku juga tidak pernah menyakitinya. Tapi kenapa dia malah menyakitiku seperti ini?

"Mark?"

Aku menoleh, menemukan sosok paruh baya yang menatapku bingung.

"Ada apa ke sini?"

Hah, bahkan aku sudah tidak merasakan kehangatan dari sosok itu. Naomi benar-benar sudah melupakanku. Apakah dia tidak tahu tentang Mina yang meninggalkanku?

"Aku ingin bertemu Mina."

Perempuan itu mengernyit. "Untuk apa?"

"Aku merindukannya. Dan aku butuh penjelasan darinya."

"Apalagi yang ingin kau dengar?"

Aku hanya menunduk, memikirkan kata-kata yang pas agar tidak menyudutkan Mina. Ah, tapi bukankah ini memang salah Mina? Setiap orang memiliki sopan-santun, yang mana setiap datang ke rumah orang harus mengucapkan sapa dan ketika pergi mengucapkan salam perpisahan. Tetapi Mina? Gadis itu menghilang bak ditelan bumi.

"Aku sudah pernah mengatakannya padamu, lupakan Mina, Mark."

"Aku tidak bisa."

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa melupakannya begitu saja setelah apa yang dia lakukan padaku."

"Bukankah sudah jelas kalau dia tidak ingin bersamamu lagi?"

"Tapi kenapa? Dia masuk ke hatiku dengan tiba-tiba, menggenggam hatiku dengan erat lalu mencampakkanku begitu saja. Kalau tidak mau bersamaku lagi, kenapa tidak mengatakannya langsung padaku?"

"Pulanglah, dan lupakan Mina."

Setelah Naomi pergi, aku menghela napas panjang. Rasa sesak itu kembali datang. Sesulit apa memangnya memberikan alasan serta kejelasan hubungan mereka?

Kehadiranku masih diabaikan, bahkan kedatanganku kemari masih saja menyisakan tanda tanya. Dengan langkah diseret aku masuk ke dalam mobil. Aku menyempatkan menatap lama kaca jendela kamar Mina. Sedetik aku menemukan sosok yang aku rindukan itu, namun sedetik kemudian bayangannya langsung menghilang. Mengembuskan napas panjang, aku mulai menjalankan mobilku. Dalam hati aku berharap kedatanganku lagi nanti akan bersambut.

🐧🕊🐦

Aku ngerasa kaku banget nulisnya. Nggak dapet feel sama sekali, kan? 😭😭😭😭😭

Mark Tuan's DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang