Rienne Callie

149 17 5
                                    

" Tak peduli apa kata orang, aku juga tak pernah peduli apa yang telah mereka perbuat denganku. Saat ini aku hanya ingin mendengarkan alunanku sendiri, tanpa ada yang menggangguku" –Rien.

Seorang gadis duduk sambil mendengarkan lagu dengan earphone putihnya, di sofa berwarna coklat yang berada di ruang tamu. Dengan wajahnya yang datar, bermelas sedikit senyum. Sambil menikmati secangkir coklat panas dengan suasana hujan.

Iya itu aku.

Rienne Callie, itulah nama panjangku. Tetapi biasanya semua orang memanggil ku Rien, atau dalam penyebutannya Rin.

Aku anak kelahiran '90, yang berhobi menggambar dan mendengarkan musik, dan itu adalah suatu ciri khas diriku dan aku termasuk orang yang introvert-an .

Sekarang ini, aku berumur 17 tahun. Yang sudah menduduki bangku SMA atau bisa dikatakan Sekolah Menengah Atas.

Orang-orang juga pernah berpendapat tentang ku , kalo aku adalah cewe yang paling natural dan aku termasuk orang yang sangat jutek kepada semua orang.

Tapi..

"Hayoo..kemana aja sih Rin, lu liat dong hp lu gue udah nelpon sms lu berapa kali lu ga ada respon sama sekali, bikin khawatir aja" dia langsung mengusap kepala aku dengan halusnya dan menatapku dengan khawatirnya.

"Eh.. Kok lu bisa masuk gitu aja sih.. iya maap dari tadi gue cuman dengerin lagu doang notif gua ga ada yang masuk soalnya gua silent" jawab ku kepadanya dengan muka merah.

" Yakan tadi gua ketemu sama ibu lu gimana sih..Yaudah gapapa yang penting lu dah di depan muka gue oke.." sambil tersenyum dan masih mengelus kepala ku.

Yah..
hanya satu orang yang tidak bisa sama sekali aku jutekin. Yaitu dia .. Namanya Azka Aldric. Ya aku biasanya memanggilnya Al. Dia adalah sahabat kecilku yang sangat peduli dengan ku. Entah mengapa sampai saat ini dia selalu berada didekat ku. Dari Playgroup hingga SMA sekarang. Dia adalah  moodbooster ku, entah gimana nasibku kalau tanpanya.

Dia suka bermain bola basket, mendengarkan musik, bermain gitar. Sampai dia mempunyai banyak penggemar cewe disekolahku. Tapi.. Dia sangat dingin kepada semua cewe kecuali aku. Sangat aneh, tapi aku bersyukur bisa punya sahabat seperti dia.
Dia satu sekolah bersamaku dan hingga sekelas bersama berturut turut. Bahkan dia juga duduk di sebelah bangkuku.

"Lu dah makan belum?" tanya Al kepadaku.

"Gue lagi gak ada nafsu makan " jawab ku.

" Kenapa ga nafsu sih, yaudah sekarang kita makan dulu, ibu lu udah nyiapin semua makanan buat lu. " sambil menaruh gelas ku di meja kecilku dan menarik ku untuk bangun dari sofa.

" Tapi kan gue lagi ga nafsu al"

" Lu bakal nafsu makan kok, kan gue yang suapin."

"Tapi Al, Gue mal .."

"Ssstt.... ( mencoba menutup mulutku dengan jarinya) Coba nolak dari gue? Eet ga inget perjanjian kita dulu yak? Jangan bikin gemes gue deh ya" Jawab Al dengan mencubit pipi ku.

Tatapannya yang sangat serius dengan ku sampe membuat ku kebingungan untuk berbuat apa.

"Pokoknya gue yang suapin oke, ayo ke bawah ga enak bikin nunggu ibu lu" dan dia pun langsung menarik tanganku ke ruang makan.

(Sesampai di ruang makan, dia menarik bangku untuk ku)

"Silahkan duduk Neng Geulis" kata Al sambil memegang bangkunya dengan mempersembahkan kepadaku.

"iih.. Apaan coba Al" aku menahan rasa maluku.

"Lah.. Kan emang lu geulis" (dia menggombal).

" ish.. Dasar" kataku sambil tersenyum

"Aduhai neng susah banget kamu ya nak disuruh makan.. Untung ada si Al". Kata mama kepadaku.

"Loh.. Jadi mama yang nyuruh si Al kesini? " sakin penasaran.

" Iyalah..(menuju ke ruang makan sambil membawakan makanan lauk pauk ke meja makan dan duduk bersama kami) mama tuh iri sama Al masa dia nyuruh kamu segampang angin lewat sedangkan mama sesusah tembok didorong" sambil menyengir.

"Ihh mama mah .."

"haha aduh tante bisa aja jadi malu saya ( sambil tertawa)" kata Al.

"Tenang aja tante kalo Rin nakal nanti saya jitakin palanya hahaa.."

"Iiiih Al...Ga mau.." aku mencubit dia karna merasa malu

"Hahaha bagus-bagus tante percaya yaa Al sama kamu... Udah udah ayo sekarang pada makan biar pada gemuk semuanya ya. ( sambil mengambilkan piring dan menaruhkan nasi dan beberapa lauk lalu kita makan bersama )"

"Tante mau tau gak tante?"

"Apa itu den al?"

Aku hanya memerhatikan dengan seksama dan menyiapkan

I Can and I WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang