2

531 48 18
                                    

Badannya bergetar. Aku merasakan sesuatu yang dingin di punggungku. Apa itu air? Sedang menangiskah?

"Terima kasih. Kau satu-satunya orang yang mempercayaiku."

Biasanya, jika ada laki-laki yang baru kukenal melakukan hal ini, aku akan langsung menjambak rambutnya. Kecuali jika botak. Tapi sekarang berbeda.

Entah mengapa, aku jadi teringat masa lalu. Dikucilkan memang tak menyenangkan. Mereka menganggapku makhluk asing yang pantas diprasangkai buruk. Namun, seseorang hadir mengubah hidupku. Dia membuatku menjadi sosok yang tegar dan pemberani. Izuna. Walaupun dia adalah cinta pertama yang pernah membuat momen paling menyakitkan dalam hidupku, setidaknya dia juga pernah membuatku merasa telah menjadi makhluk paling beruntung di dunia.

Tapi sungguh aneh sekali. Sasuke menangis? Dia laki-laki kan? Benar-benar bukan tipeku!

"Hei, pria mesum. Mau sampai kapan kau akan mena-..."

TUNGGU!

Kepalanya tepat berada di pundak kiriku. Tapi, kenapa tetesan airnya ada di bagian kanan?

Tak lama kemudian, dia melepas pelukannya lalu menatapku. "Kau bilang apa tadi?" Tanyanya.

Benar saja, rupanya Sasuke tidak menangis. Lantas, sensasi tetesan dingin yang tadi itu apa?

Aku memeriksa punggung kananku. Dan ternyata...

"Kyaaaaaa!" Aku teriak histeris setelah menyadari ada benda kecil berlendir di sana. Jijik, geli, takut. Semua tercampur rata. Ditambah lagi Sasuke yang menertawakanku sampai terpingkal-pingkal. Aku kesal! Rupanya tadi itu ulah jahilnya?

"Dasar pria mesum tengik! Hilangkan benda ini dariku!" Ujarku sambil menyodorkan punggung dan menyibakkan rambutku ke kiri.

Bukannya mengambil benda menjijikkan itu dariku, dia malah menjulurkan lidahnya.

"Sialan kau!" Umpatku seraya memukul-mukul tubuhnya. "Sasuke, hilangkan benda ini dariku!"

Sungguh menyebalkan! Dasar pria tak tahu diuntung! Aku akan selalu sial jika selalu di dekatnya!

"Hey, kakak, seharusnya kau bertanggung jawab atas perbuatnmu itu!" Tawa Sasuke mulai surut. Aku mengikuti arah pandangannya. Mataku membulat sempurna ketika melihat senior ganas yang sedang menyandarkan tubuhnya di batang pohon sakura sambil memamerkan ketapelnya ke arahku. Darahku menjadi tambah naik.

"Kau?" Kutudingkan jari telunjukku ke arahnya. Dia hanya tersenyum tanpa dosa.

Kutarik tanganku lalu kugunakan untuk mengelus dada. Oh Tuhan, sabarkanlah ciptaanmu yang 'KYUT' ini.

Ok! Lebih baik aku ke toilet dan menghilangakannya sendiri!

"Hey, mau kemana kau?" Tanya Sasuke tepat saat aku melewatinya.

"Terserah!" Jawabku ketus.

"Kalau kau mau ke toilet, ke arah sana." Ujarnya sambil menunjuk ke suatu tempat. Oh, benar! Rupanya aku salah arah.

"Makanya jangan suka marah-marah, nanti cepat pikun!" Timpal Itachi sambil cekikikan. Aku yang sudah terlanjur malu, tak menanggapinya dan langsung berbalik arah.

Hari ini benar-benar menyebalkan!

♡♡♡

Kurebahkan tubuh lelah ini di kasur berseprai putih yang empuk. Sepi. Biasanya ada kakak Neji yang menemaniku sepulang sekolah. Bisa curhat ini itu. Terkadang, aku juga merindukan sikap over protektifnya.

Sekarang aku mulai hidup mandiri. Kak Neji harus menyelesaikan studinya ke luar negeri. Ayah dan ibuku bekerja di luar kota. Dan Izuna juga sudah....

Arrgghh! Sial!

Dia meninggalkanku dengan cara seperti ini. Padahal, dia berjanji pada keluargaku bahwa dia akan menjagaku selama meraka pergi.

Tapi, ayolah Hinata...

Aku hanya perlu siap siaga kalau ada penjahat masuk! Tak selamanya aku harus bergantung pada orang lain.

"Yosh!" Aku mengepalkan tanganku lalu kubenturkan ke dada. Semangatku berkobar kembali. Aku bangun, berniat menutup jendela kamar yang terbuka. Namun betapa kagetnya diriku saat melihat seseorang yang kukenal sedang nangkring di sana.

"Hei, tampaknya kau butuh teman untuk bicara." Ujarnya dengan santai. Reflek, aku mengambil benda di sekitar lalu kulempar ke arahnya.
Sial! Dia malah menangkapnya!

Aku mengambil benda lain di meja rias.

"Bisakah kau berhenti melakukan hal itu?" katanya sambil memijakkan kaki di lantai. "Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu." Sambungnya.

"Dasar pria mesum! Setidaknya lebih sopanlah sedikit! Lain kali jangan masuk rumah orang lewat jendela seperti itu!" Dia malah tersenyum gaje. "Kalau kau berniat buruk, kubunuh kau!"

"Memangnya kenapa?" Ujarnya sambil memainkan tirai penutup jendela. "Aku kan pacarmu."

Deg!
Spontan kulempar sesuatu yang sudah tersedia di tanganku.
Bingo! Kali ini lemparanku mengenai wajahnya.
Dia meringis kesakitan sambil memegangi mukanya sementara aku mengibarkan bendera kemenangan.

Kali ini aku puas!

"Rasakan itu! Dasar pria me-" kebahagiaanku terhenti setelah melihat darah mengalir dari lubang hidungnya. Segera kuhampiri dirinya lalu kutanyakan keadaannya.

Dia hanya tertawa seperti orang sinting!

Aku memandunya untuk duduk di ranjang sementara aku mengambil kotak P3K. Kuambil kapas untuk membersihkan darah itu. Dia mendongak, menghentikan pendarahan. Rahang kokohnya tampak jelas. Jakunnya begitu kuat di mataku. Tapi, ada sedikit luka di lehernya.

"Apa aku terlihat menggoda?" Dia melirikku. Wajahku memanas. Tanganku mengayun ke arahnya, namun rupanya dia lebih sigap sekarang. "Kau ini bisa menjadi malaikat dan iblis di waktu yang bersamaan ya?" Simpulnya.

Aku mendengus sebal. "Kau yang memulainya." Dia tersenyum sekilas seraya menerawang ke sekitar kamarku yang dominan warna violet. "Ada apa?"
Dia berdiri seraya menarik tanganku.

"Aku ingin berkencan denganmu hari ini." Ujarnya. "Jangan memukul lagi!" Perintahnya seakan hafal dengan gerakanku selanjutnya.

Baiklah, kupikir dia tidak akan berbuat macam-macam.

♡♡♡

Uchiha Sasuke.
1 jam lamanya kami kencan, errr, maksudku menghabiskan waktu bersamanya. Aku begitu munafik jika berkata "ini semua membosankan!"

"Hei, berhenti kau! Dasar furyou!" Kami dikejutkan dengan teriakan segerombolan pemuda yang nampaknya sudah siap untuk bertempur.

"Sasuke, mereka mendekat!" Kataku panik. Berbeda dengannya yang masih tampak tenang.

"Jangan takut." Dia menggenggam tanganku erat. "Larilah bersamaku, Hinata."

Tanpa babibu, dia langsung menarik tanganku. Hampir saja aku terjatuh akibat gerakan mendadak itu. Untung dia sudah lebih dulu menangkapku.

"Kau tak apa?" Aku mendengus. Hampir saja aku celaka!

"Huh, baiklah." Dia langsung membopongku dan berlari. Tentu aku gelagapan. Sasuke terlihat senang sekali.

Dia sangat lincah dan kuat dalam hal apapun. Humoris, namun masih tetap terlihat cool. Rasanya seperti bebas, aku selalu ingin berlari bersamanya.

Kurasa, aku telah menemukan penggantimu, Izuna.

Tbc

♡♡♡

Ff lajut...
Semua tokoh milik mas Masashi K.
Terimakasih yang udah baca & vote.

Vote jika suka.

zowieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang