Author
Tlit tlit..
Sudah sekian kalinya ponsel itu mati nyala mati nyala. Menandakan panggilan itu tak dijawab oleh mpu-nya ponsel."Brengsek.." sang pemilik suara mengumpat lalu menghapus air matanya. Lalu, ia mengambil kasar ponselnya untuk menelfon seseorang.
"Fion, aku butuh bantuanmu. Datanglah ketempat biasa nanti malam." Ucapnya tenang. Sama sekali tak terdengar seperti menangis.
"Yas, ke malam itu tinggal 2 jam. Aku bahkan belum menyelesaikan tugas." Ia sedikit memprotes soal pertemuan mendadak ini.
"Peduli setan dengan tugas mudah itu, Yon. Aku membutuhkan bantuanmu." Yasmin memaksanya sekali lagi.
Terdengar Fion sedikit menghela nafas dengan kasar, "Ya ya ya, terserah kau saja dasar anak manja. Aku akan datang 2 jam lagi."
"Sialan. Aku tunggu di sana, jangan ngaret." Terulas senyum kemenangannya di sana setelah menutup panggilan itu.
Setelah kembali ke tampilan WhatsApp, Yasmin membuka satu pesan paling atas. Lalu, ia terpaku sesudah membacanya.
Yas, aku lelah. Kau terlalu membosankan. Selesai sudah, aku tak mau menyakiti hatimu lagi.
Persetan dengan perasaan itu, umpatnya pelan. Yasmin tidak meneteskan air matanya, sekarang ia lebih suka mengumpat untuk meredam amarahnya.
***
"What the f*ck!" Pekik Fion hampir melempar minumannya sendiri.
Kini mereka berada di lantai kedua Rumah Makan Padang, sambil menikmati nasi padang bertemankan es teh yang menggiurkan bagi siapa saja yang kehausan malam itu.
Yasmin spontan menutup telinganya, "Kau bisa kena denda karena berkata kasar di tempat ini!" Teriak Yasmin tak kalah kesal.
"Aku benci orang itu, sungguh." Fion mengembalikan ponsel Yasmin sambil mengoceh soal ucapan putus dari si laki-laki itu.
Yasmin melambaikan tangannya santai, "Sudahi semuanya, aku sama sekali tidak tertarik untuk membahasnya lagi." Ucapnya datar.
Setelah itu, malam yang cerah menemani mereka sampai mereka berada dalam kasurnya masing masing.
Aku punya kejutan buat kamu, Ran..
-----
Nah, i dunno ini gmn jadinya :v
Salam,
Tompel badak :*
KAMU SEDANG MEMBACA
17:32
Teen Fiction[EDIT] Dia bilang.. Aku seperti bintang dihatinya. Lalu, apakah aku harus mempercayai kata-kata manis itu? Saat aku dan dirinya dipenuhi dosa dan dosa, saat kita bersama dalam maksiat, saat aku dan kamu mengumbar janji semu yang hanya memuaskan hat...