Prolog

24 6 0
                                    


Sinting. Itu kata yang pertamakali terlintas dalam benakku ketika aku masuk ke dalam ruangan guru BK ku, Bu Nindi. Ruangannya sama sekali tidak mirip ruangan seorang guru, bukan juga ruangan tempat disko atau memasak, malah mirip tempat peramal. Ada bola kristal yang berfungsi ganda sebagai akuarium ikan mas, ada gantungan-gantungan kunci hilang, dan laci-lacinya aneh. Konon katanya, setiap orang yang berkonsultasi pada Bu Nindi akan menjadi orang yang berbeda. Dalam artian, kepribadiannya bisa berubah. Yang murung bisa menjadi orang ceria, yang pemarah jadi tenang, pokoknya berubah.

Dan itulah alasan kenapa aku disini; merubah kepribadianku yang super sialan ini.

Aku tau aku sialan, tapi aku kurang tau aku sialan di bidang mananya. intinya, aku tau aku sialan dan ada rasa gatal yang menggelitikkuu untuk datang kesini. Dan ketika aku iseng membuka salah satu laci dengan gambar labu di depannya, ada beberapa dokumen yang kemudian kuambil, kubaca, tapi aku rasa membaca bukan kata yang tepat. Karena hurufnya bukan huruf abjad, aksara jawa, arab, ataupun yunani. Ini seperti coretan aneh tidak jelas yang dibuat terburu-buru.

Tulisannya jelek, seperti bekas injakan ceker ayam. Dan sebelum aku sempat mengembalikan dokumen itu, sebuah suara membuat bulu kudukku berdiri. 

"Halo Amanda," dia tersenyum mengerikan, "Letakkan kembali dokumen itu sayang, anak baik tidak mengintip."

Bu Nindi datang, dan aku punya firasat buruk ketika tiba-tiba ada portal aneh muncul dipintu lemari kayu berukiran aneh dibelakangku.

While You BrewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang