Jihoon memang menyebalkan, ia tahu itu. Tak jarang ia sendiri merasa dirinya ini menyusahkan. Ia terkadang lelah dengan sifatnya ini namun ia bisa apa? Hanya menerima dirinya apa adanya adalah jalan keluar terakhir.
.
.
.
.
.
"Jihoon-ah.. sampai kapan kau akan mengurung diri di dalam ruang rekaman? Kita sedang berada di LA! Ayo berjalan-jalan dengan yang lainnya!!"Soonyoung sudah tidak terhitung berapa kali mengomeli Jihoon sejak mereka sampai di LA. Bagaimana bisa pikachunya ini mengurung diri di ruang rekaman sudah hampir seminggu dengan alasan "Kita disini untuk memperdalam kemampuan musikalitas kita, bukan untuk berjalan-jalan, Kwon Soonyoung!"
"Tidak! Sudah kukatakan berulang kali, kita disini untuk bertemu dengan Produser-nim dan mendiskusikan lagu untuk comeback, bukan untuk berjalan-jalan!" Balas Jihoon sama sengitnya.
"Kita sudah bertemu dengan Produser-nim sejak hari kedua kita di LA, Jihoon-ah. Ia bahkan mengatakan bahwa lagu untuk comeback kita kali ini sudah bagus dan siap untuk maju rekaman. Lalu kenapa kau masih tetap mengutak atiknya?" Soonyoung melembutkan kembali suaranya. Jihoon bukanlah tipikal orang yang ketika mendengar orang lain meninggikan suaranya akan merasa jengah, namun ia akan sama-sama meninggikan suaranya dan melawan.
"Tidak! Ini belum sempurna. Jika hanya segini, tidak cukup. Kita tidak akan menang. Kita tidak akan bisa membuat Carat bangga. Belum cukup. Ini masih-" kata-kata Jihoon terpotong. Soonyoung memeluknya.
"Jihoon-ah... pikachuku... tenangkan dirimu. Kita akan menang. Kita semua akan bekerja keras meraih kemenangan dengan lagu yang sudah dengan susah payah kau buat. Kau akan membuat Carat bangga. Tenang saja. Semua akan baik-baik saja. Percayalah dengan kita semua, ne?" Soonyoung melepaskan pelukannya dan menempelkan dahinya dengan dahi Jihoon, mencoba menenangkan pikachunya, kesayangannya.
"Uum.." Jihoon tidak bisa menjawab lagi. Pipinya mengeluarkan semburat pink. Jika Soonyoung sudah seperti ini, ia bisa apa? Hanya Soonyoung yang mengerti dirinya. Bahkan ketika Jihoon malas untuk berbicara dan melihat Soonyoung, Soonyoung sudah mengerti apa yang Jihoon inginkan.
Coba jelaskan bagaimana Jihoon bisa tidak jatuh hati dengan di sipit Kwon Soonyoung? Perhatian, pengertian, his knight in shining armors. Walaupun terkadang Soonyoung bisa menjadi orang yang menyebalkan dan berbicara terus menerus (ketika dipertemukan dengan duo idiot berisik Lee Seokmin dan Boo Seungkwan).
"Jadi, bagaimana kalau kita mencari makan keluar? Kau sudah tidak makan dari kemarin dan lihatlah, ini sudah jam 3 sore." Ajak Soonyoung belum mau menyerah juga untuk membawa pikachunya keluar dari ruang rekaman terkutuk itu.
"No!! Aku belum selesai mengeditnya." Tolak Jihoon cepat mendorong dada Soonyoung dan kembali fokus ke layar komputernya.
Soonyoung menghela nafas. Pikachunya begitu keras kepala. Tapi ia cinta. Dan cinta itu buta.
"Baiklah, kau bisa tetap disini tapi kau tetap harus makan. Tunggu disini." Soonyoung beranjak keluar dari ruang rekaman. Jihoon hanya melirik sekilas dan kembali berkonsentrasi mengedit lagu. Tidak beberapa lama, pintu ruang rekaman kembali terbuka menampakkan Soonyoung dengan tangan penuh kantong makanan fast food dan tidak lupa coca cola minuman favoritnya.
"Tetaplah berkonsentrasi, aku akan menyuapimu." Soonyoung mendudukkan dirinya disamping Jihoon dan mulai membuka salah satu chicken hamburger.
Ahh.... tolong beri tahu Jihoon bagaimana caranya untuk tidak jatuh cinta lagi dan lagi pada Kwon Soonyoung.
Hi ^^ Boo nuna here♥
Ini fanfic pertama yg aku publish di wattpad♥
Kalo dibilang debut nulis juga ga sih, soalnya dulu sempet nulis juga di Facebook tapi gapernah dilanjutin ^^; keburu mager..
Semoga suka ya.. ini krn baper SoonHoon ga keliatan sama sekali di LA kmaren wkwkwk..
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking Care Of You
RomanceKarena tidak ada yang mengerti Lee Jihoon sebaik Kwon Soonyoung