wanna go home together?

84 8 3
                                    

Seorang perempuan membalik-balik halaman buku dengan asal, yah karena dia memang tidak berniat untuk duduk manis membaca buku, melainkan untuk memperhatikan orang di meja seberang dengan alibi sedang membaca.

Untuk kesekian kalinya gadis itu kembali mencuri-curi pandang kepada laki-laki yang sedang ia err- sukai?

"Astaga dia benar-benar tampan.. Aku bisa gil—" getar ponselnya membuat gumamannya terhenti.

Sumpah serapah ia rapalkan untuk orang yang sudah berani meneleponnya di saat yang sangat sangat tidak tepat.

Ia segera keluar dari perpustakaan, menutup pintu, lalu mengangkat teleponnya.

"You little shit, kenapa menelepon di saat seperti ini, huh?"

"Kk~ calm down my little sister"

"Please, i don't waste my time for unimportant thing"

"Baiklah baiklah, nanti aku tidak bisa menjemputmu jadi kau pulang naik bis saja, ya"

"Ah, aku benar-benar membencimu"

"Tapi aku sangat menyanyangi Seulgi kecilku"

"Hell, you're so disgusting, bye!"

Tanpa babibu lagi gadis bernama Seulgi itu memutuskan teleponnya, sudah tiga kali dalam sepekan kakaknya menyuruhnya pulang sendiri.

Hah, sudahlah lebih baik dia melanjutkan kegiatan menatap -diam diam- seseorang. Seulgi segera berbalik dan kaget saat tubuhnya menabrak seseorang. Oke, sekarang Seulgi mengutuk dirinya sendiri karena mengangkat telepon di depan pintu perpustakaan.

"Ah, Brian sunbae maafkan aku.. aku tidak sengaja."

"Tidak apa, tapi lain kali jangan berdiri di depan pintu seperti tadi."

Seulgi mengangguk dengan kikuk, "Iya, sekali lagi maafkan aku."

Brian tersenyum sebelum berjalan kembali ke kelas. Mental Seulgi seketika hancur karena senyum seorang Brian Kang, satu dari banyak alasan kenapa Seulgi menyukai Brian adalah senyumnya.

But she doesn't know why she really really love that smile, but Seulgi know, loving something doesn't need a reason.

Saat kakinya akan melangkah untuk kembali ke kelas, mata kucingnya menangkap sesuatu berwarna biru, dengan segera tangannya mengambil barang itu.

"Huh, sapu tangan? Kira-kira punya siapa, ya?" Seulgi membolak-balik sapu tangan itu dan mengira-ngira siapa pemiliknya.

"Um, mungkin punya Brian sunbae, aku akan kembalikan saat pulang sekolah saja." Seulgi memasukkan sapu tangan itu ke dalam saku seragamnya, lalu berjalan dengan riang menuju kelasnya. Semoga saja perkiraannya benar, jadi ia bisa berbicara dengan Brian, tidak ada salahnya, bukan?

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Seulgi segera membereskan barang-barang di mejanya sebelum mengucapkan salam terimakasih bersama-sama kepada gurunya.

Ia sedikit berlari ketika menuruni tangga. Takut ia tidak bisa bertemu dengan Brian. Seulgi melihat sekeliling, Brian tidak ada di lapangan, mungkin dia sedang mengambil motor di parkiran murid. Setidaknya itu pemikiran Seulgi.

Dan benar saja, Brian hendak menaiki motor untuk pulang. Seulgi berlari mendekat ke arahnya.

"Brian sunbae!" Seulgi sedikit berteriak untuk menginterupsi Brian.

"Tadi ini terjatuh, dan yah.. aku pikir ini milikmu," kata Seulgi sambil menyerahkan sapu tangan berwarna biru.

"Thanks, i thought it's lost"

"Never mind, baiklah hati-hati di jalan ya Sunbae!"

"Eh kau pulang sendirian?"

Tiba-tiba Seulgi cemberut, "Kyuhyun oppa tidak bisa menjemput jadi bis lah yang akan menggantikan tugasnya."

Brian terkekeh melihat wajah cemberut milik lawan bicaranya, dan sekali lagi pertahanan Seulgi runtuh melihat Brian terkekeh.

"so, wanna go home together?"

Oh astaga! Apa laki-laki di depannya ini baru saja menawarkan tumpangan? Seseorang tolong katakan ini bukan mimpi!

Seorang Brian Kang, basis terkenal band sekolahnya, laki-laki yang ia sukai, baru saja mengajaknya pulang bersama?
Rasanya Seulgi ingin berteriak-teriak kegirangan sekarang, tapi karena ia masih ingat malu jadi ia urungkan niat konyolnya.

"Tentu saja, kalau kau tidak keberatan." Seulgi tersenyum menerima helm dari Brian.

"Jika aku keberatan maka aku tidak akan menawarkan tumpangan, kan?" Brian tertawa kecil, lalu mengeklik helm milik Seulgi.

Rasanya jantung Seulgi berdetak tak karuan karena Brian dengan lancangnya membenarkan helmnya. Sialan, pipinya pasti sudah semerah tomat sekarang, beruntung Brian sedang memundurkan sepeda motornya sehingga dia tidak melihatnya. Buru-buru Seulgi menutup kaca helmnya dengan kasar dan segera menaiki motor Brian.

Brian menarik tangan Seulgi dan menaruhnya di pinggang, bermaksud menyuruh Seulgi untuk berpegangan padanya.

"E-eh memangnya harus begi—"

"Here we go!"

"Kyaaaa!!"

Brian menjalankan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi, membuat Seulgi kaget dan reflek melingkarkan tangannya di perut Brian.

Seulgi tidak tahu harus gembira, atau malah sebal karena Brian melajukan motornya terlalu cepat. Ah entahlah perasaannya campur aduk sekarang.

Seulgi tersenyum, yang pasti hari ini adalah hari terbaik untuknya. Karena terlalu banyak hal manis untuk hari ini.

- f i n -


.
.
.
.

Hai hai w balik bawa ff tukang kapel, ga ngeship sih tapi lucu aja liatnya 😂

Manip by FiryaalZain
hadiah buat dirimu, sudah diam kamu sekarang jan bacod lagi :(

Oke bai, lafyuh everyone💕💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanna Go Home Together?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang