Dug... Dug... Dug... , aku sontak terbangun mendengar geduran keras di pintu. Aku pun menajamkan indra pendengaranku , lalu samar-samar terdengar erangan yang sangat pilu dibalik pintu. Ternyata apa yang sering ku mimpikan kini benar-benar terjadi. Kulihat keluar jendela , ternyata sudah banyak rotters atau biasa dipanggil walkers di luar sana. Sekumpulan mayat hidup itu telah menyerang kota , tak kusangka mereka sangat cerdik , menyerang kami saat tengah malam. Aku heran mengapa tak ada alarm tanda bahaya dari pihak pertahanan. Aku dan keluargaku mengendap-endap menuju bunker yang berada di tengah kota , sedangkan para walkers itu sibuk mencari cara untuk masuk ke rumah-rumah dan menyebarkan infeksi. Utunglah kami menyimpan beberapa senjata di gudang untuk berjaga-jaga jika suatu saat aka ada peristiwa tak terduga seperti ini , bunker jaraknya sekitar 19 blok dari rumahku. Segala sesuatu terjadi di sepanjang perjalanan , dari mulai walkers yang mencoba masuk juga seorang Bapak yang mencoba menyelamatkan seorang gadis kecil di halaman. "Pssssssh..." aku langsung menarik keluargaku setelah mendengar suara tram yang berhenti "Kalian tunggulah di bunker , aku akan mengambil persediaan makanan." Mereka pun masuk kedalam tram lalu aku langsung pergi meninggalkan mereka.
Beberapa langkah kulalui lalu aku mendengar suara ledakan jauh dari arah timur , sepertinya dari tembok timur. Aku tak menghiraukan suara itu , pandanganku tetap tertuju ke depan melewati beberapa rotters yang mendekat. "Bum!" kini suara ledakan itu berasal dari arah pusat pertahanan , "Ayolah! Tinggal 5 meter lagi" gumamku menyemangati diri yang sudah mulai kelelahan.
Aku seakan tak percaya dengan apa yang sedang kulihat di depan mataku sendiri , pusat pertahanan telah diserang. "Hey..." panggil seseorang yang tersandar di dinding sambil terduduk lemas "Apa yang kau lakukan disini bodoh , pergi ke bunker sekarang!" sahutnya lagi , aku benar-benar kehabisan kata – kata. "Aaaa..." suara teriakan terdengar dari dalam gedung pusat pertahanan , badanku langsung bergerak sendiri masuk ke dalam pusat pertahanan yang sudah dikelilingi oleh para walkers "Hey kembali kau bodoh! Kau sudah bosan hidup ya!?" panggil orang tadi , aku tidak mendengarkan ucapannya dan tetap berlari masuk ke dalam gedung.
Sial , semua pintu masuk sudah ditutup rapat oleh pintu besi yang tebalnya kira-kira 10 inci , suara teriakan itu terdengar lagi namun lebih lemah dari sebelumnya, sepertinya dia terjebak di dalam. "Dug" Rotters terjatuh dari lantai tiga gedung , kepalanya memutar karena mendarat dengan kepala terlebih dahulu. Mataku langsung tertuju pada tangga besi yang menggantung di samping jendela , tapi tangga itu terkunci dari atas. Aku baru ingat bahwa aku membawa sebuah pistol yang kuambil dari gudang. Lansung ku bidik baik-baik gembok yang berada di bawah tangga. DOR .... tangga itu langsung terjun ke bawah , walau sedikit takut kunaiki tangga itu sampai lantai tiga. Untunglah jendelanya terbuka hingga aku bisa dengan mudah masuk ke dalam , aku belum pernah menginjakkan kaki di lantai tiga gedung pusat pertahanan ini, karena mereka melarang pengunjung untuk memsuki lantai tiga. Tempat ini sudah seperti mata tuhan , tiga layar besar yang menampilkan setiap keadaan di kota ini .... Kurasa semua kamera terpasang hampir terpasang di setiap sudut kota. Lalu kenapa tak ada alarm tanda bahaya .... otakku berputar-putar memikirkan apa yang telah terjadi.
Dor Dor Dor .... Suara itu terdengar tepat di sebelah ruangan ini , aku langsung berlari ke pintu dan membukanya ..... BLAM , kututup kembali pintu dengan keras. Ada sekitar 13 rotters di luar , ku pandangi seluruh ruangan ..... mataku tertuju pada lubang ventilasi di atas rak , dengan terburu-buru aku masuk ke dalam sana .... Gelap , bau , pengap seperti itulah rasa berada di dalam sana untunglah aku membawa sebuah korek api, aku langsung menyalakannya agar tidak terlalu gelap. Sesampainya di ujung aku langsung turun tanpa melihat sekitar , aku terdiam sejenak mendengar lirihan seorang wanita , di dalam otakku terus memperkirakan suara itu ..... apakah itu moaner atau perempuan yang terjebak tadi. Aku berjalan perlahan mendekati suara itu , satu langkah .... Dua langkah .... Suara itu semakin jelas. Tap ... kudempetkan badanku membelakangi dinding sambil bergeser perlahan ke arah suatu ruangan lain , kuintip sedikit dari balik dinding ..... ternyata benar itu seorang perempuan yang tertindih Spiders, terinfeksi yang berubah menjadi monster ganas yang dapat memanjat dinding. Aku pun berjalan mendekat ..... DOR perempan itu menembak ke arah- ku namun meleset "Jangan mendekat!" teriak perempuan itu "Tenanglah aku bukan mereka" sahutku , langsung ku singkirkan monster yang menimpa dirinya. Kakinya lebam "Apa kau bisa berjalan?" kulontarkan pertanyaan bodoh sambil membantunya berdiri , tentu saja dia tak dapat berjalan dengan kaki yang terluka.
YOU ARE READING
SCAVENGERS
ActionSuasana begitu senyap malam itu, butiran-butiran hitam turun menggantikan salju. Dan seketika ledakan demi ledakan memecah keheningan di kota. Semua hal yang berharga untukku lenyap begitu saja, aku tidak tahu harus apa lagi. Tapi kemudian aku berte...