Kata-kata Yang Sulit Diucapkan

325 30 6
                                    

Moon Chaewon hanya menatap laki-laki itu tanpa berkata apa-apa dan kembali melihat photo yang ditunjukan laki-laki itu. "Kau ternyata masih menyimpannya, oppa..." katanya pelan, seperti berbisik kepada dirinya sendiri. Ia berusaha untuk menahan untuk tidak meneteskan air mata yang sedari tadi seperti ingin meluap dari matanya tersebut. 

"Moon Chaewon kemana? Wanita itu kemana?! BERANI SEKALI DIA MEMBUAT MASALAH!" terdengar suara manager klub tersebut, dengan sedikit emosi mencari Chaewon dengan tidak sabar. Seketika Chaewon tersadar dari lamunannya, dan dengan sedikit kasar mengembalikan photo tersebut kedapa joongki yang dari tadi memperhatikan dirinya. " Photo ini tidak penting, lebih baik kamu melupakanya saja..kalau bisa kau bakar habis semua yang berhubugan dengan diriku. Ah, dan photo ini, aku bahkan tak bisa mengucapkan apapun tentang photo ini karena.....tidak ada satupun hal yang bisa ku ingat tentang photo ini. Sekian, aku harus kembali berkerja.." Kata Chaewon, tapi sebelum ia bisa pergi, joongki dengan cepat menahan dirinya dengan menahan tangannya dengan cepat. 

"Jika kau benar-benar tidak ingat diriku, bagaimana kau mengenal diriku? Bagaimana kau tau namaku?" Joongki melihatnya dengan sangat dalam, seperti peluru yang sedang menargetkan sasarannya. Moon Chaewon mengambil nafas dalam-dalam sebelum kembali membuka mulutnya. "Bisa kah kamu tidak mengganguku? Apa kau tidak lihat aku sedang berada dalam masalah? Apa kamu bodoh, tidak bisa melihat situasi? Manager sedang mencari diriku, dan jangan cari diriku lagi untuk hal yang tidak penting seperti ini. Bagaimana aku bisa menceritakan semuanya kepada lelaki yang bahkan tidak mengingat masa lalunya...sekarang tolong lepaskan genggamanmu!" Chaewon dengan sedikit kasar melepas tanagan joongki dan cepat-cepat berlari memasuki klub kembali, takut joongki melihatnya yang sudah tak bisa menahan air matanya itu. 

                                                                             ----------------------

Tepat jam 3 pagi, Chaewon telah menyelesaikan pekerjaannya hari ini, dan sedang berada di ruang loker untuk pekerja di klub tersebut, khusus untuk wanita penghibur yang berkerja di bar klub tersebut. Ia membuka lokernya, dan melihat photo dirinya dengan laki-laki yang hampir 2 tahun tidak menemuinya dan tiba-tiba hadir di depan matanya hari ini. Ia membuang nafas panjang dan tersenyum miris sambil melihat wajah lelaki itu. "Bagaimana kau semakin hari semakin mempesona...itu tidak adil oppa.." Ia berbisik pelan sampi melihat photo itu dan mulai menganti gaun pendek yang ia pakai dengan celana panjang dan kaos yang nyaman yang berada di dalam lokernya tersebut dan melipat gaun tersebut dan menaruh kedalam lokernya serta menggambil tasnya sebelum menutup lokernya itu.  "Chaewon, kamu sudah mau pulang?" tiba-tiba Hyojoo, perempuan yang berkerja di klub sebagai penyanyi bar tersebut mendekatinya dan membuka lokernya yang tepat disamping loker Chaewon. "Ia, Eonnie sendiri?" kata Chaewon, hangat kepada Hyojoo. "Aku baru mulai ingin bekerja, aku mendapat shift bernyanyi di bar dari jam 3 sampai besok pagi.... aku denger kau terkena omelan manager,apakah itu benar?" Mata hyojoo sekarang melihat Chaewon dengan penuh belas kasihan dan Chaewon hanya tersenyum simpul dan mengganguk dengan pelan. "Eonnie tau sendiri bagaimana emosional manager kita...Aku duluan yang eonnie.." pamit Chaewon sebelum ia pergi meninggalkan ruang ganti/loker melewati pintu staff dan keluar dari klub tersebut.

Sambil ia menunggu Subway, ia mengambil telephonenya dari dalam tasnya tersebut dan menekan nama kontak yang ia ingin cari, 'Seunggi oppa', di dalam nomor kontak telephonenya. "yoboseyo? Ada apa Chaewoonie pagi-pagi menelephone?" jawab seunggi disisi lain telephone. "Oppa, mau kah kamu menemani ku minum pagi ini? aku merasa energi terkuras hari ini, aku perlu bersenang-senang sedikit....jadi, Call?" katanya selagi memasuki subway yang pintunya telah terbuka dan pergi ke kedai soju dekat rumahnya dan rumah seunggi.

                                                                     ----------------------------------

"Ada apa kamu memanggil ku pagi-pagi ini, menggangu tidurku saja."Kata seunggi sambil menguap dan melihat Chaewon yang tak henti-hentinya menuangkan soju ke dalam gelasnya. "Hanya karena..apakah salah aku memanggil tetangga ku tercinta ini?" kata Chaewon sedikit melantur karena efek akohol yang ia minum. "Yah! Jangan minum lagi sepertinya kamu sudah mabuk...ini sudah botol kedua, apa kamu gila masih ingin minum lagi?"kata seunggi sambil menghentikan tangan Chawon yang terus menuangkan akohol kedalam gelasnya dan mengelengkan kepalanya."Apa? Aku tidak mabuk! Bagaimana wanita sekuat diriku mabuk karena soju saja...aku bahkan berhasil hidup tanpa dirinya, walupun rasanya aku ingin mati setiap detiknya..." Chaewon mencoba untuk berdiri tapi ia malah ingin jatuh, tapi sebelum ia sempat jatuh Seunggi buru-buru berdii dan menangkapnya sebelum ia mencium lantai dingin kedai tersebut, dan kembali duduk ke kursinya semula dengan bantuan Seunggi. 

Ia kembali menenguk gelas berisi sojunya tersebut. "Sudah kubilang, jangan minum lagi.."Kata Seunggi menghela nafasnya dan kembali duduk disamping Chaewon. " Aku hari ini akan mabuk, dan melupakan kejadian hari ini. Tidak, aku bahkan tidak pantas lagi untuk mengingat kejadian hari ini, aku tidak pantas lagi bertemu denganya...aku seharusnya hanya menjadi kenangan pahitnya saja.....Kata-kata ini bahkan tidak pantas diucapkan dari mulutku...." Tiba-tiba Chaewon mulai menangis dan dengan panik Seunggi menggambil tissue yang berada dimeja tersebut. "Yah, kau benar-benar mabuk..bahkan kau melantur berbicarnya...apa kau bisa berjalan pulang dalam keadaan seperti ini?" kata Seunggi ssambil membantu menghapus air mata Chaewon serta membersihkan hidungnya yang penuh dengan lendir akibat memangis. "Yah tentu saja.... aku tidak bisa berjalan pulang lagi, makanya aku memanggilmu sebelum minum karena aku akan mabuk hari ini, hehehe~" katanya seraya terkekeh pelan dan Seunggi hanya bisa menghela nafasnya dan akhirnya menyerahkan penggungnya kepada Chaewon dan Chaewon langsung menyambut Punggungnya tersebut.

Seunggi sekali lagi harus ikhlas menjadi korban Chaewon saat ia mabuk. Ia menendah, tak bisa diam, bernyanyi , bahkan mengigit kuping Seunggi saat ia menggendong Chaewon dipunggungnya. "Seunggi oppa..... sejujurnya, aku sangat ini berkata begini kepadanya, aku merindukanya. Tetapi kata-kata itu sulit terucapkan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang