Luhan Pov

44 5 0
                                    


--

Aku masih disini menunggu. Kau tau aku selalu berdoa pada tuhan kau akan kembali, dan kita akan melalui saat-saat bersama lagi, tapi ini sudah bertahun-tahun dan aku tak yakin kau masih mengingatku, tapi kau tak perlu khawatirkan itu, karena aku juga akan pergi dan ku pastikan tak akan kembali. Jadi biarkan untuk hari ini aku mengenang sesaat hari-hari itu.

Entah sudah berapa kali aku mengunjungi tempat ini, perbukitan desa yang sangat indah, disini ada satu pohon yang sangat besar dan juga rindang, tempat ini sangat nyaman. Kau tau aku sangat takut akan ketinggian, tapi saat kau membawaku keperbukitan ini aku jadi menyesal akan ketakutanku pada kentinggian, karena sangat disayangkan jika aku membenci hal seindah ini. Memandang perumahan desa dengan dihiasi langit biru yang indah, dan hijauhnya sawah pun ikut serta mempercantik semuanya. Sangat sempurna. Dan aku sangat berterimaksih padamu yang sudah mengenalkanku tentang keindahan.

Dan tempat ini juga menjadi saksi akan pernyataan cintamu

..

Saat itu adalah hari kelulusan dan saat semuanya sedang merayakannya, kau membawaku ketempat ini, dan jujur aku sangat takut melihat ketinggian dari atas bukit ini, aku tak berani membuka kedua mataku, dan telapak tanganku yang terus mengengam erat seragam sekolahmu. Kau membujukku agar membukan mataku, dan aku masih belum siap. Tapi semua itu berubah saat..

"Luhan, aku mencintaimu" refleks, kedua mataku terbuka dengan sendirinya saat indra pendengaranku menangkap sebuah kalimat yang membuat detak jantungku terhenti sesaat. Aku mendongakan kepalaku dan tatapanku bertemu dengan sepasang mata tajam dihadapanku, aku melihat ketulusan dimatamu

Aku tersenyum membentuk bulan sabit dikedua mataku "Aku juga mencintaimu Sehun" aku memelukmu erat, sangat erat.

aku tak bisa membohongi perasaanku jika aku juga sangat mencintainya. Aku sangat berterimakasih pada tuhan yang sudah menyiapkan hadiah terindah dalam hidupku dengan menghadirkanmu dalam kehidupanku.

Tapi aku tak bisa menjaganya, aku tak bisa menjaga apa yang tuhan berikan padaku. Dan sayangnya aku juga tak bisa berbuat apa-apa saat itu, yang bisaku lakukan hanya membiarkanmu menjalani kehidupan dengan bahagia dan terus mendoakanmu

..

Matahari semakin meninggi tapi syukur aku masih bisa terhalang akan sinarnya dengan pohon yang ku sandarkan karena daunnya yang sangat lebat, menghalangi cahaya matahari

Aku memejamkan mata rusaku saat angin penerpa kulitku dan hembusannya menyapu surai maduku dengan lembut, dan itu mengingatkan ku saat kau-

..

Genap satu bulan kita menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, ini adalah hari yang sangat istimewa untuk kita. Awalnya ku kira kau melupakannya, tapi Kau memintaku mendatangi taman, dan itu adalah pesan pertama selama tiga hari kau tak menghubungiku. aku berbikir positif dengan mengira kau sedang sibuk dengan tugas kuliahmu, tapi aku juga manusia yang salalu dikelilingi pikiran negatif.

Aku takut seperti kebanyakan sepasang kekasih lainnya, dimana saat kekasihnya menghilang dan memutuskan hubungan sepihak, tentu aku tak ingin itu terjadi. Aku belum siap

Pada akhirnya aku memutuskan untuk datang, tapi ini sudah lima belas menit berlalu dan kau belum datang. Dan kemungkinan besar malam ini akan turun salju, aku mengeratkan jaketku, aku duduk dengan senyuman yang dipaksakan karena perang batin yang menyeruak dalam diriku, kau membuatku hampir mati penasaran dengan apa yang akan kau lakukan nanti.

Beberapa menit kemudia kau datang, seperti biasa kau selalu memasang wajah datar pada semua orang, tidak kau lakukan padaku. Tapi kali ini tidak, kau datang mengahampiriku dengan wajah datarmu dan itu sukses membuat pikiran negarifku kembali.

Wait for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang