One

477 88 23
                                    

"Apa yang sedang kau baca, Boo?" Pertanyaan Yunho membuat Jaejoong yang tengah fokus membaca sesuatu di laptopnya menoleh kearahnya.

"Yun, ini...." Jaejoong tampak terbata-bata.

"Waeyo?" Gubris Yunho cepat. Namja tampan itu segera menghampiri kekasihnya dan menggenggam tangannya.

"Aku tidak menyangka banyak sekali yang mendukung hubungan kita." Ujar Jaejoong terharu. Ia menunjukkan senyumnya pada Yunho. Yunho yang mendengarnya balik tersenyum kearahnya. Ia sudah tahu banyak yang mendukung hubungan mereka, meskipun yang menentang juga tak kalah banyak, bahkan meliputi orang-orang yang mereka sayangi.

"Aku sudah tahu Boo. Memangnya kenapa kau bilang begitu?" Tanya Jaejoong penasaran.

"Aku tadi membaca komentar-komentar mengenai kita di blog. Dan banyak sekali yang menyukai kita dan berharap kita segera go public." Wajah Jaejoong berubah muram dikalimat terakhir.

"Gwenchana. Kita tahu hal itu masih terlalu sulit. Tapi kita akan terus berusaha membuat mereka mempertahankan kepercayaan mereka pada kita, ne?  Bagaimanapun, mereka sudah sudi mendukung hubungan kita." Ujar Yunho bijak. Jaejoong menganggukkan kepalanya.

"Jangan kecewakan mereka ne, Yunnie bear?" Jaejoong menunjukkan jari kelingkingnya. Yunho dengan senang hati menautkan jari kelingkingnya disana.

"Janji."

"Oh ya Yun. Aku juga tadi membaca beberapa ramalan mengenai kita. Kau tahu? Ada ramalan yang bilang kalau kau dulunya adalah jenderal perang, sedangkan aku adalah seorang 'putri' kerajaan seberang. Kita menikah untuk menyatukan kedua negara kita, namun lambat laun kita akhirnya saling mencintai. Pada akhirnya, aku mati dua hari lebih dulu daripada dirimu karena peperangan." Jelas Jaejoong. Yunho mengerutkan dahinya.

"Boo, sejak kapan kau percaya yang namanya ramalan?" Sahut Yunho. Jaejoong mengerucutkan bibirnya karena merasa Yunho tidak mempercayai ucapannya.

"Aku tahu ini hanya ramalan dan aku seharusnya tidak terlalu mempercayainya. Tapi Bear, entah kenapa sebagian hatiku merasa hal itu benar. Ramalan itu juga diambil di sebuah kuil suci, tidak mungkin penjaga kuil mengada-ada kan? Apalagi fakta kalau aku lahir dua hari lebih dulu daripada dirimu." Ucap Jaejoong. Yunho tertegun. Ia sepertinya lupa fakta yang terakhir. Ia berusaha menampiknya saat sebagian hatinya terasa membenarkan hal itu. Siapa tahu orang yang ada diramalan itu orang lain, bukan?

"Hmm... Arasseo. Jam berapa sekarang? Tidakkah kita seharusnya tidur?" Tanya Yunho mengalihkan topik pembicaraan. Jaejoong hanya menggumamkan kata 'arasseo' lalu menutup laptopnya dan meletakkannya diatas meja nakas sebelum berbaring disamping kekasihnya. Merapatkan tubuhnya, ia berusaha mendapatkan kenyamanan didalam rengkuhan sang kekasih.

"Jae hyung, kau sudah siap?" Pekikan suara Junsu membuat Jaejoong yang tengah fokus merapikan kemeja Yunho menghentikan kegiatannya. Ia menepuk-nepuk pelan kemeja depan Yunho, seolah tengah menyingkirkan noda tak kasat mata disana dan melempar senyum manisnya kearah kekasih tampannya.

"Ne, aku sudah siap Junsu-ah!" Sahutnya kemudian. Hari ini DBSK memang punya jadwal manggung di MuBank yeorobun~

"Kajja." Ujar Yunho sambil menjulurkan tangannya kedepan, yang disambut dengan senang hati oleh Jaejoong.

Saat Yunho, Jaejoong, Junsu, Yoochun, dan Changmin hendak memasuki mobil van mereka, Jaejoong secara tak sengaja melihat seorang nenek yang belanjaannya terjatuh.

"Yunnie, aku akan menolong nenek itu dulu." Pinta Jaejoong.

"Tapi hyung..."

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang