Prolog

30 2 5
                                    

"Reina, cepetan!" Seru Riri sambil membenarkan tali sepatunya yang terlepas. Sedangkan, Reina, cewek
itu lagi bersiap-siap untuk hari pertamanya mereka sekolah di
SMA Bakti Mulya.

Riri berdecak sebal, dia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Lima belas menit lagi gerbang sekolah mereka akan ditutup.

"Reina, yaampun! Gece dong!" Entah sudah berapa kali pagi ini, Riri meneriaki sahabatnya itu saking kesalnya. Selang beberapa menit, Reina datang dengan berlari kecil sambil menyampirkan tasnya dibahu.

"Lama!" Riri menatap jengkel kearahnya. Sedangkan Reina hanya bisa mengedikkan bahunya.

"Sumpah ya---,"

Merasa jengah dengan mulut sahabatnya itu, buru-buru Reina menyumpal mulut sahabatnya itu menggunakan tangannya.

"Iwhhh lewpuasin guak!" Kata
Riri tidak jelas karena mulutnya tersumpal dengan tangan putih sahabatnya itu.

Reina akhirnya melepaskan tangannya dari mulut sahabatnya itu. Lalu berjalan duluan menuju halte--yang kebetulan sudah dekat dengan hadapannya kini.

                             
                             ****

"Mampus kita terlambar Rein!" Seru Riri saat melihat gerbang sekolah mereka yang sudah tertutup sangat rapat. Disampingnya, Reina nampak biasa-biasa saja, malah terkesan slow.

Beda banget sama Riri. Udah kayak toa! "Yaudah sih, manjat gerbang samping aja." Balas cewek itu santai, dalam hal manjat-memanjat, Reina memang jagonya, dia emang cewek tomboy.

"Ih lo mah, gak ngertiin gue banget!" Riri merajuk sambil mengerucutkan bibirnya. Reina tidak acuh, lalu melenggang pergi begitu saja
menuju gerbang samping sekolah.

Reina berdecak. Sama halnya dengan gerbang depan tadi, gerbang samping juga sudah tertutup rapat. Tanpa babibu cewek itu langsung memanjat gerbang samping sekolah barunya itu dengan lihainya.

Pukkk!

Suara kaki menepak tanah menggema. Dia membenarkan seragam putih birunya yang sedikit tersingkap, lalu berjalan dengan santainya menuju koridor kelas paling belakang ini. Riri? Masa bodoh.

"Eh elo! Berhenti!" Suara seseorang menghentikan langkahnya. Reina menoleh dan mendapatkan seorang anak cowok yang dia yakini adalah seniornya.

Dan juga ketua osis. Sudah kelihatan jelas karena badge yang terjahit di dada kanan cowok itu. "Gue?" Tanya Reina sambil menunjuk dirinya sendiri lalu celingak-celinguk memastikan hanya dirinya disini.

Terdengar decakan dari cowok didepannya itu. "Yaiyalah, emangnya siapa lagi? Ikut gue sini lo!" Tegasnya membuat Reina justru terkekeh. Lalu cewek itu menyipitkan untuk melihat badge nama cowok didepannya kini.

"Ohhh kak Niall. Maaf ya gue gak mau. Emangnya siapa lo?" Katanya lalu merogou sesuatu didalam sakunya, ternyata permen karet.

"Cepet sini atau gue hukum."

"Gwak takhut." Balas Reina tidak jelas karena lidahnya meleset mengunyah permen karetnya.

"Niall kita cariin tau gak!" Tiba-tiba seorang cewek menghampiri mereka berdua. Dan mata cewek itu terfokus kepada Reina didepan Niall.

"Siapa nih? Adek kelas yang terlambat?" Sindir cewek itu dengan sinis, membuat Reina mencibir didalam hati. Idih siapa coba? Sok kenal amat.

"Iya emang tuh. Hukum aja yuk Na?" Ajak Niall dengan senyuman penuh artinya. "Boleh. Gue yang kasih hukuman aja ya?"

Niall nampak mengangguk. "Lo urusin deh ya! Duluan Na. Thanks sayang!" Kata Niall sambil menekan kata sayang membuat Nina bersemu.

Ternyata dia demen ama nih cowok.

"Ikut gue lo!" Reina mendengus, dengan ogah dia mengikuti langkah Nina yang notabenenya adalah sekretaris osis.

****

A/n; Hai! Jangan lupa vote dan komennya ya;) thxxx u

Barbara Palvin as Reina Nicholas.

Shawn Mendes as Niall Mahardika.

Dakota Fanning as Ririana Putri.

See you.

Completely Broken.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang