Surat kecil untuk ayah

2K 45 8
                                    

Ini adalah kisah nyataku, sewaktu aku masih  berumur 3 Bulan dalam kandungan ibuku, ayahku pergi meninggalkan ku dan juga ibu, ibuku menjagaku, merawatku dalam kandungan dengan sendiri tanpa sosok seorang suami yang seharusnya bersamanya.
     Di saat aku terlahir di dunia ini dengan tangisan yang keras, seperti aku memanggil sosok ayah, ayah pun tidaklah datang untuk mengadzani kedua telinga ku ini sehingga aku diadzani oleh salah satu dari saudara ibuku serta dengan ikhlas beliau memberikan aku nama " Aulia Agustina " ini yang lahir pada tanggal 01 Agustus 2002 .
      Pada saat itu ibuku memberikan semua Kasih sayangnya kepadaku mulai dari memberikan aku air susu, menyuapi aku makan, menidurkanku saat aku menangis, menggendongku dengan nyanyian - nyanyian nan Indah untuk di dengar dan sangat menyentuh hati.
       Di saat aku ngompol di malam hari tak segan - segan ibuku menggantikanku pampers yang baru dan bersih dan membersihkan tempat tidurku yang basah itu. Lalu disaat aku meranjak tubuh dewasa aku bermain dengan teman - temanku dengan canda tawa yang penuh kebahagiaan. Pada saat itu ada salah satu temanku yang bertanya " hey kamu kemana ayahmu pergi? dan kenapa tidak pulang - pulang kerumah ". Disitu aku merasa sangat sedih sampai meneteskan air mata, aku pun tidak menjawabnya dan berlari pulang dengan tangisan yang menetes ke tanah. lalu aku pun bertanya kepada ibu " ibu kemana ayahku pergi bu, dan kenapa tidak pulang - pulang ke rumah aku ingin tau wajahnya, suaranya bu ",  lalu ibu menjawab " sudah saatnya kamu mengetahui semuanya nak, ayahmu sudah pergi meninggalkan ibumu dan kamu nak sejak kamu berada dalam kandungan ibu yang berumur 3 Bulan, ayahmu sudah tidak perduli lagi kepadamu nak, dan sepertinya ayahmu sudah lupa dengan kita nak " di situ ibu pun meneteskan air matanya dan aku pun semakin sedih setelah mengetahui semuanya dan langsung memeluk ibu tercinta. Jujur aku iri kepada teman-teman ku di sekolah mereka diantar dan dijemput oleh ayahnya dan mencium salah satu tangan ayah mereka di situ aku pingin merasakan rasanya Kasih sayang dari sosok ayah. Dan apabila aku bertemu dengan beliau di dalam mimpi atau pun dalam kehidupan nyata dengan jangka waktu 5 menit saja aku sangat menghargai waktu itu dengan sebaik- baiknya karna waktu sangatlah berharga buatku, dan aku pun langsung memeluk beliau, bicara dengan beliau, mencium tangan beliau dengan Kasih sayang yang sama seperti aku menyayangi ibuku dan bertanya " kenapa engkau meninggalkan kita berdua? kenapa kau tega meninggalkan kita berdua? kini anakmu sudah dewasa ayah apakah kau tidak ingin melihat anakmu tumbuh dewasa ayah? ". Akan tetapi semua itu tidaklah terjadi kepadaku tapi meskipun tidak akan terjadi aku akan selalu mendoakan mu ayah tercintaku aku sangat berharap kedatangan mu ayah.

Surat Kecil untuk Ayah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang