Pilihan Kedua

107 6 12
                                    


Aku lelah jadi pilihan kedua
Aku juga perempuan. Sama sepertinya
***
Perkenalkan nama ku Keysa Atavani. Umur ku 17 tahun. Iyaa saat ini aku sedang duduk di bangku kelas 3 SMA. Sebentar lagi aku akan tamat. Ini sekilas cerita cinta ku yang begitu tidak mengenakkan. Pernahkah kau mencintai seseorang yang hanya meletakkan mu sebagai pilihan.
Saat dia bosan maka dia akan menemuiku, saat seseorang yang diinginkannya mencampakkannya maka dia akan datang kepadaku bagai tak ada rasa bersalah. Sakit. Pasti. Aku bahkan berulang kali berpikir kenapa aku masih bertahan dengannya. Padahal sudah jelas aku ini menjadi pilihan kedua.

Aku masih setia dengan cappuccino ku sambil mengerjakan beberapa tugas yang sebenarnya masih lama untuk dikumpulkan. Setidaknya aku tidak mati bosan menunggunya disini. iya dia, orang yang menjadikanku pilihan kedua dihatinya. Satu pesan masuk. Aku segera membuka hp ku

Wilan
Key, maaf ya aku gak bisa datang. Mama nyuruh ngantar ke bandara

Aku hanya dapat tersenyum miris. Kali ini alasannya adalah memgantarkan mamanya. Aku tidak bodoh, beberapa kali aku melihatnya bersama gadis itu. Padahal saat itu kami memiliki janji untuk bertemu, aku segera menutup laptopku dan memasukkannya kedalam tas. Aku meletakkan beberapa lembar uang diatas meja dan beranjak pergi. 1 jam yang sia-sia demi orang yang menyia-nyiakanku

Setelah selesai mandi aku segera beranjak ketempat tidur untuk mengistirahatkan hati,pikiran dan fisikku yang lelah. Tapi baru saja aku akan menarik selimut telepon ku bordering. Aku melihat siapa yang mengirim pesan. Ternyata Wilan.

Wilan
Key, udah tidur?

Beberapa detik aku menatap pesan itu dengan pandangan kosong hingga dengan sendirinya jariku mengetik dengan licah jawaban belum dan mengirimkannya kepadanya. Selalu seperti ini, sulit untuk mengabaikannya. Dan selalu seperti ini ia akan lama membalas pesanku. 15 menit berselang dia membalas pesanku

Wilan
Bagus deh. Mau lollipop gak?

Aku tersenyum dengan sendirinya dan mengatakan bahwa aku mau. Siapa yang tidak mau dikasih makanan manis bernama lollipop itu dari orang yang kita cintai

Wilan
Yaudah besok disekolah aku kasih. Tapi lewat neyra ya

Senyumku redup. Selalu seperti ini, saat dia ingin memberikan sesuatu pasti melalui neyra. Teman sekelas kami. Iya, aku dan dia sekelas tapi dia tak pernah mau memberiku secara langsung. Bahkan di medsos dia sangatlah romantis, berbeda di kenyataan. Dia bersikap seadanya. Kecuali dengan Deviana, murid kelas sebelah yang ku tau dari teman dekatnya bahwa Wilan menyukainya dari kelas 10. Lalu aku ini apa?.

Keesokannya saat disekolah, pada saat jam istirahat neyra datang ke meja ku dengan senyum lebarnya

"keyla sayang. Buat kamuuuu"
dia memberikan ku 3 permen lolipo besar berwarna warni. Aku menerimanya dan menanyakan dari siapa hanya untuk berbasa-basi

"dari Wilan. Udah aku sampein ya. Eh gak ke kantin?"
aku menggeleng. Dia pun berlalu pergi. Aku menatap lollipop yang ada ditanganku. Bahagia? Pasti ada. sedih? Ada juga. Apa sulitnya memberi secara langsung, apa dia takut deviana tau kalau ia memberikan lollipop kepadaku.

Hari ini 3 kelas dari 12 kelas tingkat akhir berolahraga ke alun-alun dikotaku. Setelah mengganti baju dikamar mandi dengan temanku, aku keluar kelas terlebih dahulu. Itu dia, wilan. Dia menatapku lalu tersenyum. Baru saja aku ingin membalas senyumnya dia berpaling karena deviana memanggil namanya. Wilan menatapku sekilas lalu pergi. Sakit. Sangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pilihan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang