PROLOG : Unpredictable Meeting

60 8 10
                                    

I met her for the first time

I saw her smile and laugh

Dancing with all the blooming flowers

Shining brighter than the sun

Warm and stronger than the stone

I feel my heart beats faster than it used to be

When her eyes are starring at me,

Something inside me trembeling

And that's when i realize that it might be a love
——————————————————

   Satu - satu nya yang terlintas di fikiran Julie saat ini adalah menenggelamkan diri nya ke dalam tumpukkan daun - daun sisa pohon oak yang berguguran musim lalu. Menaiki ayunan yang terpasang di batangnya dan berayunan setinggi mungkin sambil menikmati desiran angin yang menerpa kulit wajah serta menerbangan rambut pirang panjangnya. Kemudian, ia akan bersembunyi di balik semak - semak seraya mengamati para murid asrama Harrisson yang berlalu lalang tak jauh dari tempat yang menjadi favorit nya untuk menghabiskan waktu. Halaman belakang asrama yang dipenuhi pohon oak dan sycamore rindang yang selama hampir 1 tahun terakhir selalu menjadi tempatnya menyendiri. Tempat nya menanti seseorang yang sejatinya tidak akan pernah bisa datang.

   Seseorang itu sudah berada ditempat yang sangat jauh dan begitu mustahil bagi nya untuk kembali. Seseorang itu kini serupa angin, tak tampak, tak tersentuh akan tetapi masih begitu terasa eksintensinya. Seseorang itu kini hanya tinggal jiwa tak terbalut raga. Seseorang itu telah pergi, meninggalkan nya menyusuri cakrawala tak berujung tanpa jalan kembali.

   Kini Julie hidup dalam imajinasi nya sendiri, berusaha menyangkal kenyataan pahit menyakitkan yang menggelung hatinya hingga menimbulkan sesak. Ia tak mempercayai apapun yang orang - orang katakan. Baginya seseorang itu hanya tengah bersembunyi dari jauh sambil memperhatikannya yang masih setia menunggu sosok itu keluar seraya menatap nya dengan seringaian jahil lantas menyambutnya dengan pelukan hangat.

Ia hanya perlu memejamkan matanya sejenak sembari menghitung 1 hingga 10, menghirup udara sedalam mungkin hingga memenuhi paru - paru nya. Lalu menghembuskannya seiring dengan mata nya yang terbuka perlahan - perlahan lalu membiarkan sepasang iris abunya menjelajahi setiap sudut halaman asrama di depannya, berharap sosok itu akan muncul dan menghampirinya sambil tersenyum lebar.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10..

   Tidak ada.

   Lagi - lagi sosok itu tidak muncul, seolah ia masih betah berdiam diri dibalik persembunyiannya untuk menguji sejauh mana gadis itu tahan menunggunya. Julie kembali meyakinkan dirinya untuk menunggu sosok itu lebih lama lagi, dia hanya perlu bersabar sambil menyibukkan diri dengan memainkan kakinya pada tumpukkan daun yang telah menggunung di samping batang pohon besar tempatnya berdiri bersandar.

   Ia tertawa lebar saat daun – daun itu menghujani rambut dan wajahnya sesaat setelah ia menendang tumpukkan daun itu hingga beterbangan dan berserakan kemana - mana. Seketika ia menghentikan tawanya ketika terdengar sebuah seruan keras yang berasal dari belakang punggung nya. Ia tersenyum, suara itu sangat mirip dengan milik seseorang yang tengah di nantinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Frozen Heart in Warm BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang