Alony POV
Dear diary,
Dalam kesunyian aku berharap. Semua akan berakhir dengan hitungan detik. Namun aku hanya bisa tertawa mendengarnya. Karena terasa mustahil jika aku berharap banyak. Semua. Ibuku, ayahku, adikku,Nenek bahkan diriku sendiri membenci diriku. Sempat aku berfikir. Mengapa aku harus hidup jika aku tak pernah dianggap ada? Bukankah aku tidak meminta agar aku hidup?
"Lony!!" teriak seseorang memanggilku. Bagiku itu adalah suatu panggilan yang tak bisa kubantah barang satu detik pun.
Dengan cepat aku menutup buku diary ku.
"Iya ibu, sebentar.."Jawabku lalu bergegas menemui ibu.
"DARI MANA SAJA KAMU!"Bantahnya saat aku memenuhi panggilannya. Kulihat Anata sedang membaca majalah dan sesekali menatapku sinis.
"Ma-maaf bu.."jawabku terbata bata. Menurutku jika aku menjawab kalau aku tidak bisa bergerak cepat karena luka yang telah dibuat-nya di daerah kakiku, ia tidak akan mendengarnya. Dan pasti akan berakhir dengan kekerasan.
"Kali ini ku maafkan!Oh ya, Besok kau sekolah di SMA International School, jangan sampai terlambat. Bajumu sudah di siapkan oleh Bi Hana,"ucapnya angkuh.
Sekolah? Untuk apa aku sekolah? Toh aku juga tak akan berguna dalam hal apapun.
"WHAT?! Kenapa dia sekolah bu?? Oke. Aku terima dia bersekolah. Tapi kenapa harus sekolah yang sama denganku?! Apa kata teman temanku kalau dia adalah kakakku?!" ucap Anata marah.
Degh.
Itu adalah hal menyakitkan yang selalu ku makan setiap hari. Namun ini adalah hal yang sangat sangat menyakitkan. Adikku sendiri tak mau mengakui bahwa aku adalah kakaknya sendiri.
"Ta-tapi.. Kenapa a-aku harus sekolah?" tanyaku takut takut.
"Jangan membantah! Kau ingin aku terlihat buruk didepan semua tetangga karena dirimu?!"tanyanya.
"Ta-tapi.."
"JANGAN MEMBANTAH KU BILANG!"Ucapnya. Kali ini dia menjenggut rambutku lalu mendorongku hingga tersungkur dilantai. Ini adalah hal biasa yang sering ibu lakukan padaku. Bahkan biasanya lebih parah dari ini.
"Ba-baik bu.."Ucapku lalu bangkit dan pergi ke kamarku.
Author POV
Hari ini Alony mulai bersekolah. Dari jam 5.30 ia sudah bersiap siap. Ia tak ingin telat dan mendapat pukulan dari sang ibu lagi dan menjadi pusat perhatian karena banyak yang melihat luka-nya.
Tok..tok..tok..
"Non.." suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Alony.
"Masuk aja bi, gak di kunci kok,"ucap Alony seakan akan hafal dengan suara sang pengetuk pintu.
Clek..
"Non.. Ini bibi bawakan sarapan untuk non Lony.. Jangan sampai non lony kelaparan di hari pertama sekolah.."ucap Bi Hana sembari memberikan nampan berisi sepiring roti bakar dan segelas susu putih.
"Siap!" ucap Alony menunjukkan posisi hormat ke Bi Hana.
"Yasudah.. Bibi ke dapur dulu ya non.. Jangan lupa sarapannya dimakan,"Ucap bi Hana mengelus rambut Alony.
Alony mengangguk sambil tersenyum tulus ke arah bi Hana.
--------------------------------------------
Chapter 1 selesai.. Btw kalian terserah mau manggil Alony dengan sebutan apa aja. Aloni, Alowni, Eloni, apa aja bebas😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Scared to be lonely
Teen FictionSeperti matahari engkau menghangatkan. Seperti api engkau mencairkan. Dimulai dengan kehidupan suram, engkau datang. Merubah segalanya. Menghangatkan suasana. -Alony