D: Pelangi Dan Rain

23 5 0
                                    

Genre or Tema: Cinta/ Harapan/ Pengorbanan/ PenyesalanWords; 400-500

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genre or Tema: Cinta/ Harapan/ Pengorbanan/ Penyesalan
Words; 400-500

Matahari ikut bergembira, menelisik cahaya tanpa ragu dan berangin layaknya, air melengkapi sebuah pohon.

Lalu, aku disini duduk dan menikmati sepoian angin dan memandangi ombak yang terus-menerus mengajakku berada di sana.

Ku disini
Dengan seseorang yang membuatku terbelah ingin memperjuangkan hatiku untuknya.

Rain.
Tampak lemah tapi tidak, ia sekuat hujan menopang kesedihannya.

Bahkan, hujan saja mampu menangis, setelah ia mengenang berbagai masalah hingga kenangan.

Lalu, salahkah kita menangis saat sudah tak mampu?

***

Fian, boleh aku bertanya sesuatu? Menurutmu, apa yang membuat seseorang diminati baik dikagumi, walau seseorang itu tak menarik dan tak memiliki apapun?' Ucap Rain dengan diiringi suara lembut merdunya, yang mampu membuatku tak fokus dengan perkataannya.

'Bagiku, seseorang yang menarik dan berbeda layak dikagumi, tapi, kita semua terlahir berbeda dan memiliki citra menarik sendiri-sendiri.
Menurutku, tak perlu terlalu berharap kita dikagumi, karena apapun yang kita lakukan dengan hati tanpa memikirkan apapun, baik timbalan. Akan membuat kita menarik dan dikagumi. Aku yakin, kamu bisa seperti itu juga, Rain. Yang harus kamu lakukan adalah, melakukan sesuatu dengan niat baik kamu. Seperti pelangi.' Ucapku lembut.
'Tentu. Aku selalu percaya denganmu Fian. Terima kasih'

Namanya, Rain. Dia adalah perempuan pertama yang menjejaki hatiku, menelaah dan mencabik perasaanku jauh, tak pernah merasa begini. Membuatku gelagapan menghadapinya.

Senyumnya yang seindah dan se-berharga berlian, membuatku selalu ingin membuatnya dan melihatnya tersenyum.

Ketulusan hatinya, yang membuat siapapun kagum dengan sosoknya, tak mampu membayangkan, ada seorang malaikat tak bersayap nyata di hadapanku, dan hadir dalam hidupku. Walaupun, ia sudah tenang sekarang disana.

Namanya Rain, tapi ia tak menyukai sesuatu yang berair layaknya hujan, ia lebih menyukai pelangi. Pelangi, seperti kata dia, selalu hadir disaat kesedihan berlalu.

Kau tahu? Kata dia, pelangi itu mengobati hujan. Hujan datang membawa kenangan serta kesedihan.

Tetapi, pelangi hadir setelah kesedihan dan kenangan itu menghanyut di pikiran kita.

Pelangi, menyembuhkan kita dari kenangan dan kesedihan itu. Saat kita, terhanyut akan kesedihan saat hujan datang, pelangi lalu hadir. Dan dengan melihatnya, kita mampu tersenyum lebar, takjub dan kembali ke kehidupan kita.

Karena Rain, setiap aku merindukannya, aku selalu mencari dan melihat pelangi. Sambil mengulang di otak beberapa kenangan dengannya. Sangat menyejukkan hati.

Karena Rain, aku menjadi travelling, yang mencari banyaknya pelangi di muka bumi ini. Aku menjadi fanatik terhadap pelangi.

Tetapi, karena Rain juga aku tak mampu hidup tanpa ia.

Biarkan, kecelakaan itu merengutnya, disaat hujan deras ia terjatuh di jurang. Ia benar, hujan itu tak indah! Ingin daku meluluh-lantahkan hujan! Menghilanginya! Hujan telah merengut sesuatu yang berharga, lagi.

Karena Rain, aku membenci hujan, membenci kehadirannya.

Pelangi mampu menyebarkan kebahagiaannya setelah hujan, bukankah pelagi sekuat itu?

Karena aku tak sekuat itu.

Rain, aku akan menyusulmu. Hujan ini kan yang membunuhmu?! Lalu, aku pun akan terjun ke jurang ini! Dalam hujan deras sialan ini! Menemukanmu! Hidup dalam pelangi kita, dan tak ada hujan lagi.

Pelangi. Terima kasih. Kau menguatkanku.

***

Kumpulan One Shoot Dan Drabble EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang