Haloo semuaa! Hari ini hari super spesial buat Uke-sama kita tercinta
Yak. Yak... siapa lagi kalau bukan HIJIKATA TOUSHIROU~ !!!
*nyanyiin lagu PIBEDE bareng*
*nyanyiin lagu tiup lilin bareng*
*potong kue bareng*
*suap-suapan* (?)
Itu aja Intro-nya, sekarang lanjut ke FF nya langsung ya, ini hadiah aku untuk Mami-ku tertjintah, dan buat kalian semua yang merayakannya juga (?) ! Happy Reading ~~
-- GINTAMA milik Sorachi --
*!!!ADULT CONTENT!!!*
#D-7
Suasana kota siang itu begitu ramai seperti biasanya. Banyak orang berlalu-lalang dan melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang sedang asik ngobrol di pinggiran jalan bersama temannya, ada nenek-nenek yang sedang menemani cucunya untuk membeli permen di suatu toko yang dijaga oleh seorang kakek yang terlihat sama tuanya dengan si nenek, dan ada sepasang pria yang sedang asik duduk di suatu kedai dango;
yang satu bersurai perak menikmati dango normal dalam sekali lahap, sementara yang lainnya sedang asik menorehkan cairan kuning kental di atas dango yang ia pegang dengan wajah yang antusias.
Pria bersurai perak hanya mengamati orang di sebelahnya dengan tatapan jijik tapi penuh kehangatan, entah karena hatinya, atau karena cuaca siang itu yang cukup terik.
Menyadari dirinya diperhatikan, pria bersurai hitam itu menoleh ke arah pria bersurai perak dengan mulut yang penuh dengan dango dan berkata, "ada apa melihatku seperti itu?"
Selagi menunggu jawaban, ia menyelesaikan kunyahan dango di mulutnya lalu menjilat jemarinya yang lentik. Ia membiarkan lidahnya terjulur keluar sedikit yang membuat pria bersurai perak melongo dan blushing.
"Oi-oi, Hijikata-kun? Kau sadar apa yang kau lakukan itu? Apa kau sedang berusaha menggodaku hah? Kau pikir di tengah keramaian ini aku tidak berani menyerang dan menerkammu?" kata pria itu dalam hati. Daripada mengatakan apa yang ada di kepalanya, ia justru berkata,
"Tidak, bukan apa-apa," pria bersurai perak menyeruput tehnya pelan, berusaha menenangkan hati kecilnya yang berdegup tak karuan.
Mendengar jawaban itu, Hijikata hanya melirik heran ke arah Gintoki, lalu kembali melihat ke arah jalan di depannya yang ramai. Untuk beberapa saat keheningan menyerang keduanya, seolah mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Ngomong-ngomong..." Hijikata memulai percakapan kembali dengan nada datar.
"Hmm...?"
"Minggu depan kamu sibuk?" tanya Hijikata ragu.
Untuk sesaat, Gintoki terdiam, berpikir. Ia ikut memperhatikan jalanan yang ramai dengan orang-orang sambil menatap kosong.
Kesal dengan lawan bicaranya yang tidak langsung menjawab pertanyaannya, Hijikata nyeletuk, "oh iya, orang pengangguran sepertimu mana mungkin sibuk, yah?"
"Apa kau bilang? Gini-gini bisnis Gin-chan cukup laris tau? Kemarin saja kami sudah dapat permintaan dari klien dan dibayar cukup besar," katanya bohong. Bukan soal ia mendapat permintaan dari klien, tapi soal bayarannya.
"Oh, Tuan yang semakin tenar dan semakin sibuk," Hijikata cemberut sambil mengeluarkan rokok dan menyulutnya.
"Kamu sendiri bagaimana, Tuan Wakil Komandan super sibuk yang bahkan tidak punya waktu untuk berkencan dengan kekasihnya saat malming?" celetuk Gintoki yang mengakibatkan Hijikata tersedak hingga menjatuhkan rokok dari mulutnya.
Gintoki hanya terkekeh melihat reaksi dari kekasihnya yang super imut itu, setidaknya itu lah yang tergambar dipikirannya sekarang. Maklum lagi kasmaran.
"Kau tau Shinsengumi harus selalu bersiaga dikala yang lainnya bersenang-senang bukan? Apalagi saat kondisi yang tidak stabil ini," katanya pelan, mata birunya terlihat kosong dan Gintoki menyadari itu.
Perlahan, Gintoki menyentuh tangan Hijikata yang sedari tadi ada di sampingnya. Mendekap tangan itu dengan lembut yang membuat si pemilik tangan merasakan kehangatan mengalir melalui tangan menuju ke hatinya. Wajahnya pun sedikit memerah.
"Pastikan jadwalmu kosong hari itu, oke?" Gin tersenyum ke arah Hijikata. Hijikata mau tak mau harus menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan malu, lalu mengangguk sedikit mengiyakan.
Meskipun jalanan sedang ramai dilalui orang, Gintoki tetap menggenggam tangan Hijikata, tidak peduli. Begitu pula dengan Hijikata, ia tidak mengelak sama sekali karena ia sendiri menikmati kehangatannya.
Beberapa saat seperti itu, Gintoki tiba-tiba tersadar.
"Hei, sudah jam berapa ini? Sudah waktunya kamu balik ke markas bukan?" kata Gintoki memecah lamunan dan menarik tangannya dari tangan Hijikata.
Hijikata yang merasa sedikit kecewa karena sikap Gintoki pun menarik kerah kimono kekasihnya dan menenggelamkan wajahnya di bahu yang lebar itu.
"Sebentar lagi," katanya manja.
Gintoki kaget dengan sikap Hijikata yang cukup aneh hari ini. Gintoki segera menarik Hijikata dan membawanya ke gang kecil yang sepi. Sebelumnya ia berteriak ke pemilik kedai dango kalau mereka ngebon dulu.
"Berterima kasih lah kepada Gin-chan yang peka ini. Kalau di sini aman," katanya sambil memeluk erat kekasihnya itu dalam dekapannya.
Hijikata menikmati kehangatan itu lagi, ia merasa sangat nyaman berada di sana. Ia selalu merasa tenang setiap kali didekap oleh kekasihnya itu. Tidak peduli walaupun bau lelaki di hadapannya saat ini manis menyengat, ia menyukainya dan akan selalu menyukainya.
Mereka tetap seperti itu untuk waktu yang cukup lama. Sesekali Gintoki memberi kecupan ke kening Hijikata, sesekali ia membenamkan wajahnya di rambut yang hitam dan halus itu untuk menghirup aromanya.
Sementara Hijikata terus meringkuk dalam pelukannya seperti anak kecil. Hal langka untuk dilakukan oleh seorang Wakil Komandan Iblis yang sangat terkenal dan sisi manja ini hanya diketahui oleh Gintoki seorang.
Tiba-tiba, Hijikata mengangkat wajahnya dan menatap Gintoki lekat-lekat. Diperhatikannya mata merah itu baik-baik, lalu perlahan ia menyentuh pipi pria itu dengan lembut dan mendekatkan wajahnya.
Cup!
Bibir mereka kini bertemu. Ciuman yang penuh kehangatan, tanpa nafsu. Gintoki membiarkan bibirnya dicumbu untuk beberapa saat oleh Hijikata sambil terus mengeratkan pelukannya, sementara kedua tangan kekasihnya melingkar di lehernya dan mengelus rambutnya yang keriting.
Mereka sangat menikmati momen ini.
Entah sudah berapa lama berlalu, Hijikata pun menyudahi ciuman itu. Saat bibirnya dijauhkan dari bibir Gintoki, terlihat benang saliva membentang dari bibir mereka. Gintoki mengusap bibir Hijikata yang wajahnya sudah memerah sampai ke telinga.
"Sudah selesai charging-nya?" goda Gintoki.
"Hmm"
"Yeyy... Gin-chan hebat," Gintoki berlagak seperti anak kecil, sementara Hijikata hanya membuang mukanya karena malu.
"Kalau begitu, aku pergi dulu," Hijikata pun melangkah meninggalkannya.
"Sampai jumpa," kata Gintoki kemudian sambil terus memandangi punggung kekasihnya itu menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Otanjoubi Omedetou, Mayora13-Sama!
FanfictionDi hari ulang tahunnya kali ini, Hijikata ingin sekali menghabiskan waktu seharian berdua dengan kekasihnya yang bodoh itu. Setidaknya, itulah yang ia pikirkan bahkan sejak seminggu sebelum hari ulang tahunnya. Tapi apadaya, kenyataan tak seindah ha...