Tempat apa ini??
Warnanya serba putih, ada selang kecil yang menghubungkan tangan kiriku dengan wadah berisi cairan yang ada diatasku. Sepertinya aku sedang dirawat di rumahsakit.Kulihat Ibu, dia meneteskan air mata, "syukurlah sudah sadar", katanya.
Ibu juga bilang kalau aku demam tinggi, kemudian dia menelfon Ayah. Selama menanti kedatangan Ayah, Ibu menawariku banyak makanan, tapi aku malas. Aku bahkan bingung mau berbuat apa. Ibu juga bilang kalau Ayah sedang membeli sepatu baru untukku, tapi aku tidak percaya karena Ibu dan Ayah sering sekali berjanji.Tidak lama kemudian Ayah datang, dia membawa sebuah kotak lalu membukanya didepanku. Isinya adalah sepasang sepatu berwarna hitam. Tanganku yang sulit sekali digerakkan ini dengan susah payah berusaha meraih sepasang sepatu itu. Sepatu ini mirip sekali dengan milik temanku. Tampak nyaman, bagus dan kuat.
Aku sangat senang. Akhirnya aku tidak perlu lagi memanggang sepatuku didepan tungku, kakiku tidak akan basah dan sakit lagi, karena sepatu baruku ini tidak terbuat dari kain. Aku bisa bermain lompat tali dengan teman-teman lagi.
Aku senang sekali membayangkannya.
Tapi kenapa.. kenapa tiba-tiba tanganku jadi kaku begini, seluruh tubuhku rasanya panas dan tidak bisa digerakkan. Sepatu baruku jadi jatuh. Firasatku mengatakan, rasanya aku tidak akan bisa memakai sepatu baruku ini.
Samar-samar aku dengar suara Ayah dan Ibu memangil-manggil dokter berkali-kali, kemudian aku dengar suara yang tidak aku kenal berkata "ini akibat tetanus yang..." dan aku pun tidak mendengar apa-apa lagi.
Aku hanya melihat seorang laki-laki dewasa berpakaian serba putih tersenyum kearahku, dia mengulurkan tangannya, entah kenapa aku menyambut uluran tangannya. Dia menuntunku, dan tiba-tiba aku sudah berada di sebuah taman.
Taman yang sangat indah. Membuatku ingin bermain disana..
Oh tidak.. sepatu baruku ketinggalan! aku hendak kembali, namun laki-laki itu menahanku lalu menyodorkan sepasang sepatu berwarna putih. "ini lebih baik", katanya.
Ah benar.. sepatu ini lebih baik, aku langsung memakainya, lalu berlari masuk kedalam taman.
Dan aku pun tahu.. bahwa sepatu putih ini akan selalu menjadi milikku dan tidak akan pernah rusak.
Dan aku pun sadar.. bahwa aku telah berada di dunia yang berbeda dari duniaku yang dulu, disebuah tempat yang damaiTerima kasih Ayah Ibu sudah menepati janji untuk membelikanku sepatu baru walau disaat-saat terakhirku
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu Baruku
General Fiction(completed) Hanya sebuah keinginan sederhana Raisa, sepatu baru