68 28 22
                                    

Hujan membasahi bumi yang sudah gelap, mengiringi langkah pulang Chaeyeon, membuatnya mempercepat langkah. Sesekali Dia sengaja memijakkan kakinya pada kubangan, membuat genangan itu memuncratkan airnya. Mengabaikan rasa dingin yang menjalar ke kulit. Sejenak Chaeyeon melupakan kejadian sebelumnya yang sudah sering terjadi dalam hubungannya dan sejenak melupakan rasa nyeri dipipi kiri akibat tamparan yang kekasihnya berikan. Sambil tetap berjalan, dia memeluk tubuhnya dendiri agar rasa dingin yang menjalar sedikit berkurang.

Masih terngiang kalimat yang dilontarkan Min Yoongi yang notabene adalah kekasih Chaeyeon.

"Pulang aja sendiri gue masih ada urusan"

Tapi Chaeyeon yang tidak mau pulang sendiri ;karena tahu bahaya yang akan terjadi di jalanan sepi dan gelap seperti ini, tetap meminta Yoongi untuk mengantar sampai rumah. Hey! Siapa yang mau ditinggalkan di pinggir jalan dan rumahmu masih jauh?.

"Apa kamu tega ngebiarin pacarmu, yang gendernya adalah perempuan jalan sendirian. Dan kamu lihat kan? Jalannya masih jauh dari rumah aku Yoon"

"Kenapa emang? Biasanya lo juga kan keluar malem, pulang tengah malem"

Drrtt..Drrtt..

Yoongi melihat ponselnya. Siapa yang meneleponnya malam malam begini. Tapi Yoongi tahu, siapa lagi kalau bukan anak gengnya.

"Kenapa?"
...
"Iya"
...
"Iya nanti gua kesana"
...

Tuutt

"Dari siapa? Geng kamu?"

"Sana lo pulang aja sendiri"

"Kenapa kamu ga nganterin aku dulu? Palingan juga sebentar kalo pake motor kamu."

"Ga, gue lagi buru buru."

"Kadang aku mikir Yoon. Apa kamu itu beneran sayang sama aku? Apa aku itu beneran pacar kamu?" Gue menarik nafas dalam dan mencoba mencegah air mata yang semakin lama ingin keluar.

"Kamu itu perlakuin aku kaya boneka. Kamu selalu kasar, ga pernah ada waktu berdua. Dari awal kita pacaran selalu kaya gitu. Terus kamu nembak aku, macarin aku itu buat apa? Buat gaya? Buat pamer ke geng kamu, kalo kamu udah punya pacar? Hah!?"

"Oh aku tau, aku ini cuma bahan taruhan kalian dan sialnya kamu kalah dan dengan terpaksa kamu pacaran sama aku. Iya kan Yoon? Iyakan? Jawab aku Yoongi!"

Plak!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Chaeyeon. Dia memegangi pipinya dengan mata yang berkaca kaca.

"Gausah bacot deh jadi cewe!"
Yoongi pergi tanpa rasa bersalah.

Tidak semua hubungan asmara hanya tentang kasih sayang, saling melindungi, saling menjaga, saling mencintai atau apapun itu.

Bagi Chaeyeon, bisa bertahan dan saling percaya itu sudah cukup untuk bisa dibilang hubungan sepasang kekasih.
Dan dengan pendiriannya itu, membuatnya tersakiti secara fisik maupun batin. Namun, dia mencoba bertahan karena akan membuat hubungan mereka baik-baik saja ;menurutnya.

.

.

.

Sinar surya datang, memantulkan cahaya hingga menembus netra gadis manis bermarga Jung dan membuatnya bergerak memalingkan wajahnya. Alarm berbunyi, mau tak mau dia harus membuka mata.

Mencoba melupakan yang terjadi semalam. Walaupun dia selamat sampai rumah, tapi hatinya masih merasakan nyeri, mengingat kejadian yang terjadi semalam.

Ingin rasanya dia menghilang dari semesta. Namun, semesta tak mengijinkan. Bahkan dia harus menyelesaikan sekolahnya dan menjadi orang yang sukses untuk membantu ekonomi keluarganya. Karena dia adalah anak satu satunya.

Diruang BK SMA Ganesha

"Kenapa sih kamu gak pernah dengerin guru? Kenapa kamu selalu bandel? Kamu gak capek apa keluar masuk BK? Bikin ulah terus, dihukum terus..apa kamu ga capek?"

Laki-laki bermarga Jeon, yang sedang dimarahi oleh guru BK (karena membolos dan menggunakan vape di kantin saat jam pelajaran) ini hanya mengedikkan bahu malas. Menurutnya ini adalah hal yang sudah biasa dia lakukan. Toh jika dia dikeluarkan dari sekolah ini, dia bisa dengan mudahnya masuk sekolah lain, karena Ayahnya adalah orang kaya, pikirnya.

"Bapak akan kasih kamu kesempatan untuk berubah. Dan kalau kamu masih bandel, kamu tidak akan naik kelas. Dan sekolah lain akan saya blokir agar kamu tidak bisa pindah sekolah"

Tok..tok..
"Permisi, Bapak manggil saya ya?"

Perempuan manis, bersurai hitam kecoklatan dengan jabatan ketua kelas di kelas XI IPA 4 datang ke ruang BK.

Perempuan itu sudah dipanggil berbarengan dengan Jungkook, namun dia agak terlambat karena harus mengembalikan buku ke perpustakaan.

"Iya Jung Chaeyeon, silahkan masuk."
"Ada apa ya pak? Kenapa Jungkook juga ada disini?"

"Kamu pasti tahu, kenapa Jungkook disini"
"Dia bikin masalah lagi ya pak?"
"Iya, kamu tahu itu. Jadi begini, saya tahu kamu adalah ketua kelas di kelas XI IPA 4 dan saya dengar kamu itu rumahnya yang paling dekat dengan rumah Jungkook"
"Iya pak itu benar, tapi apa hubungannya dengan masalah yang dibuat Jungkook?"

"Begini...,
Jadi karena Jungkook adalah anak donatur utama dari sekolah ini, dan juga karena dia sudah kelas XI, saya mau memberi Jungkook toleran atau kesempatan untuk memperbaiki diri. dan saya mau kamu mengawasi selama satu semester awal ini"

"Kenapa harus saya pak? Kenapa bapak tidak panggil orang tuanya atau saudaranya?"

"Semua keluarganya sibuk di luar negeri, jadi saya pikir kamu adalah orang yang cocok untuk mengawasi tingkah laku Jungkook"

"Semua keluarganya sibuk di luar negeri, jadi saya pikir kamu adalah orang yang cocok untuk mengawasi tingkah laku Jungkook"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chaeyeon melirik Jungkook dengan sudut matanya. Setelah terancam dikeluarkan dari sekolah, Jungkook bahkan masih sesantai itu. Bagaimana Chaeyeon akan merubah Jungkook.





TBC


BINTANGNYA JANGAN LUPA SAYANG

WONDER ● JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang