Forget Me

3.6K 377 53
                                    

Malam itu agak dingin. Angin berhembus sedikit kencang disertai rintik-rintik hujan. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun, lampu kamar itu masih menyala.

Ruangan itu sangat berantakan. Di ujung tempat tidur, ada dua orang duduk bersebelahan menghadap jendela. Taeyong dan Johnny.

Sambil menggenggam tangan Johnny, Taeyong menyandarkan kepala di pundaknya.

"Taeyong," panggil Johnny lembut. Selembut biasanya.

"Hmm?"

"Taeyong, aku tahu kau mencintaiku. Tapi kau tidak bisa terus seperti ini. Kau harus mencari seseorang yang lain. Mulai mencintainya dan melupakanku."

Taeyong menegakkan lehernya.

"Apa?" Taeyong masih menatapnya. "Aku tidak percaya kau mengatakan itu, Youngho. Aku sudah terikat denganmu. Bagaimana aku bisa-"

Johnny berbalik dan menangkup kedua pipi Taeyong.

"Aku hanya tidak tega melihatmu duduk melamun, terus memikirkanku. Aku mengatakan ini karena aku sangat mencintaimu."

"Kau sudah bosan denganku," kata Taeyong datar. Kecewa.

"Tidak, kau salah, Yongie." Johnny mendekatkan wajahnya ke wajah Taeyong. "Aku hanya tidak ingin melihatmu bersedih. Aku tidak bisa datang saat kau merindukanku. Aku tidak bisa datang saat kau membutuhkanku. Kau hanya akan mengurung diri di kamar ini sambil menangis sendirian, seperti selama ini. Hatiku sakit melihatmu seperti itu, Taeyong."

"Tapi aku mencintaimu, Youngho!" Teriaknya. Sebelum kembali memelan. "Apa aku tidak boleh mencintaimu? Kau boleh pergi, Youngho. Tapi jangan paksa aku menggantimu di hatiku. Aku mohon. Aku ingin tetap memegang janjiku padamu. Aku tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi."

Tangan Johnny bergerak di pipi Taeyong. Menghapus air mata yang tanpa sadar sudah pria tersayangnya teteskan.

Taeyong terlalu lemah sampai menangis begini. Dia laki-laki!

Johnny meraih leher dan menarik Taeyong ke dalam pelukannya.

Seandainya waktu bisa Taeyong hentikan, tak akan dia biarkan malam ini berakhir. Taeyong ingin selamanya berada dalam dekapan Johnny yang hangat. 

Seandainya. Ya, hanya seandainya.

Taeyong tak mungkin bisa melakukan itu.

"Taeyong, boleh aku menciummu?" tanyanya saat Taeyong sudah sedikit tenang.

"Kau tidak perlu meminta izin untuk itu, Youngho. Aku milikmu."

Johnny melepas pelukannya. Lalu dengan perlahan mencium bibir Taeyong.  Lembut dan penuh perasaan.

Saat dia menarik kepalaya, Taeyong memandang tepat di mata. Mengiba. Memohon Johnny melakukan itu lagi untuknya.

Johnny kembali melumat bibir Taeyong. Lalu mengecup keningnya.

Taeyong tahu Johnny ingin melalukannya. Melepaskan hasrat membara di dalam dada. Taeyong mengenal Johnny. Mereka sudah sembilan tahun bersama.

Taeyong bahkan bisa merasakan sentuhannya sebelum dia tahu Johnny mulai menyentuhnya. Kehadirannya terasa sangat nyata. Tak bisa ditolak.

Kepala Taeyong terdongak, Johnny menjelajahi lehernya dengan bibir miliknya. Bermain di sana. Memberikan sensasi geli dan sengatan menyenangkan yang membuatnya mendesah. Sama seperti saat mereka melakukannya pertama kali.

"Mmmhh."

Johnny tahu Taeyong sangat menyukai sentuhannya di bagian tubuhnya yang paling sensitif itu.

Badan Taeyong bergetar. Panas tubugnya meningkat. Johnny tak pernah gagal membuatnya merasakan perasaan seperti ini. Perasaan dicintai oleh orang yang dia cintai sepenuh hati.

Ketika membuka mata, Taeyong menemukan dirinya terbaring di tempat tidur. Warna putih sprei yang kusut ada di bawahnya.

"Ngh..."

"Ahh..."

"Youngho..."

Mereka telah bersatu.

Johnny telah menenggelamkan dirinya di dalam dirinya. Taeyong memasrahkan dirinya, karena dia milik Johnny.

Johnny memeluknya erat. Taeyong bisa merasakan napas terengah-engah di telinganya.

"Apa kau bahagia, Taeyong?" bisik Johnny di telinganya.

Taeyong tersenyum puas, mengangguk. Mendekatkan badannya agar semakin merapat ke tubuh Johnny.

Johnny menarik selimut menutupi mereka. Mengecup mesra tengkuk Taeyomg dan membelai rambutnya.

Sebelum Taeyong tertidur, sayup-sayup dia bisa mendengar suara Johnny.

"Kau harus bahagia, Taeyong. Tidak denganku. Tapi dengan orang lain. Maafkan aku karena menyakitimu. Maafkan aku karena tidak bisa menolak permintaan appa untuk menikahinya. Aku mencintaimu, Taeyong. Aku mencintaimu... my dongsaeng."

Lalu Taeyong benar-benar terlelap dalam tidurnya.







vote & commentnya juseyo~

Forget Me [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang