Dust

10 0 0
                                    


Tok! Tok! Tok!

Eun Ha's POV

Aku membuka mataku. Sepertinya ada yang mengetuk pintu kamarku—tunggu, ini bukan kamarku!
Dindingnya berwarna cokelat muda, dengan sprei serba putih. Di sudut ada rak pajang dan cermin.
"Eun Ha? Tolong buka pintunya!" Seru seorang laki-laki dari luar. "Ah, Ne! Tunggu sebentar!"
Aku berlari merapikan pakaianku. Aku lupa tapi aku masih memakai celana panjang jeansku.
Aku meraih handle pintu dan membukanya.

Di depan ku ada seorang laki-laki tampan berbahu lebar. Ia tersenyum kepadaku.
"annyeong! Eun Ha, aku telah menyiapkan sarapan. Rapikan dirimu lalu turun ke bawah, ne?"
"J-jin... O-o-p-pa?" Aku agak terkejut.
Jin terkekeh. Ia lalu menepuk pundakku.
"Iya. Ah, ceritanya panjang! Sebaiknya kamu bersiap, setelah ini kita akan pergi. Pastikan memakai pakaian yang telah kusiapkan di depan lemarimu!" Katanya lalu pergi meninggalkan kamarku—bukan kamarku!

Aku berjalan menuju cermin. Mataku nampak merah dan sembab. Kelopakku tampak bengkak. Pasti aku menangis parah tadi malam. Ah, aku tidak mengingat apa-apa. Nanti saja aku tanyakan Jin Oppa.

***

Aku berjalan menuruni tangga dengan dress hitam yang dipinta Jin Oppa. Aku membawa tas ku dan mengikat rambutku.

Ternyata, di ruang makan, Jin tidak sendirian. Ada 5 orang laki-laki lainnya. Tunggu, aku mengenal mereka! Mereka adalah BANGTAN BOYS! Mereka dulu adalah geng anak-anak keren se-SMA. Yak, aku satu sekolah dengan mereka. Sekarang aku sudah kuliah, yah, baru awal-awal. Mereka adalah sunbae ku di SMA dulu. Sekarang aku tidak tahu mereka berkuliah dimana. Setahuku, mereka sibuk dengan musik mereka.

"Eun Ha kau tampak cantik hari ini! Ah, ya, silahkan duduk!" Hobi oppa mengisyaratkanku untuk duduk di bangku kosong sebelahnya. Ia tersenyum, namun senyumnya tidak seperti biasanya. Seperti dipaksakan.
Wajah yang lain pun terlihat murung. Mereka memakai jas serba hitam.

"Namjoon! Ayo ajak teman-teman mu, kita berangkat sekarang!" Seru seorang pria kepada Namjoon Oppa, aku yakin dia pasti manajer mereka. "Nah, Eun Ha, ayo ikut bersama kami," kata Hobi Oppa kepadaku. Aku mengangguk. Tidak tahu kemana mereka akan membawaku pergi.

Aku masuk kedalam mobil bersama mereka. Aku duduk di sebelah Jungkook. Rasanya agak canggung. Ia memakai earphone-nya. Lalu, Hobi oppa menepuk pundaknya. Ia berbisik kepada Jungkook. "Aish! Hyung! Kenapa harus begitu! Ini ada lagu baru dari GD-sunbaenim! Aku kan ingin mendengarkannya." Bisik Jungkook ke Hobi oppa—aku tetap bisa mendengarnya -_-

Ia lalu melepas earphonenya sambil terus menggerutu kepada Hobi oppa. "Eh, permisi, Jungkook Oppa, kemana sebenarnya kita pergi?" Tanyaku. Jungkook mendesah. "Ah, coba cari siapa orang yang tidak ada di antara kita."

Aku menghitung, Jungkook, Hobi, Namjoon, Jin, Suga, Jimin...









KIM TAEHYUNG!!!








Namanya merupakan sebuah mimpi buruk. Teror. Ancaman. Hal terburuk. Sial. Aku masih trauma. Seketika aku teringat kejadian semalam, kenapa aku menangis dan siapa yang menolongku pada saat itu. Siapa yang menghancurkanku. Siapa yang meninggalkanku. Aku menyimpan dendam dan kebencian padanya. Aku hidup sebatang kara, dan masih ditinggalkan oleh laki-laki keji sepertinya? Oh Tuhan, setidaknya berilah aku teman. Aku tidak ingin sendirian lagi. Sudah ratusan kali aku ditinggalkan. Ya, aku memang sudah terbiasa. Tapi lama-lama aku bosan! Jika terus-terusan begini. Aku tidak ingin hidup bergantung orang lain terus. Aku juga manusia. Apakah dunia sebenarnya tidak ingin tahu? Apakah dunia tidak peduli?! Ya! Tidak ada orang yang peduli! Orang hanya datang, menaruh kasih sayang kepadaku yang hanya bersifat sementara, lalu meninggalkanku seperti mainan yang sudah usang, lalu tidak mengingikannya lagi! Aku benci dunia! Aku benci semua orang! Aku benci hidup menderita dalam kesepian ini!










Dan aku membencimu, sangat membencimu, Kim Taehyung.











Tak terasa air mata mengucur deras dari sudut mataku. Jungkook segera memelukku. "Gwenchana, jebal ulji maseyo, aku disini, aku akan menjagamu. Aku akan menjadi temanmu. Aku akan menjadi pundak saat kau menangis, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu, tidak akan membuatmu kesepian, dan akan membuatmu selalu nyaman dan bahagia."
Aku memang masih trauma dengan laki-laki. Tapi pelukan Jungkook begitu hangat, dan kata-katanya begitu tulus. "Gomawo, oppa... " aku membalas pelukkannya sambil masih terisak-isak.
Hobi oppa menepuk-nepuk punggungku untuk menenangkanku. Oppa yang lain pun ikut merasa khawatir.
"Jangan khawatir, Eun Ha. Kamu sudah seperti adik kami sendiri. Kami akan selalu menjagamu. Kami berjanji." Kata Suga Hyung.








Aku masih belum percaya kepada lelaki manapun. Aku tidak ingin mereka menipuku, lalu meninggalkanku. Tidak. Aku tidak percaya. Bagaimana jika mereka tega menyakitiku lagi?










~T.B.C~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUNGKOOK : STAY WITH ME (Indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang