Chapter 01 : Starting from looking then curious

8 0 0
                                    

Ini adalah pertama kalinya keira menginjakan kaki di sekolahnya setelah libur panjang. Sekarang memasuki tahun ajaran baru dimana keira harusnya menduduki kelas 11 sekolah menengah atas.

Keira berjalan dengan santai melewati lorong menuju kelasnya. Keira bukannya tidak sadar jika banyak yang melirik nya. Hal itu akan mengejutkan jika dia masih murid baru. Selama satu tahun berada di sekolah membuatnya sadar bahwa ternyata dia menciptakan pencapaian tersendiri dimana dirinya dinobatkan sebagai anak baik tapi sering melanggar aturan atau keira sendiri sering menamainya good girl with all her violations.

Tentu saja sebutan itu tidak dengan sengaja dia buat. Tapi secara sadar dan tidak sadar dia memang melanggar hampir setiap pelanggaran yang ada di label pelanggaran mulai dari pakaian kekecilan, rok terlalu pendek, kaus kaki berwarna, bolos ke kantin, pakai aksesoris berlebihan dan masih banyak lagi.

Setelah sampai di depan kelasnya lagi-lagi keira membuat semua perhatian seluruh kelas tertuju padanya karena datang 2 menit sebelum bel masuk.

"Kebiasan nya masih ya nempel kei, coba deh lo sekali-kali travelling ke mekkah siapa tau nanti sifat buruk lo tu terhapus karna abis minum air zam-zam"

Nesa menceletuk setelah keira duduk di bangkunya. Keira hanya membalas dengan cengiran kuda seperti biasa.

"Rima mana kok gk ada?"

"Lagi ke toilet biasa pagi-pagi dah habis sebungkus nasi pecel nya madam lessi"

"Udah kebelet aja tu anak" Keira terkekeh geli.

"Sialan masa gue baru beli nasi dah di keluarin aja, kenyang dari mana coba dasar perut gue ni."

Kedua gadis tersebut otomatis terkekeh mendengar Rima datang sambil menggerutu

Lalu seorang guru masuk dan memulai pelajaran yang akan mengawali hari pertama masuk sekolah yang menurut keira akan membosankan.
***
"Gimana singapore Kei?"

Rima bertanya sambil memakan sandwich yang mereka beli di kantin. Mereka sedang berjalan menuju kelas sambil masing-masing membawa makanan di tangannya.

"Hmm?" Keira yang dari tadi fokus ke handphone pun terpaksa mendongak.

"Ya gitu gitu aja, emang mau gimana lagi ya gk kei? Palingan jalan ke universal studio, ke chinestown terus ke marina bay sands."

Nesa yang menjawab pertanyaan dari Rima dan Keira hanya mengangguk setuju lalu kembali fokus ke handphone dimana kakak pertamanya sedang memberi tau bahwa dia yang akan menjemput keira ketika pulang nanti.

"Tumben lo mau jalan jalan ke kota biasanya kan lo perginya ke pedalaman - pedalaman hutan"

"Bukan pedalaman rimaa tapi ke alam, lo tu sejak kapan sih jadi berkurang gini akal nya, salah makan roti ya jangan jangan itu roti nya cecep lagi lo makan" nesa berkata sambil menuding kepada rima.

Keira jadinya ikutan membanyangkan bahwa yang dimakan Rima adalah roti cecep yang terkenal, karena cecep yang culun selalu membawa roti kesekolah dalam jumlah yang tidak sedikit.

Pernah keira bertanya kenapa harus bawa banyak roti yang langsung di jawab "biar cukup makan roti sampe pulang sekolah" roti sebanyak itu? dimakan sampe pulang sekolah? Sampe besok juga belom habis kali mas, Keira ingat seperti itu pikirannya saat pertama kali mendengar jawaban cecep mengenai roti bawaan nya.

Lalu tiba-tiba terkekeh menyebabkan kedua temannya yang sedang cek cok memandang aneh.

"Hehe.. nggak nggak sebenernya gue juga nggak mau kali kesana klo gk kak Devan maksa gara-gara mau ketemuan sama kenalan nya. Terus dia bilang bakal nemenin jalan-jalan jauh kalo gue ikut yaudah sekalian deh"

"Oh pantes ternyata ada embel-embel nya toh" Nesa menyahuti.

"Eh gilaa baru juga diomongin udah muncul aja ganteng geng." seru Rima sambil berjalan ke arah lapangan basket membuat dua orang disamping nya terkejut.

Disana Keira dapat melihat kakak nya sedang mendrible bola sambil memutari lawan main nya.

Lalu tatapannya beralih lagi kearah pemain yang lain. Mereka semua adalah teman-teman kak Dev yang terkenal karena selain populer di kalangan anak perempuan juga tampan dan karena keluarga mereka yang memiliki nama besar.

"Biasa aja, bosen gue liat nya. Cowok cowok suka nya cari sensasi."

Nesa berjalan cepat setelah berkata demikian, mengabaikan gerombolan siswi yang masih teriak-teriak di luar lapangan.

Keira melihat punggung Nesa yang menjauh sambil menarik lengan Rima yang masih asik melihat kakak nya berjoget ala-ala pubg karena berhasil mencetak poin dengan pandangan memuja sedangkan dirinya melihat dengan pandangan aneh dan mau muntah.

Sekilas Keira melihat seluet cowok yang sedang mengoper bola ke teman lainnya. Lalu pandangan nya bertabrakan dengan mata Keira yang berada di luar lapangan, hanya sekilas lalu kembali fokus ke arah teman teman nya lagi.

Keira berhenti sesaat memusatkan pandangan ke tengah lapangan yang di halangi cewek cewek yang saling berdesakan lalu kembali berjalan mengikuti Nesa yang berjalan duluan sambil menyeret Rima.

"Lo masih aja benci sama para manusia ganteng Nes. Padahal kan merkeka tuh nggak berhak di benci gitu harus nya tuh di mintain no telpon nya."

Sahut Rima setelah mereka sampai dikelas, Nesa yang di komentari malah asik sendiri dengan bakso nya.

"Mungkin Nesa belom sembuh dari penyakit anti-cowok gantengnya. Kapan dapet cowok nya kalo gk sembuh-sembuh, sama kak Dev aja deh Nes gue ikhlas klo lo harus jadi kakak ipar gue" Keira berkata sambil nyengir memeluk Nesa.

"Enak aja, kak Devan tu cuman punya gue. Lo jangan gitu dong Kei katanya lo mau jodohin gue sama kak Dev."

"Kapan gue ngomongnya, gue gk pernah tu bilang gitu lagian mana mau jak Dev sama lo gemuk gini"

Rima yang tidak terima langsung melempar garpu mie ayam nya ke arah Keira yang tertawa keras. Mereka tertawa tanpa menyadari nesa yang sudah menegang sambil memegang sendok baksonya dengan kaku.

***
"Devan kemana? Gk ikut pulang juga?"

"Enggak kak tadi bilangnya mau kerumah kak Rafael, nggak tau ngapain palingan main" keira berkata sambil setelah mesuk kedalam mobil kak Rei.

"Kak anterin ke panti asuhan fatmawati ya. Kangen anak anak panti. Kakak kan juga udah lama gk kesana lagi."

"Kamu masih sering kesana ya, padahal kan udah mama sama papa yang ngambil urusan panti."
Kak Rei berkata sambil melirik adik perempuannya yang sibuk memainkan handphone.

"Nggak papa lagian aku kesana kalo nggak sibuk." Balas Keira cuek.

Kak Rei melirik adik nya lagi sambil tersenyum, selalu seperti itu jika di tanyai masalah panti asuhan fatmawati. Panti asuhan yang di kelola keluarganya selama 6 tahun terakhir. Keira selalu bersikap cuek dan tidak mau tau lalu bisa sangat peduli dan tidak terbantah pada saat yang sama jika membahas soal panti asuhan itu.

Kak Rei mengacak pelan rambut adik bungsunya itu yang dibalas erangan kesal oleh keira. Keira hanya diam dan menerawang jauh dari dalam kaca mobil.

.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TravelloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang