Satu.

1.2K 144 15
                                    

Aku tau aku lelah, tapi aku tetap bertahan. Entah karna aku tegar, atau karna aku terlalu bodoh



"Operrrr!!"
Teriak seorang yang sudah siap menerima bola, dan menggiring menuju gawang. Membuat penonton berteriak histeris. Bukan karena permainannya yang membuat para penonton -wanita berteriak. Tapi karena karisma yang ia miliki.

Keringat yang mengalir di pelipis pria itu membuat nya semakin terlihat tampan. Dan membuat para wanita semakin terhipnotis.

Tak ter kecuali (namakmu) karina ayasha. Dia berdiri di kursi paling depan, bahkan di tepi garis lapangan. Dengan membawa papan dengan tulisa "semangat irzan" dan teriakkannya yang membuat seantero sekolah bergetar. 'Ceilah bahasa gue.

45 menit permainan sudah berjalan.
Peluit penanda akhir dari permainan telah di bunyikan.

Tim futsal SMA TUNAS BANGSA. kembali kepinggir lapangan dan melepas penat.

"Anjir panas woi"
"Minum ku sayang mana nih"
"Anjir ini lap keringat siapa si, bau banget"
"Itu kaus kaki bego"

"Irzaaannn, mau minum ga? Nih. Sini aku elapn keringetnya" (namakamu) datang dengan ricuhnya. Memaksa irzan minum dan mengelap keringat irzan.

Tampak sekali dimuka irzan kalu dia risih.
"Lo apaan sih, gue gabutuh" irzan mencampakkan saputangan dan melempar botol minuman yang (namakamu) berikan ke bak sampah.

"Tapi kan zann..."

"Udah sana lo bikin malu aja" irzan meneriaki (namakamu) yang mukanya sudah tertunduk itu.

Akhirnya (namakamu) pergi dari lapangan dengan keadaan hati yang sedih. Tapi bukan berarti dia menyerah.

Saat melewati beberapa sisiwi yang juga menggemari ketampanan irzan (namakamu) di sinisin sama mereka.

-

"Zan lo gaboleh gitu" seseorang menepuk pundak irzan yang tengah memasang wajah masamnya.

"Dia tuh perhatian sama lo, apa apa di siapin lu kok sekolah kek bawa pembokat. Wkwkwkwk" teman teman irzan yang lain malah ikut ketawa

Ya itu lah kalimat yang membuat irzan tak mau merespon (namakmu) sering kali dia di ejek temannya. Jika tengah membicarakan hal hal berbau (namakamu).

-

"Dari mana kamu, jam segini baru pulang. Mau jadi apa?" Omel ibu dari (namakamu) saat baru saja (namakamu) masuk ke dalam rumah.

Dia memejamkan matanya.
"Yaelah ma ini baru jam 4 kali" jawab (namakamu) santai. Dan melewati ibunya begitu saja.

"kamu itu anak perempuan, pulang sekolah tuh pulang gausah keluyuran... "

"Assalamualaikum" ucapan dari ibu (namakmu) terputus saat mendengar salam dari seseorang yang baru saja datang, lalu menghampiri ibu (namakamu) dan menyalaminya.

"Ehh sayang kok tumben udah pulang, biasanya jam 5 kan ya?" Ucap ibu itu ramah ke orang yang baru saja datang.

"Iya mah les nya di cepetin gurunya mau ada urusan" jawaban itu membuat, ibu (namakamu) mengangguk tersenyum.

"Drama" ucap (namakamu) yang lansung naik ke tangga.
"Kalo sama orang tua tuh yang sopan. Udah pulang telat. Ga pernah belajar, liat dong adek kamu dia pulang sekolah langsung les, selalu dapet rangking. Lah kalo kamu. Naik pun sudah alhamdulilah"

(Namakamu) yang mendengar ucapan dari mamanya itu pun memejamkan mata dan menghela nafasnya. Dia sudah biasa di beda bedakan seperti ini. Dia memang merasa mamanya itu tak menyayanginya lagi.

Dia selalu salah, dan adiknya selalu benar. Kirani ayasha.

(Namakamu) adalah anak yang keras kepala, dari kecil dia selalu mengalah dengan adiknya, sekarang ia ingin menjadi dirinya sendiri.

Tak ada yang membelanya ketia dia dirumah, ayahnya? Jangan ditanya lagi. Selalu pulang malam dan pergi pagi. Jarang sekali mereka bertemu.

Jikapun ayahya ada waktu dan berkumpul bersama. (Namakamu) sering kali mengurungkan niatnya untuk hadir. Karna jikapun dia ada dia hanya jadi bahan omongan untuk dibandingkan dengan adiknya.

-

(Namakamu) menyandarkan tubuhnya di kasur tempat tidurnya. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

Bukan karena dia lelah telah melakukan seuatu pekerjaan yang berat. Tapi leah karena kenyataan yang tak penah sejalan dengan mimpi minpinya.

(Namakmu) mengabil hp nya di dalam tas dekat kasurnya dan melihat gambar yang ada di layarnya. Sepasang anak kecil yang tengah bermain ayunan dan tertawa bersama.

"Lo dimana sekarang? Kita bisa ga si ketemu lagi. Siapatau lo bisa bikin gue tenang. Semoga tuhan mempertemukan kita. Suatu saat nanti, entah itu di dunia ataupun di akhirat" (namakamu) tersenyum lalu mengusap foto yang ada di layar kacanya.

Bersambung.

Hai haiii. Baru sempet nulis dan baru sempet nge pos nih.

Oh iya ini cerita pertama gue, taolong di kasih saranya. Dengan komen.

Dan kasih support dengan vote.

Maaf kalo banyak typo.

Maaf ceritanya ga bagus. Gajelas, dan kalimat yang terlalu berat. Ini first gue nulis.

Salam, terimakasiihh.

-Nefelibata

Moon 🌙 (iq-zan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang