Kehidupan ini begitu membosankan.
"Istriku, Jane, telah meninggalkan dunia ini diusia 40tahun. Tapi dia sosok ceria dan bebas yg telah berusaha untuk membahagiakan semua orang" ujar seorang laki-laki yg tengah berdiri dihadapan kami semua. Dia, Papaku.
Papa sering berkata, mama menikah setelah dijodohkan pada usia 22tahun dan melahirkanku diusia 23tahun. Maksud kata 'bebas' dari diri mama adalah ketika aku beranjak dewasa, mama meninggalkan pekerjaan dirumah dan mulai belajar diberbagai kursus budaya. Akibatnya, aku harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan tidak punya waktu untuk bermain.
"Car, kamu yg tabah ya. Pasti berat mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri" ujar seorang perempuan paruh baya, biar kutebak pasti dia teman kursus mama.
"Tidak masalah, aku bisa mengerjakannya berkat ajaran mama kok" ujarku sambil tersenyum "Serahkan saja padaku" lanjutku.
Ketika pulang dari kelas dansa mama terjatuh dari tangga stasiun dan meninggal. Benar-benar kejadian konyol sampai-sampai aku tak bisa menangis.
***
"Ketika malam tiba, sang bulan mengubah bentuknya. Kumohon jangan sampai hatimu seperti itu."
"Bagus Carnaasia! aktingmu tadi sungguh meyakinkan!!!" ujar brave, temanku sekaligus sutradara dari drama Romeo dan Juliet ini.
Aku tersenyum, "thankyou! haha"
Aku pun segera mengambil minumku dimeja dan meminumnya. Sungguh capek latihan drama setiap hari, tapi aku ingin menampilkan yg terbaik dipertunjukkan nanti. Tiba-tiba Cindy datang menghampiriku.
"Car, apakah kostum juliet-mu itu sudah jadi?" tanya Cindy
Aku menggeleng lemah, "Belum, buku yg memuat desain bajunya hilang entah kemana" ujarku sambil menghela nafas.
"Bagaimana sih, waktunya sudah tinggal sebulan lagi nih"
"Oke, nanti akan kuusakan" ujarku.
Huft, bagaimana ini waktu untuk pementasan drama tinggal sedikit lagi tapi aku belum membuat bajunya. Habisnya buku yg memuat desain bajunya hilang entah kemana.
"Kak Car!" ujar Vinn, salah satu adik kelasku yg tergabung dlm klub drama. "Hari H kompetensi nanti kan ulang tahun kakak, kakak ingin hadiah apa dr kami?" lanjutnya.
"Tidak us--"
"Tidak apa-apa, bilang saja! Nanti biar aku dan teman-temanku menyiapkannya. Hitung-hitung kado ulang tahun sekaligus ucapan selamat karena kakak menjadi pemeran utama" potongnya
"Bunga, Aku mau bunga!" jawabku. "Itu impianku, Aku menginginkan tepuk tangan yg meriah dan karangan bunga usai pementasan!."
"Ba---"
"Tapi jangan bunga anyelir ya!" potongku. "Karna dulu aku ini anak baik, setiap hari aku selalu memberikan bunga anyelir kepada ibuku. Dan itulah saat-saat yg paling menyebalkan" lanjutku panjang lebar.
"Tapi kenapa kak?"
"Ibuku membiarkan bunga itu divas sampai layu. Dan itu membuatku terluka karna aku sudah susah payah mendapatkan dan merawatnya. Aku gak ingin melihat bunga anyelir karna mengingatkanku akan kecerobohan ibuku." ujarku
"Wah, jadi karna itu kakak menjadi orang yg tegar ya"
"Betul, ayo kita lanjutkan latihan lagi!" ujarku semangat, aku tidak ingin terlalu lama bersedih hanya karena ibuku. Bagiku, itu hanya membuang waktu saja.
Pada kompetensi musim panas nanti, klub drama kami ingin menampilkan drama Romeo dan Juliet. Tahun lalu aku mengurusi bagian penerangan, tapi sekarang aku terpilih menjadi pemeran utama untuk pertama kalinya. Meskipun kurasa, takkan ada yg menontonku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnation (One Shoot)
Teen FictionIbuku tidak menyayangiku. Karena jika dia menyayangiku tidak mungkin dia membiarkan bunga anyelir itu layu.