I'm too fall

1 0 0
                                    

Music sangat bermakna bagi seorang Patricia. Musik adalah tempatnya mencurahkan segala hal. Perasaannya, emosi, cinta dan semua rasa yang pernah ia rasakan. Begitupun dengan Lion, pergi dari berbagai kota ke kota lain, membuat orang tersenyum bahkan terhanyut ketika melihat ia bernyanyi dan bermain musik, itulah hal yang sangat ia gemari. Segala sesuatu yang Lion lakukan tidak pernah lepas dari musik. Hanya karena musik ia bisa membiayai hidupnya sendiri dan membuat orang tuanya tidak lagi terbeban.
Malam itu, dalam acara Java jazz festival di mall taman anggrek, disitulah dua orang yang sama-sama jatuh cinta pada musik dipertemukan.

Patricia POV
Entah kenapa saat aku melihat keseluruhan dari pria itu, tidak ada satupun alasan yang bisa membuatku berhenti menatapnya. Suaranya yang begitu merdu dan caranya memainkan gitar tersebut, serta tatapan matanya yang mengandung isyarat dan makna dari tiap kata yang keluar dari mulutnya saat bernyanyi, ahhh itu membuatku benar-benar merasa jatuh sejatuh jatuhnya. Entah apa yang aku maksudkan, aku sendiri tidak mengerti, apa aku sekedar mengaguminya? Atau aku tertarik padanya? Atau ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Aaarrghh, aku harus mencari tahu semua tentang pria itu.
"Woyy, serius amat nontonya neng?" Tukas anya tiba-tiba yang membuat konsentrasiku buyar dan langsung menatapnya tajam.
"Zefanyaa, jangan gangguin gue dong. Gue lagi serius banget nih liatin cowok itu nyanyi. Suaranya bikin gue pengen berdiri dan langsung meluk dia." Ucapku sambil sedikit tersenyum jail.
"Heh, jangan centil deh tri. Lo suka sama dia? Aduhh, kayak gak ada cowok lain aja yang suaranya bagus." Sindir anya.
"Nya, ini bukan soal bagus atau enggak suaranya, tapi keseluruhan tentang dia, itu yang gue suka." Jawabku secara dramatis. "Sssttt, ngomongnya gak usah kenceng-kenceng nengg. Lu mau seluruh dunia tahu kalo lu suka sama dia?" Jawab anya dengan sedikit membentak. "Ih udahlah, pokoknya lu harus bantuin gue buat cari tahu tentang dia yaa" pintaku dengan memasang wajah seimut mungkin. "Idihh, okelah. Tapi elu biasa aja mukanya dong jangan bikin gue jijik." "Iyaaaa deh iyaa. Sorry ya babeh" ucapku sambil berusaha tersenyum semanis mungkin ke arah anya.
"ckkkkckk" decaknyabtak peduli.

Akhirnyaa pria bersuara malaikat itu selesai bernyanyi. Ia pun berdiri, sedikit membungkuk, kemudian turun dari panggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All about musicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang