Pesan Sang Putra Raja

58 5 7
                                    

Alkisah di negeri Baghdad, Ada seorang Kakek yang sedang mencari seorang Pekerja untuk waktu 3 hari dan Seorang Pemuda yang membutuhkan pekerjaan. Setelah berjalan kesana-kemari akhirnya bertemulah Kakek itu dengan pemuda itu. Terjadilah pembicaraan diantara mereka.  "Baik Kek, saya akan bekerja di rumah Kakek, tapi saya minta satu syarat,?" Ucap si pemuda.
"Apa syaratnya?" tanya Kakek "Apabila tiba waktu sholat izinkan saya sholat sesudah sholat saya akan bekerja kembali. Gimana Kek, sanggup?" Ucap si pemuda.  "Oh, baiklah saya sanggup, dan kamu Kakek bayar sehari satu dinar," jawab Kakek. Maka bekerjalah Pemuda itu di rumah Kakek itu dengan rajin dan apabila tiba waktu sholat dia berhenti kerja, lalu melaksanakan sholat. Setelah berjalan 3 hari si Kakek terkesan dengan kerja si Pemuda ini maka ia berjanji akan membayarnya 3X lipat. "Nak, Ini gajihmu saya bayar 9 dinar, karena Kakek liat kamu Rajin," kata Kakek. Tapi apa kata Pemuda itu. "Maaf, seusai perjanjian Kakek akan membayar saya sehari 1 dinar, maka saya akan mengambil 3 dinar saja, maaf jika Kakek tersinggung," Kakek nampak kaget ia pun berkata "Ya, kalau begitu keinginanmu baiklah, nanti jika Kakek butuh pekerja lagi engkau Kakek cari" Maka berpisahlah mereka setelah beberapa minggu Kakek itu Membutuhkan Pekerja lagi. Maka dicarilah pemuda itu, meski harus mencari tanpa tujuan pasti. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya bertemulah Kakek dengan Pemuda itu. "Oh, Baiklah saya bersedia bekerja lagi di tempat Kakek, tapi bersediakah Kakek dengan Syarat yang saya ajukan?" Ujar si Pemuda. "Apa syaratnya, Nak?" Jawab Kakek
"Syaratnya, apabila tiba waktu Ashar saya minta diantarkan pulang ke rumah, kemudian apabila saya meninggal kuburkan dengan kain kafan ini, dan di saku baju saya ada batu permata berwarna hijau. Tolong berikan batu permata itu kepada Sultan Harun  Ar Rasyid sekalian dengan pesan saya. Hai, Sultan Harun Ar Rasyid hati-hati jangan tergoda oleh harta, sebab engkau akan menyesal seperti yang terjadi pada anakmu, bagaimana Sanggup?" Ujar pemuda itu sambil menanyakan kesanggupan si Kakek. "Kok, sudah memikirkan meninggal segala, tapi baiklah Kakek sanggup dengan syaratmu,?" Jawab Kakek dengan sedikit heran. Maka bekerjalah Pemuda itu di Rumah Kakek dan apabila waktu Ashar tiba Pemuda itu pulang diantarkan oleh  Kakek itu. Hingga pada suatu hari ketika Kakek mengantarkan pulang Pemuda itu. "Maaf, Kek apakah Kakek masih ingat dengan syarat yang saya ajukan?" Tanya pemuda itu
"Insya Allah, Nak" jawab Kakek singkat. "Agar Kakek tidak lupa saya akan mengulanginya lagi. Pertama apabila tiba waktu ashar saya minta diantarkan pulang, kedua apabila saya meninggal saya minta dikuburkan dengan kain kafan ini, dan ketiga di saku baju saya ada batu permata berwarna hijau. Tolong berikan batu permata itu kepada Sultan Harun Ar Rasyid sekalian dengan pesan saya. Hai, Sultan Harun Ar Rasyid hati-hati jangan tergoda oleh harta sebab engkau akan menyesal seperti yang telah terjadi pada anakmu, bagaimana Kek ingat kan?" "Insya Allah, Nak." Jawab Kakek. Setelah mengucapkan kata-kata itu Pemuda itu bersyahadat. "Asyadualla illa ha illallah wa asyaduanna Muhammadarrusulullah,"  Kemudian Ia Pun menghembuskan nafasny yang terakhir. Kakek sangat terkejut, Ia pun menguburkan Pemuda itu dengan Kain kafan yang telah Pemuda itu sediakan,  kemudian Kakek mengambil batu permata di saku bajunya, lalu pulang ke rumahnya.  Di Istana Sultan Harun Ar Rasyid mengadakan sayembara barang siapa yang bisa menemukan Pangeran Al- Mahdi akan di beri hadiah seribu dinar. Maka Kakek ingat akan pesan pemuda itu, ia pun pergi menuju istana. Sesampainya di istana, ia meminta izin terlebih dulu pada para pengawal, hingga akhirnya ia berjumpa dengan sultan. Ia menunjukkan Batu permata berwarna hijau pada sultan. "Loh, ini kan batu permata milik anak saya. Darimana Kakek mendapatkannya?" Tanya sultan "  Sebenarnya saya ingin menyampaikan pesan dari Seorang Pemuda yang meninggal kemarin bunyi pesannya begini. Hai, Sultan Harun Ar rasyid hati-hati jangan tergoda oleh harta sebab engkau akan menyesal seperti yang terjadi pada anakmu," ujar Kakek. Maka menangislah Sultan Harun Ar Rasyid. "Kek, sebenarnya pemuda itu adalah Putraku yang selama ini aku cari, batu permata itu buktinya," ujar Sultan sambil menangis. Akhirnya Kakek itu mendapatkan hadiah sayembara tersebut, Kakek itu tiap minggu ke istana untuk mengambil Hadiah sedikit-sedikit agar uangnya tidak cepat habis, sedangkan Sultan Harun Ar Rasyid tiap minggu rajin mengunjungi makam putranya. Namun setelah beberapa minggu Kakek tidak mengunjungi istana lagi karena ia teringat akan kesederhanaan Pangeran Al- Mahdi ketika bekerja di rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesan sang Putra RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang