Dua

141 15 5
                                    

"Masih inget rumah? "

Suara bernada sarkastis itu terdengar disaat adrian akan memasuki kamarnya. Seketika itu, adrian menoleh kepada si empunya suara dan kemudian mendekatinya.

"Aku ada kerjaan kemaren malem, baru selesai tadi pagi. Aku capek, buatin kopi." sahut adrian.

"Kamu kira aku gak capek? Kamu selalu memperlakukan aku seperti pembantu. Aku tiap malam selalu nunggu kamu. Apa itu gak cukup buat perlihatin perhatian aku ke kamu? Aku khawatir sama kamu pa! Kamu kemana kemarin? Gak kayak biasanya kamu gak pulang ke rumah hanya karena kerjaan. " Tanya bia dengan memegang tangan adrian.

"Sudah aku bilang, aku ada kerjaan di kantor. Kalo mau tanya nanti aja. Aku capek." balas adrian sambil menepis tangan istrinya.

"Aku tau semuanya pa! Kamu gak di kantor semalam! Kamu di rumah perempuan jalang itu kan?! " bentak bia.

"Kamu itu keras kepala! Kamu gak ada percaya sama aku sebagai suamimu! Atas dasar apa kamu nuduh aku berbuat seperti itu! Apa kamu punya bukti?! " Balas adrian tak kalah keras.

"Apa yang aku gak tahu tentang kamu! Aku tau setiap hari kamu komunikasi kan sama dia?! Aku sudah tau semuanya adrian!!! " bentak bia tak terima.

Plak.

"Lama-kelamaan kamu ngelunjak bia! Kamu harusnya tau, aku suamimu! Aku kerja buat keluarga kita! Aku gak pernah melakukan apa yang kamu tuduh ke aku tadi! Asal kamu tahu! AKU SAYANG SAMA KELUARGAKU!! " jelas adrian.

"tap...tapi___"

"Sudahlah, aku capek dengerin tuduhan kamu!" kata adrian.

Tak disangka, ada sepasang mata yang melihat kejadian tadi. Dan tak disangka juga, dia meneteskan air mata melihat kejadian tadi.

💓💓💓


Varo pov

"Bosen banget gue. Semua game gue udah tamat" keluh varo

"Vano di kamar gak ya? Jahilin dia aja deh" tambah varo

Varo keluar dari kamarnya dan menuju pintu di seberang kamarnya. Ya itu kamar kembaranya. Ketika varo akan membuka pintu, dia mendengar suara teriakan, lebih tepatnya dua orang yang saling berbicara dengan nada tinggi.

"Kayaknya pernah denger suara itu deh? " batin varo dengan polosnya.

"Gue intip ah, " kata varo.

'Aku tau semuanya pa! Kamu gak di kantor semalam! Kamu di rumah perempuan jalang itu kan?! '

"Perempuan jalang siapa yang dimaksud bunda? " batin varo.

'Kamu itu keras kepala! Kamu gak ada percaya sama aku sebagai suamimu! Atas dasar apa kamu nuduh aku berbuat seperti itu! Apa kamu punya bukti?! '

"Suasana mulai panas bung." batin varo lagi.

'Apa yang aku gak tahu tentang kamu! Aku tau setiap hari kamu komunikasi kan sama dia?! Aku sudah tau semuanya adrian!!! '

'Plak.'

"Aww.... " suara ringisan varo.

Varo melihat adegan tadi. Varo melihat ketika adrian menampar bia. Varo melihat semuanya. Dan seketika itu varo langsung berlari menuju kamar kembaranya dengan terisak.

"No, no hiks, vano, va hiks no. Buka pintu hiks cepetan no hiks." ucap varo setengah teriak dari luar kamar vano sambil menggedor-gedor pintu kamar vano.

"Cepet no hiks, lo kagak hiks kasihan hiks apa sama gue. Gue nangis hiks nih no. Lo tau kan hiks kalo tangisan gue itu hiks mahal." ucap varo lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Idiot TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang