Karena cowok yang alisnya tebel dan berkumis tipis, kalau senyum beneran bikin melting. True girls?
— Frieska Octaviana
• • •
Reyhan memarkirkan mobil tepat didepan gerbang pintu rumah Evellyn. Hari sudah menunjukkan pukul lima sore. Cewek itu segera melepas seat beltnya dan tersenyum menatap Reyhan. "Makasih ya," Ucapnya disela perpisahan mereka.
"Sebentar." Evellyn menatap Reyhan yang tengah tertuju menatap kearah rumah. Cewek itu lantas mengikuti arah pandang Reyhan dan sudah mendapati bunda beserta satpam rumah yang sudah berdiri dipintu pagar."Eve? Kamu gak apa-apa sayang?" Sorak Wenda diluar sana dengan raut wajah khawatir. Melihat itu Evellyn hanya bisa menyengir dan kembali menatap Reyhan. "Kamu mau ketemu bunda sebentar? Uhm-tapi kalau kamu gak mau, gak masalah kok." Evellyn bersiap membuka knop pintu mobil dan langsung diikuti cowok itu.
"E-eh?" Evellyn terbelalak begitu pintu mobil kemudi terbuka dan terlihat jelas Reyhan sudah berjalan lebih dulu menghampiri Wenda yang berdiri dipintu pagar menunggu mereka.Reyhan bersalaman dengan Wenda dan tidak lupa mengucapkan permohonan maaf atas kejadian yang baru saja menimpah anaknya, Evellyn.
"Begitu ya," Wanita paruh baya itu menatap khawatir Evellyn setelah mendengar kronologi dari Reyhan. "Bunda khawatir banget sama kamu Eve, tadi supir sudah jemput kamu di sekolah tapi sekolah kamu sudah sepi." Ujarnya. "Bunda kira kamu hilang."Evellyn tertawa pelan mendengar ungkapan Wenda. "Gak dong, tadi kan memang ada masalah sedikit di sekolah." Jawabnya sambil sesekali melirik Reyhan yang fokus memandang wajah Wenda tanpa memalingkan wajahnya ke Evellyn sedikitpun.
Wenda langsung memeluk Evellyn "Bunda gak sangka bakal seperti ini. Yasudah, kamu cuci badan dan istirahat," Wenda beralih menatap Reyhan yang masih menatapnya sedaritadi.
"Dan kamu," Wenda tersenyum manatap cowok itu. "Nama kamu siapa?" Tanyanya."Reyhan, tante."
Evellyn hanya bisa membulatkan matanya selayaknya baru tahu kalau cowok yang sedaritadi bersamanya ini bernama Reyhan. Ia bahkan lupa berkenalan waktu di UKS tadi.
"Reyhan, ini Evellyn." Wenda merangkul pundak Evellyn sambil tersenyum. "Ini hari pertama Evellyn bersekolah ditempat kamu," Lanjutnya lagi.Reyhan mengangguk mengerti dan memulas senyum. "Baiklah tante, kalau begitu saya pamit pulang," Cowok itu kembali bersalaman dengan Wenda dan mengucapkan selamat tinggal dengan Evellyn.
Usai memastikan mobil Reyhan melaju meninggalkan kediaman mereka, Wenda kembali menatap Evellyn khawatir. "Kamu gak apa-apa kan sayang? Atau kita ke dokter saja?" Tanyanya memastikan kondisi anak perempuannya itu baik-baik saja.
"Kamu tadi diapa-in sama teman-teman kamu? Kenapa kamu jadi terlibat tawuran anak-anak sekolah itu?" Kini banyak pertanyaan yang terlontar untuk Evellyn.
Setelah mendengar penjelasan Reyhan tadi waktu Evellyn tanpa sengaja kena pukulan tongkat oleh salah satu siswa di sekolah yang bertetangga dengan sekolah anaknya itu, Wenda syok dan meminta penjelasan langsung dari Evellyn."Tapi Eve betulan gak kenapa-napa kok, lihat sekarang baik-baik aja kan?" Evellyn menyengir berusaha menghibur bundanya itu agar tidak perlu khawatir sama kejadian yang baru saja menimpanya.
Sial juga kalau dipikir-pikir haha! Dipikirannya di hari pertamanya masuk sekolah baru akan mendapatkan kesan yang bagus dan seru. Tetapi semuanya hancur ketika niatnya yang baik mau merelai perkelahian Reyhan bersama segerombolan cowok harus berakhir nahas.Wenda memegang kedua pundak Evellyn dan menatapnya lekat. "Kamu harus jujur sama bunda, apapun yang buat kamu gak nyaman di sekolah baru ini cerita saja sama bunda." Wenda mengusap rambut Evellyn lembut. "Bunda akan lakukan apapun asal kamu nyaman dan bahagia," Wenda kembali memeluk Evellyn.
Cewek itu tersenyum dan mengangguk disela pelukan mereka. "Evellyn suka sama sekolah barunya kok bunda, tenang aja." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyhan [NEW VERSION]
Teen Fiction"Lo sih tinggal punya dua pilihan. Lo jadi pacar gue, atau gue jadi pacar lo."-Reyhan. R E Y H A N Copyright 2017 - rizkiamanda_