TWO

883 81 16
                                    

_______________________________________

Manakala hati
menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku
_______________________________________

   Sasuke menggenggam lembut telapak tangan gadis yang kini berstatus sebagai kekasihnya. Hubungan mereka yang belum genap enam bulan, namun telah menghantarkan jutaan rasa kebahagiaan bagi pemuda bersurai raven itu. Gadis berhelaian merah muda dengan senyuman terindah yang telah mengubah seluruh dunianya.

Dalam lubuk hati yang terdalam, Sasuke selalu memanjatkan doa kepada Yang Kuasa agar hubungan suci mereka takkan pernah berakhir.

Sampai kapanpun.

Hanya ada mereka.

Tidak yang lainnya.

"Aku mencintaimu," bisik pemuda itu. Menatap pemandangan yang tersaji di luar jendela besar yang terbuka lebar.

Gadis pujaannya itu tersenyum simpul, meremas lembut genggaman tangan kekasihnya.

"Aku lebih mencintaimu," balas sang gadis.

"Tidak. Aku lebih," sanggah Sasuke.

Sakura mengernyit tak suka, "Kurasa aku," balasnya.

Sasuke menggeleng pelan, "Tidak. Aku."

"Aku!"

"Aku!"

"Aku!"

"Ak--"

"Hei!" pekik Sakura kemudian. Menyadari perdebatan konyol yang telah mereka lakukan tanpa sadar.

Sakura tertawa lepas, disusul oleh sang pemuda raven. Tertawa lepas, seakan beban berat yang selama ini bertumpu pada tubuh masing-masing tak berarti untuk saat ini. Di pagi yang cerah, bertepatan pada awal musim semi, duduk di antara jendela besar nan kokoh itu, mereka melepas tawa. Saling membagi perasaan cinta.

Perasaan cinta yang hangat serta menggetarkan hati.

"Siapapun itu, baik kau maupun aku, kita saling mencintai," Sakura membisik.

"Ya," sahut Sasuke.

Sasuke memejamkan matanya ketika merasakan sejuknya terpaan angin berhembus menyentuh kulit wajahnya yang sensitif serta menerbangkan beberapa helai rambut kebiruannya.

Sakura menatap Sasuke penuh damba, tak pernah sekalipun ia menyangka bahwa Tuhan telah memberikannya takdir yang sungguh elok. Anugerah terindah yang ia miliki sepanjang hidup yang tersisa.

Namun pandangan itupun menyendu ketika menyadari suatu hal. Takdir yang lain. Yang amat meresahkan hati kecilnya.

"Sasu," panggil Sakura.

Sasuke membuka matanya, kemudian menatap ke arah Sakura yang kini telah berlinang airmata. Sontak pemuda berusia dua puluh tahun itu terkejut dan segera menghapus airmata yang mengalir dengan deras dari manik klorofil meneduhkan kekasihnya. Sasuke mendekap erat tubuh ringki Sakura, menyalurkan rasa kasih sayang teramat dalam serta kenyamanan dan perlindungan terhadap Sakuranya.

Sasuke mengusap-usap punggung kekasihnya penuh keterhati-hatian, seakan punggung itu akan rusak dalam sekejap jika dirinya tidak lembut, Sasuke pun menenangkan kekasihnya yang sedang menangis. "Ssttt, ada apa? Apa yang mengganggu pikiranmu, hm?"

Sakura menangis hebat dalam dekapan Sasuke, mencurahkan seluruh isi hatinya selama ini pada sang pujaan hati.

Sakura meremas pakaian Sasuke hingga menyebabkan kemeja biru pemuda itu kusut disertai basah oleh airmatanya.

One Shoot ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang