MOM

3.9K 372 24
                                    

Kilau jingga membias langit senja Konoha. Daun-daun beterbangan tertiup angin musim gugur. Meskipun dinginnya udara hari ini mampu membuat sekujur tubuh menggigil, namun nampaknya hal itu tak sedikitpun mengusik seorang gadis kecil yang tampak menerawang menatap riak air danau di depannya, sesekali ia lempar kerikil ke permukaan air danau yang tampak tenang tersebut.

Gadis beriris onyx itu menghela nafas, kemudian terdiam. Ingatannya kembali berputar beberapa saat yang lalu, ketika ia untuk kesekian kali nya terlibat adu mulut dengan sang Ayah.

*flashback*

"Kenapa kau memukul Boruto?"

Kalimat bernada datar itu menjadi pembuka atas interogasi antara Ayah dan anak itu.

"Dia yang duluan." Jawab sang anak dengan nada tak kalah datarnya.

Sepertinya bukan hanya rambut dan matanya saja yang mirip dengan sang Ayah, sifat nya pun mewarisi sifat Ayah tampannya itu.

Pria bermata onyx itu menghela nafas. Tangannya terangkat, menyisir poni yang menutupi sebelah matanya. Ia tatap sang putri yang kini duduk memunggungi nya, putri kecilnya itu lebih memilih menatap jalanan yang di lalui mobil yang mereka tumpangi ketimbang menatap dirinya.

"Alasan apa yang kau punya hingga membuat temanmu babak belur begitu?" Sang ayah kembali bertanya.

"Dia bukan temanku."

Jawaban datar sang anak kembali menyapa indra pendengarnya. Ayah satu anak itu terus mensugesti dirinya sendiri, jangan sampai emosinya ia ledakkan pada gadis kecilnya ini. Ia sudah lelah dengan urusan kantor yang tidak ada habisnya, ditambah sedang terjadi masalah di kantornya. Dan tadi, dia dipanggil oleh pihak sekolah karna putrinya itu berkelahi dengan teman sekelasnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Sarada? Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya." Ya, putrinya memang tidak pernah terlibat masalah disekolahnya sejauh ini. Sarada adalah anak yang pendiam dan tenang seperti dirinya, jadi apa yang membuat gadis kecilnya ini kehilangan kendali diri gadis itu?

"Aku tidak bisa tinggal diam saat mulut lemesnya itu mengatakan bahwa aku ini anak haram. Anak yang tidak diinginkan."

Onyx Sasuke seketika melebar mendengar perkataan gadis kecilnya itu.

"Dia bilang, aku tidak punya Ibu. Ya, itu memang benar. Aku tidak punya Ibu. Meski Papa selalu mengatakan bahwa suatu saat nanti Mama akan berada bersama kita, namun sampai saat ini dia belum datang juga. Mungkin Boruto benar. Bahwa aku ini anak yang tidak diinginkan. Kelahiranku mungkin adalah sebuah kesalahan bagi kalian." Sarada berkata disertai isak tangis yang keluar dari bibir mungilnya.

Sarada menangis. Hal yang jarang dilakukan oleh putrinya itu.

"Bukan begitu, Sarada." Sasuke memeluk putri kecilnya itu.

"Lalu kenapa?! Kenapa Mama tidak pernah menemuiku?!"

"Kau tidak akan mengerti."

Sarada berontak dalam pelukan Ayahnya, "Bagaimana aku bisa mengerti, jika Papa saja tidak pernah mencoba untuk menjelaskannya!" Pekiknya.

Begitu Sarada berhasil melepaskan pelukan sang ayah, gadis kecil itu pun membuka pintu mobil yang kini sudah terparkir di depan rumah mereka dan berlari entah kemana.

Didalam mobil, Sasuke mengerang frustasi tanpa mencoba untuk mengejar putrinya itu.

*flashback off*

Begitulah ceritanya hingga Sarada berakhir di tempat ini.

'Bughh'

Terdengar suara benda jatuh dari belakang sebuah pohon besar yang terdapat di danau tempat dimana Sarada berada. Seketika suara itu membuat tubuh gadis beriris onyx itu menegang.

MOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang